-->

Notification

×

Iklan

Pekerjaan Embung Jangkih Jawe Disorot, Komisi IV DPRD NTB Janji Akan Turun Langsung ke Lokasi Pekerjaan

Thursday, July 6, 2023 | Thursday, July 06, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-07-06T07:52:04Z

 

Suasana hearing Komisi IV DPRD NTB dengan Lasser NTB, Kode HAM NTB serta BWS NT1 soal pekerjaan Embung Jangkih Jawe diruang rapat utama DPRD NTB, Rabu 05 Juli 2023.


 

Mataram, Garda Asakota.-

 


Pelaksanaan proyek Embung Jangkih Jawe Desa Mangkung Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah Tahun Anggaran (TA) 2022 diduga menuai masalah.

 


Setidaknya dua (2) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yakni Lumbung Aspirasi dan Seruan Rakyat Nusa Tenggara Barat (Lasser NTB) serta Komunitas Pejuang Demokrasi dan Hak Asasi Manusia NTB (Kode HAM NTB) menyorot pelaksanaan pekerjaan embung yang dikerjakan oleh PT Bahagia Bangun Nusa (BBN) dan mengadukannya ke Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB.

 


“Berdasarkan hasil investigasi kami, ada pekerjaan pengerukan namun hasil pekerjaan pengerukannya tidak dibuang sehingga berdampak terjadinya banjir pada pemukiman warga,” kata Ketua Kode HAM NTB, Ali Wardana, saat hearing dengan Komisi IV DPRD NTB, Rabu 05 Juli 2023.

 


Anehnya, kata Ali, sistem pengawasan pelaksanaan pekerjaan pengerukan embung dari Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 (BWS NT1) dinilainya tidak berjalan baik.

 


“Tidak berjalan baik. Malah dibiarkan. Jangan salahkan masyarakat kalau dalam hal ini masyarakat menduga ada ‘permainan’ dari BWS,” kata Ali dihadapan perwakilan BWS NT1 yang juga ikut dihadirkan dalam RDP tersebut.

 


Lasser NTB juga menilai mekanisme pembuangan hasil pengerukan diduga tidak dilakukan dengan baik.

 


“Hasil pengerukan diaduk baru dibuang disaluran pembuangan air. Selain itu kami temukan hasil pembuangan galian, baru nampak hanya beberapa kubik saja atau tidak sampai 100 dam,” sorot Kamsiah dari Lasser NTB.

 


Salah seorang warga juga.mengeluhkan terjadinya kerusakan jalan desa tersebut akibat dilewati oleh alat berat pelaksana.

 


“Harusnya ketika ada pekerjaan dilokasi itu, BWS memperhatikan juga perbaikan jalan tersebut agar tidak mengalami kerusakan seperti sekarang,” kata Adi Susanto.

 


Menjawab sorotan kedua LSM tersebut, pihak BWS NT1 membantah kontraktor pelaksana dalam hal ini PT BBN membuang hasil galian dengan cara mengaduk-aduk dan membuangnya ke saluran pembuangan air.

 


“Itu tidak benar. Dalam galian itu bahkan lumpur saja tidak boleh dibuang kedalam aliran sungai. Sebab ada biota yang harus hidup didalam sungai itu,” bantah H Sahnan, Pelaksana Teknis Balai Bendungan BWS NT1.


 

Banjir juga menurutnya terjadi akibat adanya slading atau longsoran dilereng gunung akibat adanya hujan besar pada sekitar tanggal 05 dan 07 Februari lalu.

 


Sementara soal kerusakan jalan, pihak BWS NT1 meminta agar kontraktor pelaksana bisa memperhatikan keluhan kerusakan jalan tersebut dengan cara menempel jalan yang berlobang.

 


Bahkan menurutnya akses jembatan yang mengalami keretakan sempat diperbaiki dan ditangani oleh pihak PT BBN.

 


Paket pekerjaan remedial dan sedimentasi 13 bendungan yang dikerjakan oleh PT BBN ini menurut pihak BWS NT1 total anggarannya sekitar Rp141 Milyar.

 


“Untuk bendungan batu bokah dialokasikan anggaran sekitar Rp13 Milyar. Sementara untuk alokasi anggaran Jangkih Jawe sekitar Rp19 Milyar lebih,” terang Ganis dari pelaksana teknis Balai Bendungan BWS NT1.

 


Ketua Komisi IV DPRD NTB, H Achmad Puaddi, FT., yang memimpin langsung jalannya agenda hearing tersebut bersama dengan unsur Pimpinan dan anggota Komisi IV lainnya menyepakati akan turun langsung kelokasi proyek embung Jangkih Jawe pada Senin 10 Juli mendatang.

 


“Dari Komisi IV sendiri akan turun bersama staf ahli bidang infrastruktur untuk meninjau secara langsung,” tutupnya.

 


PT BBN Pastikan Pekerjaan Sesuai Spesisifikasi

 

Sementara itu perwakilan PT BBN, Sahdi, membantah tudingan tidak mengerjakan pekerjaan remedial dan sedimentasi itu secara baik.

 


Menurutnya, selaku pelaksana lapangan yang ditunjuk pihak PT BBN. Ia mengaku sangat patuh dan selalu mengikuti arahan direksi maupun prosedur pelaksanaan yang ditetapkan BWS NT1.

 


“Apa yang kami laksanakan murni sudah sesuai dengan apa yang ada didalam spesifikasi teknis yang ada,” kata Sahdi.

 


Pekerjaan remedial dan sedimentasi itu sendiri diakuinya dimulai dari 27 Maret 2022 hingga 23 Agustus 2023.

 


PT BBN sendiri mengerjakan pekerjaan remedial dan sedimentasi ini dengan total anggaran sebesar Rp141 Milyar lebih dan tersebar di 13 bendungan Pulau Lombok.

 


Lombok Tengah sendiri ada dua bendungan yang ditangani yaitu Batu Bokah dan jangkih jawe.

 


“Lombok Timur dan Lombok Barat juga ada,” ujarnya.

 


Pihaknya mengaku siap menyambut agenda kunjungan Komisi IV DPRD NTB ke lokasi pekerjaan embung. (GA. Im*)

×
Berita Terbaru Update