-->

Notification

×

Iklan

Jenateke, Meriahkan Pagelaran Seni Budaya di Wera

Thursday, May 11, 2017 | Thursday, May 11, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-05-11T00:00:02Z
Foto: M. Putra Ferryandi











Kabupaten Bima, Garda Asakota.-

         Ragam Kesenian tradisional ditampilkan dalam acara Pagelaran Seni Budaya dengan Tema, Meningkatkan Moralitas Masyarakat, melalui Pelestarian Budaya Lokal Sebagai Sumber Kekuatan Pembangunan. Kegiatan pertama yang diselenggarakan dan dihadiri oleh Jenateke Kesultanan Bima tersebut, begitu antusias disambut dan dihadiri warga di sejumlah Desa di Kecamatan Wera, dan Ambalawi.

        Menurut Jenateke Bima, M. Putra Ferryandi, yang menarik dari kegiatan Seni Budaya, selain upaya untuk melestarikan budaya itu sendiri, juga mengingatkan kita pada sejarah. "Dimana sejarah akan mengingatkan kita pada perjuangan leluhur, membuat kita terpanggil untuk menapak tilas masa lalu, dimana budaya menjadi salah satu metode pendekatan yang dilakukan oleh para Sultan untuk memperkenalkan masyarakatnya pada agama. Sehingga kedua aspek tersebut terus ada dan saling melengkapi," ujar Jenateke yang akrab di sapa Dae Yandi itu.

        Akhir sambutannya Dae Yandi berharap kegiatan seperti tidak hanya kali ini saja diadakan. "Kegiatan seperti harus diadakan dan terus dipertahankan, untuk mempersatukan keanekaragaman yang ada di Daerah Bima yang cintai bersama ini, " harap putra sulung Bupati Bima ini.

         Sementara, Ketua panitia penyelenggara kegiatan April Wera, S.Pd, dalam kata sambutannya mengatakan bahwa kegiatan Seni Budaya sepertinya tidak memiliki ruh tanpa kehadiran Jenateke. "Budaya Bima sejatinya gambaran pribadi dari masyarakat Bima yang Ramah, sehingga budaya tercipa dan tetap lestari hingga kini, terlihat keramahan dan ketegasan. Hal itu sesuai dengan slogan Kesultanan Bima yang selalu menitipkan pesan "Maja Labo Dahu" yang mengandung makna filosofis, " tutur April sembari memaknai nasehat turunan leluhur Bima tersebut.
   
         April menambahkan, kalimat yang tidak kering makna tersebut mencakup makna religi. "Habluminallah dan Habluminannas, Maja artinya Malu, malu terhadap sesama makhluk dan Dahu bermakna Takut, Takut pada Sang Khaliq," urainya. Seperti diberitakan sebelumnya, kegiatan ini diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan dan Sosial (LPS) Sanggar Seni Budaya Pulau Ular bekerjasama dengan Direktorat Kesenian Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan Seni dan Budaya asli Bima ini menampilkan beragam atraksi seperti Gantaong, Tari Wura Bongi Monca, permainan Buja Kadanda dan jenis kegiatan lainnya untuk menghidupkan kembali serta menjaga kelestarian budaya lokal kebanggaan masyarakat Bima. (GA. 777*)
×
Berita Terbaru Update