-->

Notification

×

Iklan

Antisipasi Dampak El Nino, Kementan RI Siapkan Beberapa Langkah

Tuesday, August 8, 2023 | Tuesday, August 08, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-08T09:59:56Z

 

Kepala Biro Humas Kementerian Pertanian RI, Kuntoro Boga Andri, saat memberikan penjelasan kepada sejumlah wartawan, Senin 07 Agustus 2023 di Kementan RI.



Jakarta, Garda Asakota.-

 

Ancaman kekeringan akibat adanya dampak terjadinya musim kemarau berkepanjangan atau El-nino mulai dirasakan masyarakat.

 

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian RI juga mengaku mulai mendorong adanya Gerakan Nasional Penanggulangan El Nino sebagai bentuk kewaspadaan dalam menghadapi dampak kekeringan akibat El Nino.

 

“Betul El Nino itu ada. Tapi kita tidak perlu khawatir karena kesiapan kita itu ada. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian sudah menyiapkan langkah dalam menghadapi El Nino ini,” terang Kepala Biro Humas Kementerian Pertanian RI, Kuntoro Boga Andri, kepada sejumlah wartawan, Senin 07 Agustus 2023 di Kementan RI.

 

Menurutnya, ancaman kekeringan yang diakibatkan oleh El Nino itu diprediksikan akan berlangsung selama tiga (3) bulan kedepan yakni Agustus, September hingga Oktober mendatang.

 

“Memasuki November itu sudah mulai memasuki musim hujan,” timpalnya.

 

Salah satu cara menghadapi kekeringan menurutnya adalah harus mempercepat musim tanam dengan cara pemilihan varietas yang tahan kering atau yang tahan dengan sedikit air seperti padi gogo, jagung, kacang tanah, kedelai, shorgum dan lainnya.

 

Solusi kedua menurutnya adalah memperkuat stok pangan.

 

“Neraca pangan kita aman sampai dengan Desember 2023. Stok pangan kita bukan hanya yang ada di Bulog, tapi juga yang merupakan hasil panen masyarakat, pedagang dan pembeli. Stok pangan kita masih surplus sekitar 2 juta ton sampai desember 2023,” ungkapnya.

 

Neraca perdagangan dalam aspek pertanian juga menurutnya berada dalam kondisi surplus positif yakni sekitar 200 triliun dengan nilai ekspor pertanian sekitar 480 triliun.

 

Solusi lainnya, lanjutnya, adalah memperluas tambahan lahan pertanian sekitar 500 ribu hektar lahan tanam baru diwilayah-wilayah rawa (bukan gambut) yang masih memiliki stok air seperti di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, untuk memproduksi pangan sekita 3 juta ton beras.

 

“Dan dalam bulan ini harus mulai ditanam untuk tambahan produksi pangan tersebut,” ungkapnya.

 

Langkah keempat, lanjutnya, adalah dengan melakukan promosi diversifikasi pangan dan penanaman dilahan-lahan pekarangan. (GA. Ese*)

×
Berita Terbaru Update