-->

Notification

×

Iklan

Shalat Idul Fitri di Lapangan SMKPPN Jatiwangi, Khatib Gambarkan Golongan yang Beruntung dan Merugi di Momentum 1 Syawal

Wednesday, April 10, 2024 | Wednesday, April 10, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-10T02:12:49Z

 

Khatib Ustsdz Abdul Hamid, S.Pdi, saat menyampaikan Khutbah Idul Fitri 1445 Hijriah di lapangan SMKPPN Jatiwangi Kota Bima, Rabu (10/4/2024).

 



Kota Bima, Garda Asakota.-



Segenap elemen umat Islam di lingkungan Jatiwangi dan sekitarnya memadati halaman SMKPPN Bima untuk melaksanakan shalat Idul Fitri 1445 Hijriah, Rabu pagi (10/4/2024). 



Di lapangan ini, bertindak sebagai Imam, Syafruddin, S.Hi, Khatib, Ustadz Abdul Hamid, S.Pdi., dan Bilal, Sarujin Yahya. Dari unsur Pemkot Bima hadir Kadikes, Ahmad, S.Sos.


Usai penyampaian laporan dari Baznas Kota Bima yang dibacakan oleh Ketua Panitia Pelaksana, Hendra Abubakar, acara kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan shalat Idul Fitri yang dilanjutkan dengan penyampaian khutbah Idul Fitri. 


Dalam Khutbahnya, Ustadz Abdul Hamid mengajak seluruh jamaah Idul Fitri agar senantiasa meningkatkan rasa syukur karena Allah SWT masih menitipkan Iman dan Islam kepada hamba hamba pilihan-Nya. 


Dia berharap, di momentum 1 Syawal tahun ini, segala amal ibadah umat Islam diterima Allah SWT dan kembali menjadi fitrah, suci dari dosa.




Ada dua substansi pesan moral yang ia sampaikan. Pertama, di momen 1 Syawal ini, ada hamba Allah yang penuh bahagia bercampur sedih yakni mereka yang melaksanakan puasa Ramadhan selama satu bulan penuh, mereka bahagia dan meraih derajat Taqwa sesuai dijanji Allah Allah SWT. 


"Jangan sampai setelah shalat Id kita tinggalkan shalat, maka itu sebuah kegagalan. Tapi, sebagai orang beriman pasti bersedih dengan kepergian Ramadhan ini, mereka istiqamah dan akan terus meningkatkan ibadahnya selepas Ramadhan," tuturnya.


Kemudian Ustadz Abdul Hamid menyinggung adanya golongan orang orang yang menderita dan rugi, yakni mereka yang melepas Ramadhan ini dengan perbuatan sia sia seperti mabuk mabukkan dan perbuatan maksiat lainnya, durhaka kepada kedua orang tuanya, seorang hamba yang memutuskan silaturahmi, dan isteri yang durhaka kepada suami, 


"Ini dido'akan oleh Malaikat yang diaminkan oleh Nabi Muhammad SAW, sia sialah puasa mereka," ucapnya mengingatkan. (GA. Jack*)

×
Berita Terbaru Update