-->

Notification

×

Iklan

Diduga Tidak Membawa Kemanfaatan, Irigasi Tetes Senilai Rp28 Milyar Disorot Dewan

Tuesday, February 9, 2021 | Tuesday, February 09, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-03-13T12:07:04Z

 

Anggota DPRD NTB, H Najamuddin Mustofa.


Mataram, Garda Asakota.-


Proyek Irigasi Tetes atau Drip Irigation yang dicanangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB pada 19 September 2019 lalu di Dusun Batu Keruk Desa Akar-akar Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara dipertanyakan aspek kemanfaatannya oleh anggota DPRD NTB.


“Kami pertanyakan aspek kemanfaatan dari proyek irigasi tetes ini. Selain di Lombok Utara sebesar Rp19 Milyar pada tahun 2019, ada juga proyek irigasi tetes pada tahun 2020 di Kabupaten Sumbawa senilai Rp9 Milyar lebih. Jika ditotal, proyek ini hampir mencapai angka Rp28 Milyar. Sejauh laporan dari warga kepada kami proyek irigasi tetes ini tidak membawa kemanfaatan kepada masyarakat dan tidak berfungsi secara maksimal,” sorot Anggota DPRD NTB, H Najamuddin Mustofa, kepada sejumlah wartawan, Senin 08 Februari 2021.


Politisi vokal yang berasal dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini mencurigai adanya motivasi yang tidak benar disebalik munculnya program irigasi tetes. Apalagi menurutnya, daerah Lombok dan Pulau Sumbawa belum layak untuk menggunakan sistem irigasi tetes.


“Sebab daerah kita ini memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Maka sebenarnya tidak proporsional ketika menerapkan sistem irigasi tetes. Sistem irigasi tetes ini sebenarnya hanya cocok di negara-negara tropis seperti di Afrika. Kalau di daerah kita tidak cocok menerapkan sistem irirgasi tetes ini sehingga wajar masyarakat mengeluhkan irigasi tetes ini tidak berfungsi,” cetusnya.


Selaku pihak yang mendapatkan aspirasi adanya keluhan masyarakat soal dugaan gagalnya proyek irigasi tetes ini, politisi yang berasal dari Dapil Lotim ini, mengaku akan menggandeng Komisi II DPRD NTB untuk secara bersama-sama turun secara langsung ke lokasi proyek irigasi tetes ini untuk melakukan pengecekan terhadap adanya laporan warga.


“Akan kita jadwalkan untuk turun langsung bersama dengan Komisi II guna mengecheck adanya laporan warga berkaitan dengan dugaan gagalnya fungsi irigasi tetes dalam mengairi areal pertanian warga. Sebab jika proyeknya diduga gagal berfungsi, maka diduga kuat perencanaannya yang salah dan lebih jauh jika perencanaanya salah, maka akan muncul pertanyaan selanjutnya, ada apa dibalik itu?,” pungkasnya. (GA. Im*)

×
Berita Terbaru Update