-->

Notification

×

Iklan

Belum Ada Kejelasan Penempatan dan SK, Ratusan Guru P1 Adukan Nasib ke DPRD NTB

Wednesday, December 7, 2022 | Wednesday, December 07, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-12-06T23:40:12Z

Koordinator Forum Guru PPPK Prioritas Satu (F-P1) 2021 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), I Putu Dhani Ekspradana, didampingi belasan orang perwakilan guru PPPK P1 lainnya saat menggelar konferensi pers.

 


Mataram, Garda Asakota.-


Ratusan guru PPPK SMA, SMK, SLB, baik Negeri maupun swasta yang lulus passing grade Prioritas Satu (P1) tahun 2021 tapi belum mendapatkan SK Penempatan dan SK CASN, pada Selasa 06 Desember 2022, mengadukan nasib mereka ke Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).


“Jumlah kami yang lulus passing grade P1 tahun 2021 sebanyak 1.373 formasi. 866 orang sudah mendapatkan penempatan dan akan mendapatkan SK. Sementara 507 orang belum mendapatkan kejelasan penempatan dan kejelasan mendapatkan SK CASN dengan dalih lineiritas ijazah dan mata pelajaran gemuk. Padahal janji Pemerintah, kami akan langsung diangkat tahun 2022. Kenyataannya justru tidak demikian. Kami datang mengadu ke lembaga Dewan untuk meminta para wakil rakyat agar dapat memperjuangkan nasib kami ini,” kata Koordinator Forum Guru PPPK Prioritas Satu (F-P1) 2021 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), I Putu Dhani Ekspradana, didampingi belasan orang perwakilan guru PPPK P1 lainnya saat menggelar konferensi pers.


Akibat adanya dalih lineiritas ijazah dan mapel gemuk tersebut, kini ratusan guru itu mengaku nasib mereka menjadi terkatung-katung dan malah diturunkan grade mereka ke P3 bagi guru yang berasal dari sekolah negeri dan P4 bagi guru yang berasal dari sekolah swasta.


“Padahal pada tahun 2021, saat kami mengumpulkan berkas dan mengikuti tes passing grade dan dinyatakan lulus P1, regulasi seperti itu tidak ada. Dan di tahun 2022 ini, malah grade kami diturunkan ke P3 dan P4. Inikan tidak adil dan merugikan nasib kami,” keluhnya.


Ratusan guru ini mengaku menolak keras adanya kebijakan tersebut, apalagi sampai menyamakan posisi mereka sama seperti pelamar umum lainnya.


“Kami rata-rata mengabdi di sekolah itu, minimal ada yang sudah delapan tahun dan bahkan ada yang mencapai 20 tahun. Tolong jangan abaikan kami pak. Kami sudah menunggu setahun untuk hal ini dan kami sangat berharap perhatian pemerintah,” timpal Salbiah, salah seorang guru P1 lainnya.


Salah soerang guru P1 lainnya, Widya Handayani, mengungkapkan tahun 2022, Pemerintah Daerah mengajukan formasi guru sebanyak 3.930 formasi.


Formasi ini, terdiri dari yang sudah passing grade tahun 2021 sebanyak 1.373 formasi, dari jumlah 1.373 formasi ini yang sudah mendapatkan penempatan dan akan mendapatkan SK sebanyak 866 formasi, sementara sisanya 507 formasi ini belum mendapatkan penempatan dan belum mendapatkan SK.


“Kami semuanya ini termasuk dalam jumlah 507 orang yang belum mendapatkan kejelasan penempatan dan kejelasan mendapatkan SK CASN. Kami sangat sayangkan, kenapa Pemda baik itu Dikbud dan BKD malah membuka lagi formasi untuk P2, P3 dan P4, sementara formasi P1 ini belum selesai. Kami minta Pemerintah dapat menuntaskan formasi P1 ini sebelum membuka formasi P2, P3 dan P4,” desaknya.


Kehadiran mereka di lembaga DPRD NTB pada Selasa kemarin, urung diterima Komisi V karena Ketua Komisi V memiliki agenda ke luar daerah.


Menurut rencana pada Rabu 07 Desember 2022 ini perwakilan ratusan guru SMA/SMK/SLB P1 2021 ini akan kembali mendatangi lembaga DPRD NTB dan akan diterima oleh Komisi V DPRD NTB Bidang Pendidikan. (GA. Im*)

×
Berita Terbaru Update