-->
×

Iklan

Pembiayaan Penggemukan Sapi Bank NTB Syariah Menggunakan Sistem Musyarakah Atau Bagi Hasil

Monday, May 29, 2023 | Monday, May 29, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-05-29T02:00:43Z

 

Foto ilustrasi penggemukan sapi. (Ist*)



Mataram, Garda Asakota.-

 


Salah satu pembiayaan yang dimiliki oleh Bank NTB Syariah dalam membantu petani peternak NTB adalah Pembiayaan dalam penggemukan sapi dengan sistim bagi hasil.

 


“Salah satu pembiayaan yang ada di Bank NTB Syariah adalah pembiayaan penggemukan sapi dengan kisaran waktu tertentu untuk mencapai bobot sapi yang siap untuk dijual. Bakalan sapi yang disiapkan umumnya memiliki bobot kisaran 200 kilogram hingga 230 kilogram,” terang Corporate Communication Bank NTB Syariah, M. Arif Sanjani, kepada sejumlah wartawan, Minggu 28 Mei 2023.

 


Pembiayaan penggemukan sapi yang dimiliki Bank NTB Syariah, mekanismenya yakni, petani atau kelompok tani akan memilih sendiri bakalan yang disediakan supplier.

 


“Sehingga mustahil jika disebut tidak sesuai spesifikasi. Kemudian sapi tersebut dipelihara oleh petani untuk penggemukan dengan harapan bakalan sapi tersebut akan tumbuh menjadi lebih besar untuk kemudian dijual,” jelasnya lagi.

 


“Mereka (petani) yang memilih sendiri bakalan mana yang diinginkan untuk dibawa pulang dan digemukan. Mereka (petani) menerima di tempat dan memilih sendiri. Jika ada yang bermasalah pasti dikembalikan,” sebut Arif lagi.

 


Kalau besar hasil penggemukan baru dijual, lanjutnya, hasil penjualannya yang kemudian dibagi hasil.

 


"Hasil penjualan sapi tersebut akan dibagi hasil melalui pola kerja sama (musyarakah),” Arif menambahkan.

 


Arif menjelaskan bahwa penggemukan sapi itu bukan merupakan program, tetapi produk pembiayaan. Perbedaannya sangat jauh sekali.

 


“Kalau program umumnya hibah. Ini produk pembiayaan bank tidak ada kaitan dengan program,” tegasnya.

 


Namun, Arif memaklumi pada 2021-2022 penyaluran produk pembiayaan penggemukan sapi tidak terlalu masif, karena kondisi di tahun tersebut masih pandemi dan munculnya wabah PMK pada ternak, sehingga tidak banyak petani berani untuk menggemukan bakalan sapi.

 


“Kondisi saat itu masih terjadi pandemi dan 2022 muncul PMK, sehingga banyak petani atau kelompok tani yang mengurungkan niat karena tidak berani berusaha di tengah mewabahnya PMK,” ujarnya.

 


Masih pada masa tersebut, ada variabel yang mengganggu seperti pertumbuhan sapi yang ditargetkan bertambah bobot 1 sampai 2 kilo per hari justru jauh dari capaian target tersebut. Pastinya perkembangan sapi akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara petani merawat dan memberi pakan yang sesuai untuk perkembangan sapi.

 


“Pembiayaan iB Tunas selain untuk tujuan penggemukan sapi, juga dapat untuk tujuan usaha produktif lainnya dengan maksimum pembiayaan Rp50juta,” pungkasnya. (GA. Im*)

×
Berita Terbaru Update