-->

Notification

×

Iklan

Putri Wapres RI yang Juga Guru Besar di Bidang Ilmu Hukum dan Bisnis Halal Isi Seminar di Kampus STIE Bima

Friday, April 19, 2024 | Friday, April 19, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-18T22:26:27Z

 

Prof Dr Siti Nur Azizah Ma’ruf Amin SH.,M.Hum bersama Ketua STIE Bima, Firdaus, ST, MM, MM. Inov dan Ketua Yayasan Sinar Jaya Bima, Hj. Siti Asytah, SE, MM.





Kota Bima, Garda Asakota.-



Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima menggelar seminar membangun Industri Halal dengan tajuk Membangun Ekosistem Industri Halal dalam meningkatkan Value Kewirausahaan di Bima, Kamis (18/4/2024). 


Menariknya, kegiatan yang digelar di aula kampus biru STIE Bima  di Jalan Mongisidi Kelurahan Sarae Kota Bima ini dihadiri putri Wakil Presiden RI, Prof Dr Siti Nur Azizah Ma’ruf Amin SH.,M.Hum, Danrem 162/WB Brigjen TNI Agus Bhakti, S.IP., M.IP., M.Han, Asisten I Setda Kota Bima, Drs H Alwi Yasin, M.AP, dan segenap Civitas Akademika STIE Bima.



Ketua STIE Bima, Firdaus, ST, MM, MM.Inov



Ketua STIE Bima, Firdaus ST, MM, MM.Inov,  secara khusus menyampaikan apresiasinya kepada Prof Dr Siti Nur Azizah Ma’aruf Amin dan Danrem 162/WB yang berkesempatan  menghadiri seminar membangun industri halal yang digelar pihaknya. 


"Selamat datang pada Putri Wapres RI, Professor Dr. Siti Azizah Ma'ruf Amin dan bapak Danrem 162/WB Brigjen TNI Agus Bhakti dan seluruh peserta seminar yang bergabung pada kesempatan ini," ucap Firdaus.


Dia sangat berharap kegiatan ini akan menjadi langkah awal yang penting dalam mengangkat potensi ekonomi dan kewirausahaan di daerah ini.


Melalui diskusi dan kolaborasi di acara seperti ini, kata dia, dapat mengidentifikasi peluang peluang baru, mengeksplorasi strategi yang inovatif, dan memperkuat jaringan yang akan membantu pertumbuhan industri halal serta kewirausahaan di Bima.


"Tentu, harapannya bukan hanya sekadar pada perbincangan, tetapi juga pada hasil konkret yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini," tegasnya.


Pada kesempatan yang sama Ketua Umum Barisan Muda Wirausaha Indonesia Kota Bima, Samsul Hidayat mengatakan, BMWI Kota Bima saat in fokus dalam mengembangkan pembangunan ekosistem industri halal. 


“Pemerintah sudah mempermudah dalam pembuatan izin usaha. Bahwa kami di barisan muda sudah bekerja sama dengan seluruh generasi muda yang ada di wilayah Bima untuk sama-sama berusaha demi mewujudkan ekosistem industri halal dalam meningkatkan value kewirausahaan di Bima. Semoga Bima ke depan akan semakin maju dan jaya dalam bidang usaha,” harapnya. 


Sementara itu, Asisten I Setda Kota Bima mengatakan, Pemerintah Kota Bima menyampaikan apresiasi kepada Prof Dr Siti Nur Azizah Ma’aruf Amin dan Danrem 162/WB Brigjen TNI Agus Bhakti, S.IP., M.IP., M.Han hadir di Kota Bima. 



“Saya melihat pertumbuhan ekonomi kita sedang tidak baik-baik saja padahal pasar kita cukup luas, tentunya dengan diskusi hari ini saya berharap akan memajukan perekonomian di Kota Bima,” ujar mantan Kepala Bappeda Kota Bima ini. 


Alwi berharap, seminar industri halal yang digelar di STIE Bima dapat meningkatkan kecintaan generasi muda terhadap produk dalam negeri yang bersertifikat halal dan dapat menyelesaikan kemiskinan ekstrim yang melanda di Kota Bima.



“Semoga STIE ini menjadi pemicu perubahan dan memunculkan virus-virus UMKM yang berdaya saing, serta bagaimana kawula muda kita ini mencintai produk-produk dalam negeri yang berlabel halal,” ujar mantan Kepala Dinas Dikpora Kota Bima itu. 


Seminar ini berlangsung interaktif yang juga diisi dengan sesi dialog dan tanya jawab.



Prof Dr Siti Nur Azizah Ma’ruf Amin mengatakan, industri halal mengacu pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan penyediaan produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip halal dalam Islam. 


Dijelaskannya, istilah halal dalam Islam merujuk pada segala sesuatu yang diperbolehkan atau diizinkan oleh hukum agama Islam. Sebaliknya yang haram adalah segala sesuatu yang dilarang atau diharamkan oleh hukum Islam. 


“Bahan baku yang digunakan bahan-bahan yang digunakan dalam produksi harus berasal dari sumber yang halal seperti daging dari hewan yang disembelih sesuai prosedur halal,” ujar mantan Wakil Rektor IV Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tersebut. 


Dikatakannya, industri halal memiliki peran ekonomi yang penting dalam komunitas masyarakat dan juga merambah ke pasar global yang semakin menghargai produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang halal. Industri harus terus berkembang dan memiliki potensi besar untuk kontribusi ekonomi dan perdagangan global. 


“Sektor makanan dan minuman halal, pariwisata halal, farmasi halal, keuangan halal,” ujar Guru Besar di bidang Ilmu Hukum Bisnis Halal (Produk Halal) tersebut. 


Menurutnya, pengembangan industri halal di Bima harus melibatkan berbagai strategi untuk memajukan sektor ini secara ekonomi, di antaranya melalui pengembangan infrastruktur dan teknologi, Infrastruktur yang baik dan teknologi modern sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan industri halal.


Selain itu, investasi dalam fasilitas produksi, rantai pasokan, dan teknologi informasi dapat membantu meningkatkan efisiensi dan daya saing industri. Dari aspek pemberdayaan UKM, industri halal tidak hanya dijalankan oleh perusahaan besar, tetapi juga oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UKM). Pemberdayaan UKM dalam memahami dan memenuhi standar halal dapat membantu meningkatkan jumlah produk halal yang tersedia di pasaran. 


“Setidaknya ada tiga strategi untuk mencapai tujuan tersebut, di antaranya pilar konsumsi, pilar perdagangan, dan pilar investasi,” jelas Prof Siti Nur Azizah Ma’ruf Amin. 



Danrem 162/WB Brigjen TNI Agus Bhakti, S.IP., M.IP., M.Han, bersama Ketua STIE Bima, Firdaus ST, MM, MM. Inov, di acara seminar Industri Halal di Kampue STIE Bima, Kamis (18/4/2024). 



Danrem 162/WB Brigjen TNI Agus Bhakti, S.IP., M.IP., M.Han, saat memparkan kuliah umum menjelaskan bahwa dalam ketahanan negara, generasi muda harus memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa menuju Indonesia maju dan harus mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan sebagai agen perubahan.


“Ketahanan pangan perlu kita jaga dan kembangkan dalam bidang pertanian karena itu merupakan sumberdaya alam yang butuhkan oleh setiap manusia,” ujarnya. 


Agus  memaparkan, dalam meningkatkan ketahanan pangan harus bisa menghitung jumlah kebuhan pengolahan lahan seperti komoditi jagung dan padi,termasuk kebutuhan pupuk dan pengeluaran lain. 


“Membangun ekosistem industri halal dan memaksimalkan peran pemerintah dalam memberikan advokasi dan pendampingan, sementara pelaku usaha dan konsumen harus memperoleh informasi melalui literasi dan edukasi. Literasi dan edukasi dapat berupa pelatihan dan pendampingan terkait siklus industri halal,” kata Agus. (GA. 212*)

×
Berita Terbaru Update