-->

Notification

×

Iklan

Dengan Mesin Baru, Konsultan Proyek SPAM Yakin Air Akan Naik ke Puncak Jatiwangi

Sunday, June 14, 2020 | Sunday, June 14, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-06-18T01:32:41Z
Mesin pompa air yang dipesan untuk SPAM di Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima.


Kota Bima, Garda Asakota.-

Kisruh persoalan proyek SPAM senilai Rp350 juta Tahun Anggaran 2019 menuju puncak Jatiwangi yang hingga detik ini belum juga mampu mengalirkan air bersih ke setiap lahan para petani, rupanya tidak terletak pada persoalan bor dangkal atau bor dalam yang dilaksanakan oleh pelaksana, akan tetapi terletak pada persoalan mesin pompanya.

Demikian penjelasan Konsultan Proyek, Suhardin, ST, kepada wartawan, Minggu (13/6), menjawab adanya reaksi dari elemen pemuda dan masyarakat petani beberapa waktu lalu yang mempertanyakan realisasi dari pelaksanaan proyek tersebut di kantor Kelurahan Jatiwangi.

"Persoalannya bukan terletak pada bor dalam atau bor dangkal, tetapi terletak pada persoalan mesin pompa airnya. Karenanya kami yakin bahwa persoalan SPAM Jatiwangi akan teratasi dengan hadirnya mesin pompa baru yang In Syaa Allah satu dua hari lagi akan sampai. Kita doa kan saja semoga apa yang menjadi harapan kita semua yaitu air segera mengalir di puncak Jatiwangi bisa terwujud," ucapnya.

Untuk mata air SPAM Jatiwangi, kata dia, berada di kedalaman beberapa meter di bawah permukaan tanah sama seperti SPAM Ntobo dan SPAM Rite yang menggunakan bor dangkal yang berada pada kisaran 20 meter sampai 40 meter di bawah permukaan tanah.

"Khusus untuk lokasi di Jatiwangi pada musim hujan, air itu berada sekitar 2 meter di bawah permukaan tanah. Ini bukan rekayasa atau hoax tapi fakta karena saya cek sendiri pada saat itu bahwa air berada 50 cm dibawah permukaan tanah dan ketika di bor berjam jam airnya tidak kering karena memang sumber mata airnya cukup besar hingga kedalaman pengeboran pada saat itu kita sesuaikan dengan kondisi permukaan air di wilayah lingkungan setempat di mana untuk SPAM Jatiwangi dengan kedalaman pengeboran 13 meter saja airnya melimpah.

Tetapi ternyata setelah musim kering airnya kecil karenanya pengeboran harus tembus maksimal 40 meter sehingga rencana kembali berubah," jelasnya.

Kemudian kata Suhardin, perencanaan awal pihaknya menggunakan pompa besar tapi atas pertimbangan daya 3500 Va masyarakat mungkin tak mampu maka pihaknya menggunakan pompa standar dengan daya 2200 Va.

"Bahkan kami sudah konsultasi dengan ahli pompa yang menyatakan jika dengan kualitas pompa dua kali lipat dari pompa yang di pakai sekarang, semakin besar daya yang di pakai maka akan semakin besar pula biaya yang di keluarkan.

Mesin yang tepat itu sesuai standar ya mesin dengan kapasitas 2200 Va dan ternyata untuk SPAM Jatiwangi tingkat elevasinya dengan sumber bor dengan bak penampungan air itu berkisar 150 meter maka jelas mesin yang di pakai tidak bisa mendorong air naik, karenanya untuk mengatasi kondisi ini pada waktu itu kami siasati dengan penambahan mesin pompa baru.

Dan alhasil air bisa naik, namun sayangnya karena ada pipa yang tidak tersambung dengan benar, sehingga air kembali dan berdampak pada kerusakan mesin pompa air. Makanya kita pesan tambahan mesin baru sebagai pendorong yang menghantar air sampai ke bak penampungan di atas puncak," pungkasnya. (GA. 003*)

×
Berita Terbaru Update