-->

Notification

×

Iklan

Keterbatasan Guru di Wilayah Pulau Terpencil di Pulau Sumbawa Jadi Atensi Mori Hanafi Apabila Terpilih DPR RI

Saturday, August 26, 2023 | Saturday, August 26, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-26T07:41:14Z

 

Bakal Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Nomor Urut 1 Daerah Pemilihan (Dapil) NTB 1 atau Dapil Pulau Sumbawa. H Mori Hanafi, saat menggelar silaturahmi dengan masayarakat.




Mataram, Garda Asakota.-

 


Bakal Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Nomor Urut 1 Daerah Pemilihan (Dapil) NTB 1 atau Dapil Pulau Sumbawa. H Mori Hanafi, dalam beberapa hari terakhir terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Dapilnya terkait dengan keikutsertaannya dalam mengikuti pertarungan memperebutkan kursi DPR RI.

 


“Sosialisasi terus kita lakukan dengan menyisir daerah-daerah yang ada di Pulau Sumbawa,” kata pria yang pernah menduduki jabatan Wakil Ketua DPRD NTB dua (2) periode ini kepada wartawan, Kamis 24 Agustus 2023.

 


Tak hanya melakukan sosialisasi terkait keikutsertaannya dalam Pemilu 2024, ia juga memanfaatkan kunjungannya ke Dapil NTB 1 sekaligus menyerap dan menghimpun berbagai masukan serta aspirasi masyarakat yang akan nantinya diperjuangkan ketika terpilih menjadi anggota DPR RI nanti.

 


“Disamping memang sudah ada beberapa program strategis yang sudah kami persiapkan untuk diperjuangkan nantinya apabila kami terpilih sebagai anggota DPR RI,” terang pria yang juga menjabat sebagai sebagai Ketua Umum KONI NTB ini.

 


Hal menarik yang ia temukan saat melakukan sosialisasi di daerah kepulauan terpencil di salah satu desa di Pulau Sumbawa menurutnya adalah soal keterbatasan guru pengajar ditingkat sekolah menengah pertama yang ada diwilayah pulau terpencil.

 


“Dampaknya sangat mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar. Kualitas dari proses pendidikannya juga menjadi sangat lemah,” kata H Mori.

 


Persoalan keterbatasan guru pengajar di wilayah kepulauan terpencil menjadi satu ‘PR’ besar kedepannya yang harus segera dicarikan solusinya.

 


“Salah satu solusinya adalah adanya keharusan bagi pemerintah untuk mengangkat guru-guru yang berasal dari wilayah kepulau terpencil untuk menjadi guru diwilayahnya tersebut. Termasuk Kepala Sekolahnya,” tegasnya.

 


Meskipun menurutnya soal penempatan guru sekolah menengah pertama dan lainnya itu merupakan kewenangan pemerintah daerah. Namun menurutnya Pemerintah Pusat juga tidak boleh menutup mata terhadap adanya problem seperti ini.

 


“Kementerian Pendidikan tidak boleh menutup mata terhadap adanya hal-hal seperti ini. Salah satu agenda kita kedepan adalah melakukan penyuaraan pada soal-soal pendidikan seperti ini pada semua jenjang atau tingkatan pendidikan,” cetusnya.

 


Selain solusi pengangkatan guru-guru diwilayah Pulau terpencil untuk menjadi guru diwilayahnya, solusi lainnya menurutnya bisa dilakukan dengan menerapkan standar remunerasi atau tunjangan yang sesuai agar guru-guru yang ditempatkan di sekolah-sekolah yang ada di wilayah pulau terpencil dapat betah mengajar.

 


“Hal itu juga bisa menjadi salah satu solusi lainnya yang bisa diterapkan sebagai sebuah upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah pulau terpencil,” pungkasnya. (GA. Im*)

×
Berita Terbaru Update