-->

Notification

×

Iklan

KNPI DULU, KINI, dan KEDEPAN

Thursday, March 9, 2017 | Thursday, March 09, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-03-09T00:02:34Z
OPINI
Oleh: DR. Juwaidin
Sejarah mencatat, bahwa KNPI lahir melalui Deklarasi Pemuda Indonesia pada 23 Juli 1973. Berdiri dan berkembangnya KNPI tidak pernah terlepas dari bayang-bayang Orde Baru sebagai rezim pemerintah yang berkuasa pada waktu itu. Banyak sejarah menulis bahwa KNPI memiliki keterkaitan yang cukup kuat dengan Orde Baru. Bahkan, KNPI terlibat dalam perseteruan peletakan konsep pembangunan Orde Baru antara kelompok Ali Moertopo membawa konsep-konsep yang digodok oleh CSIS yang berhadapan dengan konsep Widjojo Nitisastro yang umum dikatakan sebagai “mafia Berkeley”.
KNPI sendiri pada awal berdirinya terdiri dari Gabungan Kelompok Cipayung diantaranya organisasi mahasiswa seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia(PMKRI). Serta, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), yang kemudian melakukan kesepakatan dengan organisasi kepemudaan seperti Gerakan Pemuda Marhein (GPM), Gerakan Pemuda Anshor dan lain_lain untuk membentuk wadah organisasi kepemudaan.
Merujuk pada catatan sekelumit sejarahnya, maka KNPI telah sejak lama kader-kader muda dari berbagai organisasi kampus memperoleh pendidikan dan difasilitasi untuk tumbuh menjadi generasi pelanjut pemerintahan Orde Baru. Langkah ini dilakukan sebagai jalan lain setelah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menjadi pilar Orde Baru dinyatakan gagal dalam mengemban fungsi dan perannya. Walhasil, KNPI di awal berdirinya adalah organisasi yang mendapat “karpet merah” dari penguasa Orde Baru.KNPI dalam kelanjutannya menjadi instrument paling efektif untuk mengukur dinamika kelompok pemuda yang sejak lahirnya Orde Baru melupakan kelompok yang paling kritis, penuh pemikiran alternatif dan dianggap paling potensial menjadi pengganggu kekuasaan rezim Orde Baru.

Masih Relevankan KNPI Masa kini?

Dalam perjalanan sejarah KNPI, evaluasi terbesar yang harus dilakukan oleh payung organisasi kepemudaan ini sesunggunya adalah KNPI harus tumbuh menjadi organisasi yang independen dan terlepas dari kepentingan politik praktis tertentu. KNPI harus mampu melepas beban sejarah yang menjadi bagian dari agenda bagi kekuatan politik tertentu sebagaimana yang terjadi pada zaman Orde Baru.
Tumbangnya rezim ini dipenghujung tahun ‘90-an memberikan pelajaran penting bagi KNPI. Sebagai penyangga pilar kepemudaan yang menempel pada rezim Orde Baru, KNPI nyaris ikut runtuh.
Berkat deklarasi Tekad Pemuda Indonesia pada 4 November 1999 menjadi tonggak penting, bahwa KNPI sebagai pilar kepemudaan tidak boleh rontok seiring dengan tumbangnya sebuah rezim. KNPI sebagai sebuah lembaga perkaderan pemuda harus tetap eksis menjadi penopang tempat persemaian kader-kader pemuda bagi tumbuhnya calon pemimpin bangsa.Dengan demikian. deklarasi tersebut memiliki makna yang cukup penting, karenanya sebagai payung organisasi kepemudaan, KNPI masih tetap diperlukan dan masih sangat relevan sebagai wadah pengkaderan kepemimpinan. KNPI harus mengambil peran sebagai pengait untuk menumbuhkan faham kebangsaan diantara organisasi kepemudaan yang terdiri dari berbagai corak sebagaimana yang terdiri dari OKP-OKP. KNPI harus menjadi fasilitator bagi terjadinya dialetika organisasi kepemudaan sehingga pemuda memiliki positioning yang jelas bagi pengambil kebijakan.
Ada beberapa hal terkait dengan relevansi KNPI sebagai payung organisasi kepemudaan dimasa yang akan datang, terutama keberadaan KNPI di Kabupaten Bima, Pertama, ada banyak pertanyaan publik tentang apa manfaatnya KNPI bagi organisasi kepemudaan saat ini dan yang akan datang. Pertanyaan yang bernada meragukan peran dan fungsi KNPI tersebut sangat sering kita dengar dari manapun.

Pertanyaan dan keraguan tersebut tidak sepenuhnya salah. Karena publik, terutama para pemuda, pada kenyataannya sering tidak merasakan kehadiran KNPI sebagai stakeholder  kepemudaan.
Untuk itu, kedepan yang harus dilakukan oleh KNPI adalah melakukan positioning  sebagai organisasi kepemudaan. Membangun positioning tersebut dilakukan dengan menunjukkan peran yang nyata sehingga mampu menjadi mediator bagi relationship antara Daerah dan generasi muda terutama yang tergabung dalam organisasi kepemudaan. Tanpa ini, maka ada dan tiadanya KNPI sebagai payung organisasi kepemudaan akan sama saja.
Kedua, relevansi keberadaan KNPI dimasa kini dan dimasa yang akan datang terletak pada kemampuan KNPI menumbuhkan tradisi baru yang saat ini nyaris sudah tidak banyak kita temui pada generasi muda. Tradisi baru yang dimaksudk ialah tradisi khas yang dimiliki anak muda yang dipenuhi dengan pemikiran kritis konstruktif dan kemandirian. Dua tradisi tersebut hanya mungkin tercapai jika KNPI mampu menjadi wadah dialektika pemikiran dan ide bagi generasi muda terutama yang tergabung dalam organisasi kepemudaan.
Tradisi pemikiran kritis harus menjadi basis bagi seluruh program yang dikembangkan oleh KNPI. Tradisi kritis yang dibingkai dalam sebuah programatik ini akan membawa KNPI untuk tidak terjebak pada potongan_potongan puzzle  kegiatan yang semata mata sekadar aktivisme. Tradisi kritisisme ini yang akan meletakkan KNPI sebagai bagian dari solusi untuk kebijakan yang diambil stake holder.
Tradisi yang kedua yang harus dikembangkan adalah tradisi membangun karakter kemandirian pada generasi muda. Pemuda harus ditantang untuk menjadi mandiri dan produktif. KNPI kedepan ditantang tidak hanya sebagai organisasi yang memperoleh dana dari APBD untuk kegiatan organisasi kepemudaan, namun sebaliknya KNPI kedepan harus tumbuh sebagai bagian penyumbang PAD yang bermanfaat bagi pengembangan daerah dan terutama pengembangan kepemudaan.
Ketiga, maraknya berbagai komunitas harus mampu direspons sebagai tren baru pada anak muda urban. KNPI harus hadir ditengah berbagai komunitas dan menjadi mediator bagi berbagai komunitas anak muda yang aktif dan kreatif tersebut. Energi anak muda yang sangat besar dan aktif seringkali menjadi titik masalah jika dia tidak memperoleh perhatian dan penyaluran yang tepat seperti masalah Narkoba, generasi tramadol, generasi maling, dan sebagainya. Dalam konteks inilah KNPI harus mengambil bagian untuk ikut menumbuhkan kreativitas yang ada pada komunitas.
Dengan demikian, KNPI  masih cukup relevan dengan catatan harus mampu menemukan bentuk dan karakternya sendiri untuk memperjelas posisi dan peran bagi pertumbuhan sebuah daerah tercinta ini. Semoga.*Penulis: Dosen STKIP BIMA
×
Berita Terbaru Update