-->

Notification

×

Iklan

Hadir di Desa Kabul, Gubernur Dengarkan Keluhan Kades

Sunday, January 17, 2021 | Sunday, January 17, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-01-17T09:52:28Z

Lombok Tengah, Garda Asakota.-

Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah, menegaskan kondisi Gemilang adalah kondisi saat sebuah tempat menjadi baik dan penuh keberkahan Tuhan (baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur), namun menurutnya pembangunan fisik sebagai bentuk kemajuan harus pula ditata. Hal itu terungkap dari sambutan Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah saat menghadiri acara Silaturahmi dan Diskusi Bersama dengan warga Desa Kabul, Dusun Sape, Praya Barat, Loteng, Sabtu (16/01/2021). 

Dikatakan Gubernur, pembangunan fisik harus pula disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dengan memperhitungkan manfaat. Kesederhanaan, keaslian dan keindahan desa terkadang menjadi daya tarik dan keunikan tersendiri bagi orang modern yang merindukan desa. Namun demikian, Gubernur menginginkan kendala pembangunan di desa tetap menjadi perhatian dan tanggungjawab semua pihak mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten sampai pemerintah desa. 

"Pembangunan perlu ditata. Pembangunan fisik menegasikan pembangunan non fisik", ujar Gubernur. 

Oleh karena itu, lanjutnya, salah satu penggeraknya adalah pemuda. Gubernur menyebut, pemuda gemilang adalah orang-orang yang memiliki cita-cita menjadikan tempat mereka lebih baik dan damai penuh berkah. "Selain kritis terhadap situasi, pemuda juga diharapkan memiliki jiwa mandiri dan mampu menyelesaikan persoalan bersama. Begitu pula dengan pemimpin harus memiliki kerendahan hati selalu berkomunikasi dengan warganya," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kabul, Sahurin dalam kesempatan tersebut mengemukakan persoalan infrastruktur terutama jalan desa yang menjadi kendala aktifitas warga. Dikatakannya, meski dana desa sebesar Rp1,5 miliar belum mencukupi pos penggunaan infrastruktur sebesar 75 persen. Sisanya, kata Sahurin, digunakan untuk pemberdayaan sebesar 15 persen dan Bumdes sebesar 10 persen. Ia mengatakan kondisi yang sama rata rata terjadi di sebelas dusun Desa Sape. 

Hal lain adalah soal sulitnya air saat musim kemarau bahkan terkadang untuk air bersih karena sawah di desa ini seluruhnya adalah tadah hujan. 

"Sebetulnya sudah dianggarkan untuk pembuatan sumur bor tapi terkendala dana karena dialihkan untuk BLT Covid 19", ujar Kades. Ia juga berharap ada bantuan untuk permodalan bagi sebagian warga yang berprofesi pedagang selain bantuan untuk memulai rintisan desa wisata. 

Dalam kegiatan tersebut, Gubernur yang didampingi beberapa kepala OPD provinsi dan kepala pemerintahan setempat hadir dalam rangka memenuhi undangan silaturahmi dan diskusi bersama yang diprakarsai tokoh pemuda setempat, Jhoni Sutangga. 

"Kami sangat bangga dan terharu, kampung kami di Lombok Tengah bagian selatan bisa dikunjungi orang nomor satu di NTB " ujar Jhoni Sutangga salah seorang tokoh Pemuda setempat. 

Gubernur juga memberikan bantuan berupa modal usaha untuk mendirikan warung kopi, modal untuk beberapa usaha perorangan hingga bantuan seragam dan alat olahraga. (GA. red*) 

×
Berita Terbaru Update