-->

Notification

×

Iklan

Penerima Bantuan Bedah Rumah Program Baznas Melalui Dinas Perkim NTB Pertanyakan Sisa Anggaran

Monday, March 28, 2022 | Monday, March 28, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-28T01:12:57Z

 

Salah satu rumah warga yang mendapatkan bantuan Bedah Rumah program Baznas NTB melalui Dinas Perkim NTB. 





Kota Bima, Garda Asakota.-


Tiga warga penerima Program Bedah Rumah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melalui Dinas Perkim NTB di Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima mempertanyakan kejelasan anggaran program sebesar Rp16 juta per penerima lantaran sejak program tersebut direalisasikan pada akhir Desember 2021 lalu, akumulasi material yang disuplai dan diterima oleh penerima masih jauh panggang dari api.


Kepada Media ini seorang Penerima manfaat program tersebut, Burhan (33 tahun), warga Rt.01/Rw 01 Jatiwangi pada prinsipnya mengaku bersyukur dan berterimakasih atas adanya perhatian Baznas terhadap program perbaikan rumah yang ia tempati.


Hanya saja, Burhan mengaku sejak program tersebut direalisasikan sejak akhir Desember 2021 lalu, pihaknya mengaku baru menerima material sekitar 65 persen saja dari total bantuan yang menurutnya berjumlah Rp16 juta.


"Kami hanya minta penjelasan kaitan dengan nominal dana program senilai Rp16 juta perunit ini. Sebab yang sudah terpakai dari jumlah suplai material baru sekitar 65 porsen diserahkan oleh suplaiyer material kepada kami," ujar Burhan kepada wartawan Sabtu 26 Maret 2022.


Dibeberkannya, beberapa  jenis material yang diserahkan suplaiyer antara lain Spandek 25 lembar, semen 20 zak, 1 truk pasir, batu bata 1000 buah, lalu 2 ikat kayu ukuran 4 x 6, bubungan 4 lembar, cat tembok 5 liter 2 buah, dan cat kayu 1 kg 2 buah, plus gaji tukang sebesar Rp1,2 juta tambah kusen Pintu jendela dan jendela dengan total semuanya hampir Rp9 juta," beber Burhan.


Penerima lainnya, Rukayah (80 tahun) warga Rt.04 mengaku kalau pasir dan batubata itu tidak ada yang diserahkan. Yang ia terima yaitu Spandek 27 lembar, kayu 2 ikat, Cat 2 buah, paku 5 kg, pintu 1 unit, semen 10 sak, bubungan 10 lembar, lubang angin 5 serta ongkos pekerja sebesar Rp1,6 juta. "Kalau di total itu nggak sampai Rp9 jutaan," ungkap Rukayah. 


Hal senada juga dikatakan Halimah (53 tahun) warga Rt.06 mengaku sudah menerima 20 lembar Spandek, 30 batang kayu 6 x 10 lalu 10 sak semen, 2 pintu triplek, 2 Jendela kaca, 2 buah cat ukuran 5 kg dan 1 kg paku serta biaya pekerja Rp1,6 juta.


Para penerima bantuan bedah rumah ini mengaku tidak mengatahui siapa penanggungjawab program tersebut. Mereka mengaku hanya mengetahui suplaiyer materialnya.


"Hanya suplayer ini yang kami kenal yang mengaku bukan penanggungjawab program. Siapa yang harus kami tanyai mengenai program ini?. Penanggungjawab saja kami nggak tahu bahkan sampai kapan berakhirnya program ini kami juga nggak tahu," ujar mereka dengan nada heran.


Sementara itu, Suplaiyer material, Jumran, yang dikonfirmasi wartawan mengaku dirinya selaku suplaiyer material pada program tersebut. "Saya bukan fasilitator program, saya hanya suplayer tidak lebih," kata Jumran kepada wartawan.


Ia juga mengaku anggaran program bedah rumah tersebut semuanya masuk dalam rekening UD miliknya selaku suplayer sebesar Rp64 juta atau Rp16 juta per unit.


"Mengenai material, yang sudah diserahkan ke penerima semua ada nota belanjanya. Nanti akan dihitung sama-sama berapa yang sudah terpakai," pungkasnya. (GA. 003*)

×
Berita Terbaru Update