-->

Notification

×

Iklan

Walikota Bima Pimpin Upacara Puncak HAB ke-69

Monday, January 19, 2015 | Monday, January 19, 2015 WIB | 0 Views Last Updated 2015-01-19T04:00:17Z
Kota Bima, Garda Asakota.-
Puncak Hari Amal Bhakti (HAB) ke-69 Kementerian Agama yang dihelat oleh jajaran Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bima diperingati dalam sebuah upacara bendera yang melibatkan selu ruh keluarga besar Kantor Kementerian Agama Kota Bima, unsur Muspida, para Pejabat, Alim-ulama, dan Tokoh Masyarakat, di Lapangan Merdeka, Sabtu (3/1 Rangkapai upacara HAB di Kota Bima dimulai tepat pukul 08.00 Wita, dan berakhir sekitar pukul 08.30 Wita, yang bertindak sebagai Inspektur Upacara, Walikota HM. Qurais H Abidin, sekaligus membacakan sambutan Menteri Agama RI, Lukman Syaifuddin.
Meneteri Agama sebagaimana dibacakan Walikota
Bima mengulas sejarah panjang lahirnya Kemenag yang sudah melewati berbagai tantangan, gelombang dan goncangan. Keberadaan Kementerian Agama merupakan bukti hadirnya fungsi Negara dalam membuat regulasi, memfasilitasi, melayani dan melindungi kehidupan beragamadi atas prinsip hukum dan keadilan.
Sejalan dengan tema peringatan ulang tahun Kementerian Agama ke-69 tahun 2015 yaitu “Menegakkan Nilai-Nilai Integritas, Profesionalitas, Inovatif, Tanggung Jawab dan Keteladanan Sebagai Ruh Budaya Kerja Kementerian Agama”, Menteri Agama mengajak seluruh jajaran Kementerian Agama agar senantiasa meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat dengan mengedepankan 5 (lima) nilai budaya kerja yang dimiliki.
“Nilai budaya kerja tidak hanya sekedar slogan, api harus benar-benar kita implementasikan sehingga membawa dampak bagi perubahan mental birokrasi dan mewar nai wajah organisasi Kementerian Agama secara keseluruhan,” kutip Walikota Bima.
Sebagai keluarga besar Kementerian Agama yang memiliki motto “Ikhlas Beramal” seyogyanya kita memainkan peran terdepan sebagai pelopor tegaknya kejujuran, ketulusan niat dan keikhlasan bekerja dalam aktivitas keseharian kita. Birokrasi Kementerian Agama harus siap menjalankan revolusi mental yang telah dicanangkan oleh kepala negara.
Untuk itu perilaku dan budaya kerja yang tidak dikehendaki dan disukai masyarakat harus ditinggalkan. Dalam melayani masyarakat, jangan sekali-kali mempersulit hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan dengan mudah dan sederhana.
Birokrasi yang baik dan ideal di era reformasi dan revolusi mental harus meninggalkan kultur “bapakisme”, yaitu segala hal bergantung pada atasan tanpa memberi ruang bagi berkembangnya gagasan, inisiatif dan prakarsa inovatif dari bawahan. “Dalam kaitan ini yang perlu dibangun ialah loyalitas dan komitmen terhadap pembangunan akhlak dan moral yang berintikan kejujuran. Dalam rangka menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Kementerian Agama. Saya mengharapkan kita semua bertutur, berprilaku dan bersikap yang baik dan melenyapkan ego sektoral, primordialisme kedaerahan, arogansi jabatan, sikap resisten terhadap kritik, serta menjauhi perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme,” ajaknya.
Seluruh jajaran Kementerian Agama mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah harus peka terhadap berbagai hal yang dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi dan martabat kementerian ini. Seiring dengan dinamika persoalan umat beragama yang dihadapi, segenap pimpinan an aparatur Kementerian Agama harus sering turun ke masyarakat. “Kita harus banyak mendengar dan memahami masalah dan isu keagamaan yang muncul secara langsung dari masyarakat sehingga dapat direspon dengan cepat,” imbuhnya.
Dalam kaitan dengan pelaksanaan program dan anggaran,seluruh jajaran Kementerian Agama dimintanya melakukan penghematan keuangan negara, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, namun tetap memperhatikan efektivitas setiap program yang dilaksanakan. “Kita semua dalam bekerja tidak hanya diawasi oleh auditor negara, tetapi diawasi oleh masyarakat, dan akhirnya akan mempertanggungjawabkan segala pekerjaan kita kepadaTuhanYang Maha Mengetahui,” gugahnya.
Berkaitan dengan reformasi birokrasi, diingatkannya bahwa tunjangan kinerja atau remunerasi pada Kementerian Agama yang berlaku mulai pertengahan 2014 diharapkan membawa perbaikan terhadap motivasi kerja dan kualitas kinerja seluruh aparatur Kementerian Agama.
Kepada para Penghulu KUA di seluruh anah Air, para penyuluh agama, para dosen Perguruan Tinggi Agama, para guru agama di sekolah dan para guru madrasah serta guru TPQ/TPA dan guru PAUD lainnya, yang tidak kenal lelah mendidik generasi bangsa, pihaknya menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Menyangkut kerukunan antarumat beragama, patut bersyukur bahwa kerukunan beragama di Indonesia menjadi model bagi negara lain.
Kemerdekaan memeluk agama dan beribadah bagi setiap warga negara merupakan prinsip dasar yang dijamin konstitusi. Akan tetapi tindakan penodaan gama, penyiaran suatu agama kepada orang yang sudah memeluk agama tertentu, pemaksaan penggunaan atribut suatu agama kepada orang yang berbeda keyakinan, tidak apat dibenarkan dalam negara yang berdasarkan Pancasila. “Kerukunan antarumat beragama harus dimaknai sebagai sikap saling memahami, menghargai segala perbedaan dan menghormati identitas keyakinan orang lain. Untuk itu saya menghimbau kepada seluruh umat beragama di Tanah Air, marilah mengamalkan ajaran agama yang diyakini dengan ungguh-sungguh dan menghargai orang lain dengan keyakinan agama yang berbeda,” ajak Menteri Agama.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Kota Bima, Drs. H. Syahrir, M. Si, mengatakan bahwa,  upacara yang dilaksanakan mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan HAB tahun ini. Kegiatan HAB digelar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas usia panjang yang telah diberikan kepada Kementerian Agama, sehingga pada hari ini masih tetap eksis membina kehidupan umat beragama.
Sebelumnya, untuk menyambut peringatan HAB ke-69, pihak Kemenag Kota Bima telah menggelar beberapa kegiatan, diantaranya kegiatan lomba olahraga, akademik, dan lomba gerak jalan. “Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung peringatan Hari Amal Bhakti tahun ini,” ucap H. Syahrir.
Menanggapi rangkaian peringatan HAB di Kota Bima, Ketua Panitia HAB ke-69 Kemenag di Kota Bima, Drs. Muhammad, menambahkan bahwa selain sebagai ungkapan rasa syukur, momentum HAB juga dimanfaatkan untuk kegiatan olaharag, lomba akademik, jalan santai berhadiah, dan kegiatan bakti sosial.
Lomba Akademik seperti Olimpiade Mata Pelajaran, Pidato Tiga Bahasa, MTQ, Story Telling Bahasa Inggris, Presentase Bahasa Inggris, dan lain-lain bertujuan untuk menggali potensi peserta didik sekaligus memberikan motivasi kepada mereka agar terus mengasah kemampuan sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. “Sehingga harapan kita kedepannya, melahirkan generasi bangsa yang cerdas, religius, dan berakhlakul karimah serta berdaya saing dapat terwujud,” terangnya. (GA. 212*)

×
Berita Terbaru Update