-->

Notification

×

Iklan

Imbas Proyek Beringin Sila, Ratusan Warga Terancam Kehilangan Mata Pencaharian

Tuesday, September 27, 2022 | Tuesday, September 27, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-09-27T11:20:16Z

 

Foto Bendungan Beringin Sila (Ist*)



Sumbawa, Garda Asakota.-


Kehadiran proyek jaringan irigasi Beringin Sila senilai Rp1.725 Miliar yang rencananya akan diresmikan oleh Presiden RI pada Desember mendatang, ternyata berdampak akan hilangnya mata pencaharian sekitar 160 orang warga yang memiliki tanah untuk kepentingan mega proyek tersebut.


“Tanah kami dihargai dengan harga Rp20 ribu per meter persegi atau Rp2 juta per are. Dengan harga tanah seperti itu, jelas kami tidak akan bisa lagi beli tanah baru. Sementara tanah tersebut adalah sumber mata pencaharian kami untuk berkebun dan berternak,” keluh Warga Desa Motong Kecamatan Utan Sumbawa, H Abdul Majid, pemilik lahan di kawasan jalan menuju Jaringan Irigasi Bendungan Beringin Sila Sumbawa, kepada wartawan, Selasa 27 September 2022.


Menurutnya, untuk membeli lahan baru, warga harus merogoh kocek sebesar Rp25 juta per are. Hal ini tentu dirasa akan sangat berat bagi mereka. Apalagi dengan biaya ganti rugi lahan yang sangat kecil.


“Tolong kedepankan aspek kemanusiaannya. Sebab kami juga butuh menjaga kelangsungan mata pencaharian kedepannya,” harapnya.


Berdasarkan pengakuannya, ada sekitar 160 orang warga yang akan mengalami nasib yang sama dengan dirinya.


“160 orang warga itu berasal dari tiga (3) desa yakni Desa Motong, Desa Setuik Berang, dan Desa Tengah. Rata-rata luas tanah warga, ada yang 17 are sampai dengan 50 are. Di atas lahan warga itu ada lahan yang sudah terpotong untuk jalan usaha tani.” jelasnya.


Menurutnya, warga menolak dengan harga yang ditawarkan pemerintah. Di mana tanah diminta dijual Rp2 juta per are. Di antara itu paling banyak lahan yg ditawarkan dengan harga Rp1,8 juta per arenya.


“Intinya harga lahan yang ditawarkan bervariasi Rp1,8 juta sampai Rp2 juta,” cetusnya.


Lahan milik warga ini biasanya dipergunakan untuk perkebunan dan peternakan.


“Kalau lahan itu dijual dimana lagi kami harus menggembalakan ternak maupun melakukan aktivitas pertanian bila lahan tersebut dijual,” katanya lirih.


Warga berharap, pemerintah dapat membeli tanah tersebut paling tidak Rp10 juta per are.


“Janganlah sampai Rp2 juta. Karena kalau harga di luar itu bisa sampai Rp25-30 juta per arenya,” ujarnya.


Pada dasarnya warga mendukung kebijakan pemerintah membangun bendungan dengan senang hati. Hanya saja harga lahan mereka dibayar dengan harga sepantasnya.


“Karena kita mau hidup dari mana lagi kalau lahan itu kita jual. Kalau tidak Rp10 juta jangan sampai Rp2 juta,” pungkasnya. (GA. Im/Ese*)

×
Berita Terbaru Update