-->

Notification

×

Iklan

Polemik Patung Jokowi di Mandalika, Fihiruddin: Ini Dinamika yang Wajar, Harus Ada Win-win Solution

Wednesday, March 2, 2022 | Wednesday, March 02, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-02T06:35:59Z
Direktur Lombok Global Institute (LOGIS) M Fihiruddin.






Mataram, Garda Asakota.-


Kisruh rencana pemasangan Patung Jokowi di kawasan Mandalika, Lombok Tengah, masih menimbulkan pro dan kontra.


Direktur Lombok Global Institute (LOGIS) M Fihiruddin menilai hal ini merupakan dinamika sosial yang wajar. 


Menurutnya, Patung Jokowi di Mandalika merupakan bentuk apresiasi kepada Presiden Joko Widodo. Di sisi lain masyarakat yang keberatan pun harus diakomodir aspirasinya.


"Polemik patung Jokowi di Mandalika ini kan dinamika yang wajar. Saya lihat harus ada upaya yang win-win solution," kata Fihir yang populer disebut Bibit Unggul NTB, Selasa 1 Maret 2022 di Mataram.


Fihir mengatakan, aspirasi masyarakat di Lombok Tengah umumnya menginginkan adanya patung Putri Mandalika di lokasi Mandalika.


Sosok mitologi Putri Mandalika, menurut dia, memiliki filosofi yang baik dan menjadi kearifan lokal masyarakat setempat.


"Meski cuma legenda, namun Putri Mandalika ini merekam kearifan lokal, seni dan juga budaya di Lombok Tengah. Contohnya event Bau Nyale yang tak bisa lepas dari masyarakat dan menjadi kalender pariwisata," katanya.


Fihir menjelaskan, saat ini patung putri Mandalika sudah ada di kawasan pantai Seger, namun dalam ukuran kecil dan letaknya di bawah.


Ia menyarankan agar ITDC membangun patung Putri Mandalika dengan ukuran besar di kawasan Mandalika.


"Paling tidak, selain patung Jokowi ada juga patung Putri Mandalika yang ukurannya juga besar di kawasan. Ini menjadi penghargaan dan apresiasi, sekaligus menghargai kearifan lokal masyarakat di sana," katanya.


Bibit Unggul NTB ini berharap, ke depan semua pihak untuk bisa sama sama mensukseskan event-event di Mandalika. Terutama MotoGP Mandalika Maret ini.


"Tidak ada polemik yang tak bisa selesai, sepanjang semua pihak saling menghargai dan bisa menerima kearifan lokal yang ada," tukasnya. (**)

×
Berita Terbaru Update