-->

Notification

×

Iklan

Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Integrasi Pendidikan Keluarga, Masyarakat, dan Sekolah di NTB

Tuesday, August 14, 2018 | Tuesday, August 14, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2018-08-14T03:54:10Z
Oleh: Muhammad Ali, MM.


Menurut UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat. Pendidikan merupakan bidang kehidupan yang sangat penting dalam peradaban kehidupan manusia dan merupakan program prioritas pembangunan nasional Indonesia. Program prioritas pembangunan nasional Indonesia yang pertama adalah bidang pendidikan dan yang kedua adalah bidang kesehatan. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu daerah. Kemajuan suatu daerah kabupaten/kota, provinsi, atau negara tidak ditentukan oleh kuantitas tetapi ditentukan oleh kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan akan menentukan kualitas sumber daya manusia yang dapat membangun daerah kabupaten/kota di NTB.

Pendidikan merupakan suatu proses yang melibatkan semua lingkungan pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan di Nusa Tenggara Barat dapat dilakukan melalui pendidikan pada lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Lingkungan pendidikan yang pertama adalah keluarga. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama dimana seorang anak dilahirkan, dididik, dan dibesarkan sebelum ia mengenal lingkungan masyarakat dan sekolah.

Pendidikan dalam keluarga ibarat melukis di atas batu atau membangun sebuah rumah harus dimulai dengan pondasi yang kuat. Jika pondasi suatu rumah/bangunan kuat maka rumah akan dapat berdiri dengan kokoh. Demikian pula dengan pendidikan dalam lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah lingkungan dimana seorang anak harus dididik dengan pedidikan etika, moral, dan agama. Dengan pengetahuan etika anak akan tumbuh menjadi anak yang dapat memilih dan memilah yang baik dan buruk, boleh dan tidak boleh, atau dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan. Dengan pendidikan moral yang baik anak akan dapat menempatkan segala sesuatu sebagaimana mestinnya serta memiliki kesadaran dan keyakinan. Sedangkan dengan memiliki pengetahuan agama anak akan dapat mendasari sikap dan perilakunya berdasarkan syariat agama.

Lingkungan pendidikan yang kedua adalah masyarakat. Lingkungan masyarakat adalah lingkungan kedua dimana anak mendapatkan pendidikan setelah lingkungan keluarga. Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana anak dapat meningkatkan kecerdasan emosioal melalui pengenalan dirinya dengan orang lain. Menurut Goleman (2002) kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Melalui sosialisasi, interaksi, dan komunikasi antara satu sama lain anak akan dapat mengeksplorasi kecerdasan emosionalnya. Lingkungan masyarakat juga berperan penting dalam pembentukan watak dan karakter anak. Jika anak selalu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat yang buruk, watak dan karakter anak yang terbentuk juga akan buruk. Sebaliknya, jika anak selalu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat yang baik, watak dan karakter anak yang terbentuk juga akan baik. Oleh karena itu, setiap anggota masyarakat harus dapat menciptakan lingkungan masyarat yang baik bagi anak-anaknya.

Lingkungan pendidikan yang ketiga adalah sekolah. Lingkungan sekolah adalah lingkungan pendidikan ketiga setelah keluarga dan masyarakat. Sekolah adalah lingkungan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Munib (2005) lingkungan sekolah dapat diartikan sebagai kesatuan ruang suatu benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Sekolah adalah lingkungan dimana anak mendapatkan pendidikan secara formal. Proses pendidikan di sekolah dirancang secara sistematis dan terstruktur berdasarkan undang-undang pendidikan. Untuk menilai keberhasilan anak, sekolah meggunakan evaluasi formatif dan sumatif. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah berupaya menciptakan sistem pendidikan yang dapat mewuujudkan sumber daya manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Ketiga lingkungan pendidikan tersebut berperan penting dalam meningkatan kualitas pendidikan di kabupaten/kota di NTB. Pendidikan bukan hanya merupakan tanggungjawab lingkungan sekolah saja melainkan tanggunggjawab semua elemen pendidikan. Kualitas pendidikan tidak dapat ditingkatkan apabila tidak didukung oleh pendidikan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan ketiga bagi anak mendapatkan pendidikan setelah keluarga dan masyarakat. Jika masyarakat berasumsi atau mempersepsikan bahwa sekolah merupakan satu-satunya lingkungan pendidikan yang bertanggungjawab terhadap pendidikan makapeningkatan kualitas pendidikan tentu saja tidak dapat diwujudkan. Masyarakat harus memiliki kesadaran bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan harus dimulai dari pendidikan keluarga dan masyarakat.

Fenomena menunjukan bahwa peserta didik belum dibekali dengan pengetahuan etika, moral, dan agama yang memadai. Selain itu, peserta didik belum memiliki kemampuan berpikir dan budaya belajar yang baik. Hal ini dapat terlihat dalam proses interaksi dan komunikasi di lingkungan sekolah. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik untuk belajar sebagaimana fungsinya sebagai The Agent Of Learning. Guru dan dosen hanya berfungsi sebagai mediator dan fasilitator yang mendorong peserta didik agar dapat belajar. Peserta didik juga tampaknya belum memiliki budaya belajar yang baik. Mereka akan belajar apabila didorong untuk belajar, membaca apabila didorong untuk membaca, dan menulis apabila didorong untuk menulis. Masih banyak diantara mereka yang tidak memiliki motivasi belajar.

Fenomena lain seperti adanya perkelahian atau tawuran antar pelajar dan sekolah, seks bebas, dan narkoba juga menujukkan masih rendahnya kualitas pendidikan kita. Sekolah seakan tidak mampu berbuat apa-apa karena menurutnya sudah berupaya untuk menyelenggarakan sistem pendidikan yang baik bagi peserta didiknya. Sampai kapan masyarakat menutup mata dengan kondisi pendidikan seperti ini? Apakah harus menunggu adanya penyimpangan-penyimpangan yang lebih besar? Tentu saja tidak. Sudah saatnya masyarakat mulai menyadari ini merupakan indikator rendahnya kualitas pendidikan kita. Kita tidak perlu menyalahkan lemahnya sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau sekolah karena pendidikan adalah tanggungjawab semua elemen masyarakat.
Sekolah berupaya menciptakan dan menyempurnakan sistem pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Bagaimanapun upaya pemerintah untuk terus memperbaiki sistem pendidikan seperti merubah kurikulum, melaksanakan sertifikasi, dan akreditasi, dan memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan tetap saja upaya peningkatan kualitas pendidikan akan sulit dicapai apabila tidak didukung dengan pendidikan keluarga dan masyarakat. Keluarga, masyarakat, dan sekolah dapat berintegrasi dan bekerjasama untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Orang tua dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam keluarga, masyarakat dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam lingkungan masyarakat, sehingga sekolah juga dapat meningkatan kualitas pendidikannya. Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah karena tanggungjawab pendidikan merupakan tanggungjawab bersama. Membangun komitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan perlu dilakukan.

Oleh karena itu, mari kita tumbuhkan kesadaran bahwa pendidikan adalah tanggungjawab bersama. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Orang tua dapat memberikan pendidikan etika, moral, dan agama sehingga anak siap berinterkasi dengan lingkungan masyarakatnya. Sedangkan masyarakat dapat menciptaan kondisi lingkungan yang baik sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dan siap berinterkasi dengan lingkungan sekolah. Pendidikan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat dapat membentuk anak agar memiliki motivasi dan kemauan belajar. Dengan demikian, anak akan dapat mengembangkan bakat, minat, dan potensinya melalui pendidikan di sekolah.

Akhirnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tanggungjawab keluarga, masyarakat, dan sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun komitmen dan kerjasama. Kualitas pendidikan yang baik akan melahirkan generasi muda yang baik pula. Bila generasi muda memiliki pendidikan yang baik maka mereka akan dapat membangun negara dengan baik. Kualitas pendidikan perlu ditingkatkan untuk kemajuan daerah kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat, Bangsa, dan Negara*.Penulis adalah dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima.

×
Berita Terbaru Update