-->

Notification

×

Iklan

IJTI Imbau Jurnalis Jaga Etika Peliputan Bencana

Monday, October 1, 2018 | Monday, October 01, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2018-09-30T22:05:05Z
Pengurus Ikatan Jurnalis TV Indonesia (IJTI) Provinsi NTB.

Mataram, Garda Asakota.-

Bangsa ini sedang dirundung duka yang mendalam. Hampir berturut-turut bencana gempa dan tsunami melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Pada akhir Juli lalu gempa berkekuatan 6,5 SR melanda pulau Lombok dan sekitarnya di Nusa Tenggara Barat. Kemudian akhir September ini, gempa berkekuatan 7,5 SR kembali melanda wilayah Donggala dan Palu Sulawesi Tegah. Kali ini gempa disertai Tsunami di sejumlah pesisr pantai di kedua kota tersebut. 

Bencana ini tentu saja menjadi perhatian seluruh media di Tanah Air. Namun sayang tak sedikit media yang cenderung mengeksploitasi tragedi ini dalam tayangan yang dibuat.

Dalam kondisi ini media dan jurnalis memiliki tugas dan tanggungjawab untuk ikut serta menyampaikan informasi sebaik dan seakurat mungkin terkait bencana kepada publik.

Oleh karena itu Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) menyampaikan dan menyerukan beberapa hal terkait peliputan bencana yang dituangkan dalam sejumlah butir himbauan yakni :

1. IJTI menyampaikan duka yang mendalam bagi para korban yang tertimpa bencana
2. Menyerukan kepada seluruh jurnalis TV dalam meliputa becana harus berpegang teguh pada KEJ serta P3SPS. 
3. Tidak mengeksploitasi visual korban bencana dengan menayangkan secara berulang-ulang, terutama visual tsunami yang ditayangkan dalam filler
4. Menjaga sopan santun, etika dan empati pada korban saat meliput di lokasi bencana
5. Tugas jurnalis adalah menggali, mendapatkan dan menyebarkan informasi yang terverifikasi dari lokasi bencana terutama tentang jaminan hidup, keamanan, dan optimisme penanganan dari Pemerintah untuk korban, serta informasi keluarga korban
6. Sajikan Informasi yang akurat dan dapat dipertanggujawabkan menjadi rujukan bagi pemerintah untuk mengambil keputusan tepat dalam penanganan korban gempa tsunami
7. Saat melakukan Wawancara live terutama wawancara dengan korban  harus hati-hati dan memegang teguh etika
8. Sajikan Informasi yang bisa menumbuhkan semangat bagi korban gempa untuk bangkit pasca bencana
9. Jurnalis ikut mengawasi dan mengawal kebijakan pemerintah dalam penanganan korban pasca gempa sehingga efektif dan tepat sasaran
10. Bagi jurnalis yang sedang bertugas di lokasi bencana harap mengutamakan keselamatan diri (safety first).

Langkah Pengurus Pusat IJTI  mengeluarkan himbauan untuk menjaga etika saat peliputan bencana diamini oleh Ketua IJTI NTB Riadis Sulhi yang memandang perlu hal tersebut harus diingatkan kembali agar jurnalis tidak lupa akan tanggungjawab moralnya yang tertuang dalam Kode Etik Jurnalistik.

 “Hal tersebut harus diindahkan sebagai langkah maju untuk membangun iklim pemberitaan yang informatif dan juga mendukung upaya recovery bencana yang diupayakan para pihak,” ujar Riadis sebagaimana tertuang dalam siaran persnya, Senin 01 Oktober 2018.

Teknik peliputan bencana memang sudah semestinya harus mengedepankan etika dan kesopanan dan menjaga perasaan para korban bencana agar merasa tidak dieksploitasi.
“ Sudah saatnya kita bisa mengedepankan pers yang dewasa, dan memainkan peran secara apik, serta memegang teguh aturan main, jangan sekedar kejar tayang, para korban juga perlu dibantu sekaligus dihargai agar tidak ada kesan eksploitasi, “ imbuhnya. 

“Media harus terdepan menyampaikan informasi yang akurat dan tentunya berdasarkan pada data faktual jangan mereduksi atau memelintir berita, itu dampaknya akan luas,” pungkasnya.  (*)
×
Berita Terbaru Update