-->

Notification

×

Iklan

Menggugat Peran Mahasiswa Sebagai Agen of Intelektual

Wednesday, November 21, 2012 | Wednesday, November 21, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-11-21T04:24:12Z
Oleh: Zulharman
Mahasiswa sebagai bagian yang sangat penting dalam perubahan bangsa sejak zaman awal kemer¬dekaan sampai dengan era refor¬masi saat ini, selalu diwarnai dengan pro kontra diberbagai kalangan, baik pemerintah, masya¬rakat dan mahasiswa itu sendiri tentang kontri¬busi yang diberikan mahasiswa untuk peruba¬han bangsa dan Negara. Sejak zaman awal kemerdekaan,
kontribusi terbesar mahasiswa adalah pada aspek pergerakan (demonstrasi) melawan kebijakan pemerintah. Peran tersebut merupakan pengejewantahan fungsi mahasiswa sebagai agen of control yaitu dengan melakukan pergerakan dengan mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro rakyat. Peran mahasiswa sebagai agen of control ini tentu sangat mendapat apresisasi yang positif dan mendalam dari para tokoh dan masyarakat Indonesia secara luas karena mahasiswa telah mampu membawa perubahan bagi kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, banyak dari mereka yang mengorbankan nyawanya. Terlepas dari hal-hal yang diutarakan di atas, ada satu fungsi mahasiswa yang sampai saat ini masih adem ayem atau belum kelihatan, terutama peran dari para aktivis mahasiswa, yaitu fungsi mahasiswa sebagai agen of Intelektual, padahal peran tersebut sangat vital bagi perubahan bangsa dan sangat melekat sebenarnya dalam dunia mahasiswa sebagai kaum intelektual. Mahasiswa seharusnya dapat menggali intelektualnya sesuai dengan disipilin ilmu masing-masing untuk menjawab persoalan Negara saat ini disegala bidang. Mahasiswa bersama dengan perguruan tinggi tempatnya menuntut ilmu seharusnya dapat mengembang¬kan khasanah keilmuanya secara mendalam sehingga melahirkan ide-ide akademis kreatif yang inovatif disegala sektor persoalan bangsa sesuai dengan jurusan atau depertement ilmunya yang ditempuh. Saat ini mahasiswa cenderung masih belum menyeimbangkan antara perannya sebagai agen of control dan agen of intelektual, mahasiswa kita amati lebih banyak menfokus¬kan perannya sebagai agen of control ditandai dengan maraknya aksi demonstrasi dijalan-jalan yang kadang-kadang justru mengganggu ketertiban umum dengan melakukan aksi-aksi anarkis yang mengganggu aktivitas serta keselamatan masyarakat sebagai pengguna fasilitas umum. Tidak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa aksi demonstrasi akhir-akhir ini (tentu tidak semuanya) cenderung hanya sebagai wujud pertunjukkan eksistensi mahasiswa serta ingin mendapat pengakuan, baik secara organisasi maupun secara pribadi bagi sebagian dari mereka. Tidak sedikit juga pergerakan mahasiswa yang ditunggangi oleh kelompok-kelompok tertentu bahkan partai politik sekalipun, itu dapat kita lihat bahwa banyak para aktivis mahasiswa yang diam-diam membawa misi organ (bukan organ mahasiswa) tertentu dalam setiap aksinya. Kelompok mahasiswa tersebut kita dapat sebut sebagai kelompok pragmatis yang oportunis untuk kepentingan pribadi dengan memanfaatkan payung pergerakannya. Sudah saatnya mahasiswa merevitalisasi peran dan fungsinya dalam mengawal peruba¬han bangsa ini, mahasiswa dituntut menjalankan fungsinya secara bersamaan, tidak hanya berteriak-teriak dijalan dengan cara-cara anarkis dan semau gue karena itu dapat menguras energi komponen bangsa, tetapi mahasiswa seharusnya mengedepankan peran keintelek¬tua¬lannya untuk berkontribusi demi kemajuan bangsa. Sebagai kaum intelektual yang sedang menuntut dan mengembangkan disiplin ilmunya dikawasan candra dimuka yang bernama perguruan tinggi, mahasiswa seharusnya dapat menyeimbangkan perannya sebagai agen of control dan perannya sebagai agen of intelek¬tual. Disatu sisi mahasiswa harus menjadi garda terdepan untuk mengkritik kebijakan yang tidak pro rakyat, namun dilain sisi mahasiswa juga harus dapat memainkan peran akademisnya untuk menjawab tantangan bangsa. Apabila mahasiswa dalam setiap geraknya dapat menyeimbang kedua peran tersebut, maka dengan sendirinya fungsi mahasiswa sebagai agen of change (perubahan) akan dapat terwujud karena sejatinya perubahan itu tidak hanya hadir dengan mengkritik dan menghujat semata, tetapi juga hadir karena kontribusi ide cerdas akademis dari mahasiswa sehingga terwujud Indonesia yang maju, aman dan sejahtera.* (Dosen prodi Kehutanan FPP Universitas Muhammadiyah Malang)
×
Berita Terbaru Update