-->

Notification

×

Iklan

Walikota: Atasi Konflik, Teladani Sikap Sabar Rasulullah

Wednesday, February 29, 2012 | Wednesday, February 29, 2012 WIB | 0 Views Last Updated 2012-02-29T07:08:30Z
Kota Bima, Garda Asakota.-
Peringatan Maulid Nabi Besar Muham¬mad SAW hendaknya dapat dijadikan sebagai momentum yang penting bagi warga masyarakat, khususnya bagi umat Islam untuk meneladani sikap mulia Rasulullah SAW. “Sikap mulia baginda Rasul dapat kita teladani dan kita terapkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari, inilah momentum yang tepat untuk meneladani sikap mulia Rasulullah SAW,”
demikian penega¬san Walikota Bima, HM. Qurais H. Abidin, saat menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihelat oleh jajaran kantor Kecamatan Asakota, Jumat lalu (17/2). Menurut Walikota Bima, salah satu sifat utama Rasulullah SAW adalah sabar dan sifat itu harus dicontoh bagi umat yang meyakini Muhammad sebagai Rasulnya. Sifta sabar Rasulullah dapat menjadi contoh apabila seseorang menghadapi permasa¬lahan ataupun konflik yang berkembang di tengah masyarakat. “Hendaknya dapat diselesaikan dengan kepala dingin dan sabar. Sebab dari sikap sabar yang dicontohkan oleh Rasulullah ini akan tercipta harmoni¬sasi dan kerukunan, tanpa menciptakan konflik dan permusuhan,” ucapnya saat itu.
Pantauan langsung Garda Asakota, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dipusatkan di aula kantor Camat Asakota ini, selain dihadiri para pejabat Pemkot Bima dan Kakemenag Kota Bima, Drs. H. Syahrir, M. Si, juga dihadiri kompo¬nen masyarakat Asakota beserta tokoh masyarakat maupun tokoh agama setempat. Menyinggung perlombaan MTQ antar TPQ tingkat Kecamatan Asakota yang juga digagas oleh Camat Asakota, L. Sukarsana, S. IP, Walikota memberikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif panitia dalam menye¬lenggarakannya. Pihaknya berharap, lomba MTQ antar TPQ se-Kecamatan Asakota ini, akan memacu warga masyarakat untuk mempelajari Al-Quran secara sungguh-sungguh. “Moga saja, ilmu yang ada didalamnya kita implementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk ilmu kesabaran yang diteladani Rasulullah SAW,” harapnya.
Sementara itu, dalam ceramahnya, Ustadz H. Ahmad, S. Ag, lebih mempertegas bahwa, bagi kaum muslimin, Nabi Muham¬mad SAW diyakini sebagai contoh dan teladan yang terbaik bagi umat manusia. Pada dirinya, kata dia, terpancar kecerdasan yang luar biasa, kepribadian yang Agung, akhlak yang mulia, dan kepemimpinan yang tegas namun bijaksana. Meski seorang Nabi, diakuinya, Muhammad tetaplah seorang manusia. “Dalam menegakkan Islam, Nabi Muhammad SAW telah berjuang tanpa kenal lelah untuk menyampaikan ajaran tauhid. Seperti saya katakan tadi, beliau-pun berjuang untuk menegakan akhlak yang sangat penting kedudukannya dalam kehidupan umat manusia dan beliau juga berjuang untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil, aman, damai dan sejahtera,” tandasnya.

Wakil Walikota Bima, H. A. Rahman, SE, di halaman kantor Walikota Bima.
Sementara itu, saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang dihadiri segenap jajaran Pemerintahan Kota Bima di halaman kantor Walikota Bima, Jumat lalu (24/2), Wakil Walikota Bima, H. A. Rahman H. Abidin, SE, berharap prosesi upacara Adat Hanta Ua Pua yang dihelat oleh pihak Kesultanan Bima baru-baru ini merupakan tonggak baru dalam mengawali derap pembangunan, setelah beberapa waktu lalu, ‘Dana Mbojo’ dihantam oleh berbagai masalah dan perilaku kekerasan yang menjadikan mata dunia tertuju kepada daerah Bima.
Wawali saat itu sempat mengulas gelaran upacara Adat Hanta Ua Pua yang merupa¬kan upacara adat turun-temurun Kesultanan Bima. Upacara adat itu, kata dia, sekaligus untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang dilak¬sa¬nakan pada setiap bulan Rabi’ul Awal, tentunya memiliki makna dan harapan bagi umat Islam. “Karena peringatan maulid merupakan momen untuk kita introspeksi diri, tentang segala yang telah kita lakukan selama ini, sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Melalui peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, kita diajak untuk meneladani sifat-sifat Nabi dan Rasulullah, yaitu sifat siddik (benar/tidak berdusta), sifat amanah (jujur/dapat dipercaya), sifat tabligh (menyampaikan ajaran Allah kepada ummat serta tidak berbuat curang), dan sifat fathonah (cerdas/pandai), yang kesemuanya dimulai dari diri kita sendiri, keluarga, lingkungan sekitar kita, serta lingkungan kerja,” tandasnya.
Setiap pribadi Islam, ungkapnya, harus mampu menerapkan sifat-sifat Rasulullah dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, ter¬utama untuk melayani masyarakat. Sebagai PNS tentunya harus dapat meneladani dan meniru apa yang diajarkan oleh Baginda Rasul, baik itu sifat siddik, amanah, dan tabligh kita terapkan dengan bersikap jujur dan tidak berbuat curang dalam mengisi daftar kehadiran. “Bekerjalah sesuai jam kerja yang telah ditentukan, karena kelalaian kita dalam memenuhi jam kerja sesungguh¬nya merupakan salah satu bentuk kecu¬rangan, sifat-sifat itu harus pula kita terapkan dalam mewujudkan pelayanan terhadap masyarakat,”ajaknya.
Aji Man-pun secara jujur mengakui bahwa faktanya, pelayanan terhadap masya¬rakat selama ini masih kurang maksimal. Salah satu indikasinya terlihat dari kegiatan inspeksi mendadak (sidak) yang baru kami laksanakan kemarin ke beberapa kantor kelurahan dan kecamatan, banyak sekali pegawai yang belum hadir, padahal jam sudah menunjukkan pukul 08.00 wita. Masyarakat pun banyak yang mengeluhkan kualitas pelayanan, karena masyarakat masih harus mencari-cari staf kelurahan ketika mereka butuh mengurus surat-surat. Dengan citra negatif seperti itu, bagaimana kita bisa memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat? padahal berbagai program pemerintah tidak akan dapat berjalan lancar tanpa dukungan masyarakat.
Sebagai abdi Negara, PNS harus mampu menjadi humas pemerintah, untuk mem¬berikan gambaran positif, menyampaikan pencerahan kepada masyarakat mengenai program-program pemerintah, di antaranya: Maghrib Mengaji, Membumikan Al-Quran, Kota Bima Berzakat, maupun berbagai program pembangunan yang lain. PNS juga harus peka terhadap segala permasalahan yang tengah terjadi dalam masyarakat, dan harus mampu menjadi fasilitator untuk menyelesaikan permasalahan kemasyaraka¬tan. Tentunya Pemerintah Kota Bima selalu membuka ruang dialog, bahkan aksi demopun selalu diperbolehkan, tentu dengan mematuhi aturan-aturan hukum maupun norma sosial yang berlaku, misalnya tidak memaki-maki, tidak berbuat anarkis, serta mengutarakan pendapat dengan santun. “Demo yang mematuhi aturan-aturan hukum dan norma sosial akan selalu kami tanggapi dengan respek dan pikiran terbuka,” akunya. (GA. 334*)
×
Berita Terbaru Update