Foto:Dubes Amerika Serikat, Joseph R. Donovan, Jr dan Gubernur NTB, Dr.TGH.M.Zainul Majdi. |
Mataram, Garda Asakota.-
Usai jamuan sarapan pagi di Paviliun Pendopo Gubernur NTB di Mataram, Rabu, (16/05/2017), Dubes AS, Joseph R. Donovan, Jr dan Gubernur NTB, Dr.TGH.M.Zainul Majdi berjalan kaki menuju Hotel Santika, Kota Mataram. Di hotel itu, Dubes didampingi istri, Mei Chou Wu dan Gubernur TGB didampingi istri, Hj. Erica Zainul Majdi mengadakan dialog bersama masyarakat penerima manfaat hibah program Compact atas kerjasama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Amerika Serikat. Sebelum memasuki ballroom tempat acara, Gubernur NTB bersama Duta Besar AS didampingi istri sempat meninjau stand pameran yang menampilkan berbagai produk penerima hibah compact, dan sempat membeli langsung produknya.
Millennium Challenge Account Indonesia (MCA-Indonesia) adalah lembaga wali amanat yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia sebagai pelaksana program Compact. Program Compact adalah hibah besar selama lima tahun untuk negara-negara yang sudah lolos kualifikasi Millennium Challenge Corporation Amerika Serikat (MCC-AS).
Resident Director MCC, Troy Wray menyatakan MCC Indonesia merupakan agency dibawah Pemerintah AS. Program terbesarnya di seluruh dunia adalah Indonesia. Tahun 2011 lalu MCC Indonesia sudah menandatangani persetujuan 3 projek besar denganIndonesia, yaitu kemakmuran hijau, stunting dan modernisasi pengadaan. Ia menyatakan semua proyek itu merupakan gagasan yang bersumber dari masyarakatIndonesia sendiri dan Pemerintah Indonesia. “Kami sangat senang tiga proyek ini dilaksanakan di NTB,” tegas Troy sebagaimana tertuang dalam rilis pers yang disampaikan oleh Kepala Biro Humas Setda Provinsi NTB, H. Yusran Hadi, kepada redaksi media ini, seraya Troy menyatakan berkat dukungan kuat Gubernur NTB, sehingga tiga proyek ini semakin kuat.
Ditempat yang sama kata Yusron, Gubernur NTB, Dr. TGH.M.Zainul Majdi didampingi istri, Hj. Erica menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada duta besar AS berserta istri, juga Konjen AS beserta seluruh jajarannya. Atas kunjungan persahabatan yang luar biasa berkesan dan hangat.
Menurut Gubernur TGB, MCC adalah satu bagian dari kerjasama, yang bukan merupakan awal dan juga bukan merupakan akhir. Dalam kehidupan ini, kita semua membutuhkan kerja sama karena kita hidup dalam satu dunia.
TGB menegaskan proyek MCC Indonesia merupakan suatu kerjasamanya yang sangat baik. Karena formulasinya adalah berdasarkan kepentingan serta kebutuhan masyarakat Nusa Tenggara Barat. Dengan demikian, walaupun 10 bulan lagi akan selesai, Gubernur TGB memastikan akan tetap berlanjut. “Saya dapat yakinkan kepada kita semua bahwa apa yang diinisiatifkan dan digagas dalam MCC hari ini, Insya Allah akan berlanjut terus di Provinsi Nusa Tenggara Barat,” tegasnya.
Pemerintah daerah akan terus mensupport dan mengembangkan apa-apa yang sudah dimulai dengan program ini karena merupakan kebutuhan kita bersama.
Senada dengan Gubernur, lanjut Karo Humas Pemprov NTB, Dubes AS Joseph R. Donovan, menyatakan sangat senang bisa berkunjung bersama istri di NTB dan berkesempatan mencicipi produk-produk yang lezat. Dubes negara adidaya tersebut sangat berterimakasih kepada Gubernur NTB beserta istri dan seluruh masyarakat NTB yang sudah menyambutnya dengan ramah. Pemerintah Amerika Serikat sangat bangga bisa bekerja sama dengan pemerintah Indonesia melalui Millennium challenge yang dilakukan di Indonesia.
Ia percaya semua program MCC bisa berperan dalam meningkatkan sistem komunitas pedesaan dan juga pertumbuhan ekonomi. “Pada tahun 2011 lalu kita telah menyetujui proyek ini akan tuntas dalam waktu 5 tahun, yakni pada tahun 2018 mendatang,”ungkapnya. Namun,berkat kepemimpinan Gubernur NTB,pihaknya memastikan bahwa program ini akan terus berlanjut, terang Dubes AS.
Ia juga yakin NTB sudah mendapatkan banyak manfaat dari proyek-proyek compact. Misalnya, proyek kemakmuran hijau yang para penerima hibahnya hadir hari ini, proyek dibidang nutrisi dan gizi juga modernisasi pengadaan, dimana NTB kini sudah menjadi pusat percontohan bagi pengadaan modernisasi di Indonesia, ungkap dubes. (GA. IAG*).