-->

Notification

×

Iklan

Ditengah Pandemi Covid19, Sektor Pariwisata Terus Berjalan Tapi Dengan Protocol Covid19 dan CHSE, Catatan di DIY dan Magelang

Tuesday, October 20, 2020 | Tuesday, October 20, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-10-20T00:25:46Z
Pemandangan Desa Wisata SvargaBumi di Magelang Jawa Tengah.

Jogjakarta, Garda Asakota.-

Merebaknya wabah pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid19) di Negeri ini telah berlangsung selama beberapa bulan sepanjang tahun ini. Berbagai upaya Pemerintah dalam menekan laju penyebaran Covid19 terus digalakkan dari melakukan sosialisasi akan pentingnya kesadaran menaati protokol Covid19 hingga membuat regulasi penanggulangan penyakit menular.

Disatu sisi, Pemerintah juga terus berusaha keras agar sektor kehidupan masyarakat tidak lumpuh akibat wabah ini. Sektor kehidupan ekonomi masyarakat dalam multi sektor harus bisa bertahan ditengah hempasan pandemi. Berbagai kebijakan menyangkut upaya menghidupkan kembali geliat ekonomi terus digalakkan oleh Pemerintah seperti kebijakan Program JPS NTB Gemilang yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi NTB yang menitikberatkan pada sektor usaha kecil mikro masyarakat (UMKM) dan Industri Kecil Masyarakat (IKM) dianggap sukses menjaga ekonomi masyarakat di tengah pandemi.

Sebagai salah satu Provinsi yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang sangat besar, khususnya di sektor Pariwisata. Provinsi NTB terus berupaya keras mencari cara untuk menghidupkan sektor Pariwisata agar tidak mengalami keterpurukan ditengah pandemi. Pemerintah Provinsi NTB sendiri memiliki strategi tersendiri sebagai upaya memulihkan sektor pariwisata di NTB ditengah pandemi Covid19. Dengan strategi Clean, Health, Safety and Environment (CHSE) yang juga berstandar pada penerapan protokol Covid19, Provinsi NTB bertekad untuk memulihkan kembali sektor pariwisata di NTB. 

Salah satunya adalah dengan melakukan langkah studi banding DPRD NTB yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD NTB, H Mori Hanafi, M.Comm., dan sejumlah anggota DPRD NTB lainnya seperti H Ruslan Turmudzi, Lalu Satriawandi dan Abdul Rauf, di Kota Jogjakarta dan Magelang pada Kamis 15 Oktober 2020 hingga Jum’at 16 Oktober 2020 dengan mengajak serta sejumlah anggota Forum Wartawan DPRD NTB, Sub Bagian Humas DPRD NTB dan Dinas Kominfotik Provinsi NTB. 


Kasi Promosi Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, LS Don Charles, mengungkapkan akibat wabah pandemi Covid19 berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi  Jogjakarta hingga minus 6,7 persen berdasarkan data BI Jogjakarta dan bahkan menurutnya DIY telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif pada triwulan satu dan dua tahun 2020. Maka salah satu kebijakan yang diambil untuk keluar dari keterpurukan ekonomi itu adalah tidak ada cara lain yakni dengan melakukan langkah pemulihan ekonomi termasuk pemulihan sektor pariwisata meski dengan menyasar target wisatawan lokal maupun wisatawan nusantara.

“Pembukaan sektor pariwisata di wilayah DIY tetap harus berpatokan pada protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Dimana, Pemprov DIY telah menerbitkan dua aplikasi untuk mendukung kegiatan pariwisata selama masa pandemi Covid-19. Dua aplikasi yang kita telah luncurkan selama pandemi di sektor pariwata. Yakni, Visiting Jogja dan Jogja Pass. Alhamdulillah, adanya penerbitan aplikasi ini, sudah bisa mengetahui posisi dan pergerakan wisatawan," ujar kata Kasi Promosi Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, LS Don Charles saat menerima kunjungan pres trip Forum Wartawan DPRD NTB, Diskominfotik dan Sekretariat DPRD NTB, Kamis (15/10/2020).

Kunjungan wisatawan lokal maupun domestik sempat mengalami peningkatan pada beberapa bulan lalu. Berdasarkan data Dinas Pariwisata DIY, kunjungan wisatawan mulai tampak mengalami penurunan pada awal Oktober 2020. Aplikasi Visiting Jogja telah mendata, jumlah kinjungan wisatawan mencapai angka 11.000 orang pada hari Sabtu dan 30.000 orang pada hari Minggu. Sedangkan pada pada pekan-pekan sebelumnya, tercatat jumlah kunjungan mencapai diatas 20.000 orang pada hari Sabtu dan 40.000 orang pada hari Minggu.

Penurunan jumlah kunjungan wisatawan domestik ke DIY, disebabkan oleh beberapa faktor antara lain peraturan dari lingkungan asal dan sebagainya. Sementara pihak Dinas Pariwisata berharap kondisi Pariwisata di DIY akan semakin kondusif lagi dengan me-maintance secara baik kondisi-kondisi tersebut karena yang bisa dipromosikan sekarang adalah protokol kesehatan pencegahan Covid19.

Keberhasilan dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid19 serta protokol CHSE pada suatu destinasi wisata akan menjadi daya tarik utama wisatawan percaya diri untuk berkunjung ke DIY. Untuk itu pihak Dinas Pariwisata terus berupaya mewujudkan aktivitas pariwisata yang sehat di DIY, meski di masa pandemi Covid19, pergerakan kunjungan wisatawan DIY yang kini membuka 91 Destinasi wisata tersebut masih didominasi wisatawan DIY, disusul wisatawan asal Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Sementara persebaran wisatawan di DIY berdasarkan catatan Dinas Pariwisata DIY masih belum merata dan kunjungan wisatawan masih didominasi di destinasi wisata alam seperti Pantai Baron, Pantai Parangtritis, Tebing Breksi disusul Becici, Pengger dan sebagainya. Dan sesuai dengan protokol kesehatan bagi industri pariwisata, kunjungan wisatawan dibatasi jumlahnya hanya 50 persen dari kapasitas yang ada. Kapasitas destinasi wisata itu pun dapat dipantau melalui aplikasi Visiting Jogja sehingga bisa menjadi acuan informasi bagi wisatawan yang akan mengunjungi destinasi wisata di DIY. Secara umum, pergerakan wisatawan di DIY masih belum tinggi sebab masih didominasi wisatawan lokal. 

Desa Wisata Svarga Bumi Magelang

Konsepsi pembangunan kepariwisataan saat sekarang ini telah mengalami pergeseran yang fundamental. Masyarakat Desa saat sekarang ini diajak ikut berperan aktif dalam membangun sektor kepariwisataan dengan memanfaatkan potensi dumber daya alam (SDA) yang ada di Desa masing-masing. Tentu saja dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kreatif yang ada di Desa itu untuk mewujudkan konsepsi kepariwisataan Desa ini sebagai salah satu lumbung baru perekonomi masyarakat Desa.

Seperti di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, tidak jauh dari Candi Borobudur, ada destinasi baru yang sangat diminati sebagai tempat swafoto atau instagrammbale yang diluncurkan pada sekitar 08 Agustus 2020. Pengunjung bisa melakukan selfie atau foto-foto ditengah areal persawahan yang ada milik masyarakat setempat.

Destinasi wisata ini bernama SvargaBumi yang berada di Dusun Ngaran dan Gopalan, Desa Borobudur Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Lokasi ini menyediakan spot selfie yang berada di persawahan milik warga yang disewakan kepada pengelola. Sementara hasil pertaniannya dikembalikan kepada para petani pemilik lahan. Luas areal Desa wisata ini sekitar tiga hektar.

Dilokasi ini tersedia 20 sampai 22-an spot selfie yang ada. Untuk memasuki destinasi ini cukup membeli tiket masuk sebesar Rp25 ribu bagi orang dewasa dan sekitar Rp15 ribu bagi anak-anak. Pengunjung bisa sepuasanya untuk selfie maupun foto-foto.

Adapun untuk hari biasa buka mulai pukul 08.00 sampai 17.00 WIB. Sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu buka mulai pukul 06.30 sampai 18.00 WIB. Saat pandemi ini ada pembatasan jumlah pengunjung dan menerapkan protokol kesehatan yang harus dipatuhi pengungjung. Kemudian, saat pandemi ini, khusus hari Kamis, Libur.

Camat Borobudur, Joni Indarto mengatakan bahwa geliat kunjungan pariwisata di wilayahnya sudah mulai terlihat. Dia mengungkapkan, dibukanya kunjungan wisata ke Borobudur berdampak terhadap tempat wisata lainnya baik yang dikelola oleh desa maupun masyarakat. Pembukaan kunjungan pariwisata di masa pandemi ini dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan Covid 19 sehingga wisatawan aman dan sehat. 

"Kita mematuhi terkait dengan kebijakan yang diambil pemerintah kabupaten Magelang. Selama pengelola tempat wisata itu mematuhi protokol kesehatan Covid 19, yah tetap membuka atau bisa menyelenggarakan kegiatan pariwisata dengan ijin yang dikeluarkan oleh Ketua Gugus Tugas Kabupaten Magelang dalam hal ini bapak Bupati. Termasuk Candi Borobudur pun kalau mereka mau menambah terkait dengan jumlah wisatawan yang datang setiap hari harus ada persetujuan dari pak Bupati," tegasnya. 

Menjaga diri, keluarga dan lingkungan penting dikedepankan sehingga aktivitas kepariwisataan akan berjalan meski ditengah Corona, karenanya penerapan protokol kesehatan merupakan langkah yang harus dilakukan agar bisa tetap produktif di masa Pandemi Covid-19. 

Anggota DPRD NTB, Drs H Ruslan Turmudzi, yang sempat menikmati keindahan Desa wisata Svarga Bumi ini, mengungkapkan bahwa Provinsi NTB juga memiliki keindahan dan potensi SDA yang tidak kalah jauh dari yang ada di Magelang ini. Hanya saja menurutnya, potensi SDA yang ada di Desa-desa di NTB, kurang dilakukan promosi.

"Selama ini bagian promosi di Dinas Pariwisata NTB lebih banyak mempromosikan kawasan-kawasan yang bersifat internasional, tidak bermain di lokal. Padahal, jika melihat kondisi saat ini, wisata domestik lebih besar potensi tingkat kunjungannya. Katakanlah sekarang kita mempromosikan yang namanya Kute Mandalika, kemudian Kawasan Ekonomi Khusus dan lainnya berupa promosi berskala internasional yang dibuat oleh pemerintah pusat. Tapi daerah kita ini mestinya menjaring wisatawan-wisatawan lokal dan domestik," kata H Ruslan Turmudzi, Kamis 15 Oktober 2020, di sela-sela kunjungan Desa wisata SvargaBumi Magelang.

Ruslan mengungkapkan, kreativitas dan inovasi dalam hal ini sangat penting dalam menggairahkan serta menggenjot ketertarikan wisatawan untuk berkunjung. Menurutnya, spot-spot desa yang memiliki daya dukung wisata harus digerakkan sehingga mampu menjadi daya tarik tersendiri," imbuhnya lagi.

Sementara itu, Anggota DPRD NTB lainnya, Lalu Satriawandi, memuji adanya inovasi dan kreativitas masyarakat Desa dalam membuat spot wisata Desa yang mampu menarik perhatian wisatan lokal sehingga bisa menambah income atau pendapatan masyarakat yang ada di Desa.

"Ini jelas luar biasa dan penuh dengan Inovasi dari masyarakat, pemerintah maupun pihak ketiga dari kalangan swasta. Sehingga, kenapa tidak jika kita minta kepada para Kepala Desa yang ada di NTB yang lahan pertaniannya produktif, mengajak warganya untuk bangun seperti ini," ujar Lalu Satriawandi, salah seorang anggota DPRD NTB, di sela-sela kunjungan ke Desa Wisata Svarga Bumi, Kamis, (15/10).

Menurutnya, ditengah Pandemi Covid-19 yang tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir, maka kreativitas dan inovasi dari desa sangat diperlukan. Pemerintah dalam hal ini juga mendorong serta memberikan suport agar masyarakat di desa mau berinovasi dan berusaha untuk memanfaatkan lahan-lahan yang dimiliki di masing-masing desa. 

"Maka penggarap maupun pemilik lahan sama-sama menghasilkan dan memperoleh manfaat melalui desa wisata," imbuhnya lagi. 

Ia mengatakan, alam Lombok maupun NTB secara umumnya sangat mendukung. Bahkan dari sisi perkebunan dan pertanian sangat menjanjikan serta indah dan elok. Pihaknya mengaku jika alam yang sangat indah di NTB memberi daya tarik sendiri sehingga promosi melalui media sosial dan lainnya harus terus ditingkatkan. (red*). 

×
Berita Terbaru Update