Berkurangnya sumber mata air di wilayah Kabupaten Bima akibat dari tidak adanya komitmen dan kepedulian masyarakat untuk selalu menjaga kelestarian hutannya, padahal air adalah sumber kehidupan otomatis keberadaannya harus menjadi hal utama yang diawasi oleh semua lapisan.
“Tentunya hal ini menjadi satu persoalan yang harus dibenahi bersama,” ujar Kabid Cipta Karya Dinas PU kabupaten Bima, Zainal Arifin, ST, MT, kepada wartawan, Rabu (21/1).
Untuk mengatasi persoalan tersebut, kata dia, pada tahun 2014 lalu pihaknya telah melaksanakan program pengadaan air bersih yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan, dengan total anggaran menghabiskan lebih dari Rp2 Milyar. “Jumlahnya sebanyak 20 titik antara lain di Kecamatan Sape, Wawo, Woha, Lambitu dan Ambalawi,” katanya.
Adapun pelaksanaannya ada yang satu saja ada pula yang dua bahkan tiga program pengadaan air bersih di satu kecamatan tergantung adanya sumber mata air.
Berkaitan dengan besaran anggaran setiap satu titik, Zainal mengaku bervariatif bergantung jauhnya mata air. “Ada yang Rp80 juta, Rp100 juta sampai Rp120 juta dilihat dari dekat atau jauhnya sumber mata air. Dan dari sekian titik tersebut sekarang sudah difungsikan,” akunya.
Kedepan, Zainal menambahkan untuk tahun 2015 dalam program yang sama pemerintah merencanakan sebanyak 25 titik lagi dengan dana Rp3 Milyar. Karenanya dia berharap pada masyarakat penerima manfaat dari program tersebut benar benar di manfaatkan dengan sebaik mungkin serta dijaga kelestariannya. (GA. 333*)
