-->

Notification

×

Iklan

Orang Tua Siswa Keluhkan Harga Buku Mahal di Koperasi MIN Tolobali, Irfan: Tidak Wajib, Hanya Anjuran Saja

Sunday, July 23, 2023 | Sunday, July 23, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-08-27T23:17:48Z
Foto: Ilustrasi




Kota Bima, Garda Asakota.-


Mahalnya buku pelajaran yang dijual di Koperasi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Tolobali Kota Bima dikeluhkan para orang tua siswa.


Betapa tidak buku pelajaran dijual dengan harga sekitar Rp500 ribu-Rp600 ribu, per siswa.


“Ini mahal sekali,” keluh salah seorang orang tua siswa. “Saya punya dua orang anak yang sekolah di MIN Tolobali biaya buat beli buku sampai Rp1 juta lebih,” keluhnya lagi.


Kondisi ekonomi yang dalam keadaan sulit seperti sekarang ini membuat kebijakan pembelian buku dengan patokan harga yang dinilai mahal tentu saja dirasa sangat memberatkan para orang tua.


“Bukankah untuk pembelian buku ini sudah dianggarkan didalam dana BOS?,” celetuknya.


Kepala Sekolah MIN Tolobali, Irfan S.Pdi., menegaskan kebijakan pembelian buku di koperasi MIN Tolobali hanya bersifat anjuran.


“Bersifat anjuran saja sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Tidak diwajibkan,” kata Irfan saat dihubungi wartawan media ini, Sabtu 22 Juli 2023.


Menurutnya, buku pelajaran yang dibeli pun disesuaikan dengan penerbit yang di rekomendasikan.


“Dan itu tersedia di koperasi madrasah.  Kemudian buku mata pelajaran umum diutamakan sebagai pegangan siswa. Pembelian buku dapat dikonfirmasi dengan Wali Kelas masing-masing atau pihak koperasi,” kata Irfan lagi.


Pembelian buku pun kata Irfan itu tidak langsung lunas cash tapi bisa diangsur atau bertahap dan dengan keseragaman bahan ajar siswa dapat menunjang efektivitas KBM nya.


Atas kebijakan ini lanjut Irfan tentu berdampak pada perubahan bahan ajar yang disesuaikan dengan tingkat kompetensi MIN yang sudah berjalan selama ini.


"Tentu bahan ajar harus berkualitas dan perlu standaridisasi sehingga bekerja sama dengan penerbit yang berbeda. Semua sudah dipertimbangkan secara efektif dan efisien,” kata Irfan.


Madrasah juga menurutnya tidak melakukan bisnis dalam Kegiatan Belajar Mengajar. 


“Tapi berusaha mencari alternatif kemudahan buat siswa. Dan bahan ajar yang disampaikan bersifat anjuran untuk dimiliki sebagai pegangan membantu belajar siswa,” tegasnya lagi.


Kebijakan tersebut menurutnya dikarenakan buku-buku yang tersedia saat ini masih menggunakan kuruikulum 2013.


“Sementara kita tahun ini sudah menerapkan Kurikulum merdeka,” tandasnya. (GA. 335*)

×
Berita Terbaru Update