-->
×

Iklan

Masih yang Terbanyak, 104 Mahasiswa dan 16 Dosen STKIP Tamsis Bima Ikuti Sosialisasi KM5

Wednesday, January 25, 2023 | Wednesday, January 25, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-01-25T02:08:09Z

 

Ratusan peserta foto bersama usai mengikuti sosialisasi internal, di Auditorium Sudirman kampus STKIP Tamsis, Selasa (24/1/2023).




Kabupaten Bima, Garda Asakota.-



Seakan tidak pernah mau tertinggal, STKIP Taman Siswa Bima terus mempercepat langkahnya. Keseriusan dalam menyukseskan kampus merdeka, perguruan tinggi dengan motto BERADAB tersebut acap kali mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, di antaranya adalah Kepala LLDikti Wilayah VIII (Bali-NTB). 


Terbaru, sebanyak 104 mahasiswa dan 16 dinyatakan lolos sebagai peserta dan DPL di Kampus Mengajar 5 (KM5). Masih yang terbanyak di NTB.


Untuk berjalan lancarnya kegiatan tersebut, Koodinator KM, Ramli, M.Pd., mengadakan sosialisasi internal, di Auditorium Sudirman kampus setempat, Selasa 24/1/2023. 


Hal tersebut diakuinya sebagai upaya untuk melinierkan pemahaman di antara mahasiswa dan DPL terkait konversi SKS.


Saat menyapaikan pengantar, Ramli dengan bangga mengatakan STKIP Taman Siswa Bima masih menjadi yang terbanyak untuk mahasiswa yang lolos KM. 


Baginya, ini adalah prestasi yang harus terus dipertahankan dalam rangka meningkatkan pengalaman lapangan mahasiswa. Sesuai dengan arahan program kampus merdeka.


“Saya sudah berkoordinasi dengan sejumlah kampus di pulau Sumbawa, di NTB malah. Informasinya, kampus kita (STKIP Taman Siswa Bima, red) masih unggul untuk mahasiswa yang lolos KM,” sampainya singkat. 






Menjadi pemateri pada aktifitas akademik tersebut adalah, Dr. Syarifudin, S.Si., M.Pd., dan Fatmah, M.Pd. Dr. Syarif, sapaannya, menyampaikan aturan yang menjelaskan tentang aturan konversi nilai dan jumlah SKS maksimal. Selain itu, pria yang lulus S3 di Malang itu juga memberikan pengetahuan tentang pelaksanaan dan pendampingan KM.


Selain itu, mantan PM Gerakan Masyarakat Sadar (Gemar) Literasi dan Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaaan itu juga merencakanan pelatihan TaRL untuk mahasiswa dan dosen yang lolos KM5. Hal itu dilakukan untuk memperkuat “modal” mahasiswa dan dosen yang akan turun ke sekolah.


“Nanti kita akan mengadakan pelatihan TaRL untuk dosen dan mahasiswa yang lolos KM5. Karena kampus kita juga sedang membangun Jargon Kampus Rujukan Pembelajaran Literasi. 


Khususnya TaRL yang menjadi luaran dari program Gemar Literasi yang merupakan kemitraan antara kampus kita, INOVASI dan Pemkab Bima,” ungkapnya.


Dr. Ibnu Tekankan untuk Sehat, Bijak, Kuasai TaRL dan Inovatif


Saat menyapaikan sambutannya, Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, M.Si., menitipkan tiga point pada dosen dan mahasiswa yang lolos KM5. Pertama, ia menyarankan untuik membangun pola hidup sehat. 


Tidak hanya pola hidup sehat, jebolan UGM dan UI itu juga menekankan untuk mampu bijak dalam bertutur dan bersikap di lokasi penerjunan.


“Kita jika turun ke lapangan, harus bijak dan punya pendekatan khusus jika ada yang tidak sesuai dengan pengalaman. Bagaimana menginternalisasi terminalogi BERADAB. Secara komunikatif, enak di dengar. 


Selain TaRL, yang baru akan training soal shalat dan baca Quran. Mudah mudahan di mahasiswa KM5 bisa menjaga shalatnya,” harapnya. 


Kedua, Dr. Ibnu (sapaannya) kembali menegaskan juga akan dilakukan pelatihan TaRL. Hal tersebut merupakan langkah untuk mewujudkan capaian visi sebagai Kampus Rujukan Pembelajaran Literasi. Pembelajaran berbasis kemampuan. 


“Tamsis sekarangkan sudah menjadi kampus rujukan pembelajaran literasi. Nanti akan ada modul yang bisa digunakan sebagai acuan. Mahasiswa dan dosen KM5 akan turun setelah mendapatkan pelatihan TaRL,” ulangnya menegaskan.


Ketiga, setelah STKIP Taman Siswa Bima berangkat untuk setudi banding ke Australia, dirinya mendapatkan banyak tambahan informasi. Di antaranya, izin menjadi guru tidak lagi hanya berdasarkan ijazah. Tapi harus memiliki lisensi berupa PPG. 


“Setelah mendapatkan capaian di KM, semoga akan mempermudah mendapatkan PPG setelah lulus jadi sarjana. Kita akan memperkuat guru prajabatan melalui kemampuan yang kita miliki. Jadi, harus sehat dan bisa melakukan inovasi. Harus ikuti perkembangan kebutuhan guru dan tenaga pendidik,” pungkasnya. (GA. 212*)

×
Berita Terbaru Update