-->

Notification

×

Iklan

Perkuat Ukhuwah Islamiyah, TGH Hazmi: Penting Dibentuk Forum Komunikasi Kerukunan Antar Kelompok Islam

Thursday, January 6, 2022 | Thursday, January 06, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-01-06T11:20:12Z

 

Anggota Komisi V DPRD NTB, TGH Hazmi Hamzar.

.

Mataram, Garda Asakota.-


Anggota Komisi V DPRD NTB, TGH Hazmi Hamzar, mengungkapkan pentingnya Forum Komunikasi Kerukunan Antar Kelompok Islam dibentuk sebagai salah satu wadah atau tempat dimana para petinggi kelompok-kelompok Islam melakukan mudzakarah dan memperkuat ukhuwah Islamiyah diantara sesama.


"Jadi harus sering dilakukan mudzakarah antara umat Islam sendiri untuk mewujudkan itu. Majelis Ulama bisa menginisiasi lahirnya Forum Komunikasi Kerukunan Antar Umat Islam sendiri. Forum Komunikasi Pondok Pesantren dan Kampus-kampus Islam juga bisa menginisiasi terbentuknya Forum tersebut," cetus pria yang juga merupakan Ketua Yayasan Maraqittaqlimat Mamben Lombok Timur kepada sejumlah wartawan di kantor DPRD NTB, Kamis 06 Januari 2021.


Pria yang juga Dosen Pembina Kampus Islam ini juga mengatakan Forum Kerukunan itu juga perlu mengajak serta mereka-mereka atau kelompok-kelompok yang baru seperti Assunah/Wahabi untuk juga bermudzakarah. 


"Tidak akan membuahkan hasil yang baik kalau masing-masing kelompok membawa kitab sendiri-sendiri. Sunnah dengan kitabnya sendiri tanpa memperhatikan kitab-kitab dari kelompok yang lain. Yang lainnya juga tidak mau menggunakan kitab yang dibawa Sunnah. Inilah yang.membuat kita menjadi seperti ini. Sehingga penting di dalam Forum itu dibuat norma-norma atau aturan yang disepakati bersama oleh semua pihak untuk ditaati secara bersama agar ukhuwah antar umat Islam sendiri tidak terpecah satu sama lain," terang TGH Hazmi.


Dikatakannya, saat sekarang ini sudah tidak penting lagi memperdebatkan soal-soal yang menjadi materi perdebatan lama seperti soal qunut dan tidak qunut, soal jumlah rakaat taraweh, ziarah maqam, serta perdebatan lainnya.


"Sudah bukan zamannya lagi kita perdebatkan hal-hal itu. Kalau pun itu mau diperdebatkan, debatkanlah secara baik. Berikan pemahaman yang baik tanpa kita harus mengejek atau mencemooh yang lain. Sebab semuanya memiliki kitab masing-masing. Yang perlu sekarang adalah bagaimana memperkuat ukhuwah Islamiyah antara sesama umat Islam serta untuk kemajuan bersama. Itu yang paling penting," katanya lagi.


Dikatakannya, kelompok Islam seperti NU, NW dan Muhammadiyah sudah sangat berpengalaman dalam soal toleransi. 


"NU dan Muhammadiyah sangat toleran baik didalam internal ummat Islam maupun antar ummat beragama. Dan kedua ormas Islam ini juga merupakan golongan salafi. Jadi sebenarnya sudah tidak ada lagi konflik menyangkut soal agama. Pertanyaannya sekarang kenapa dakwah sekarang ini menjadi intoleran?. Didalam NU dan Muhammadiyah, intoleransi itu selama ini tidak ada. Sebab intoleransi ini merupakan barang baru di Negeri ini yang menganggap bahwa dia saja yang paling benar dan merasa yang lainnya itu masih banyak kekeliruannya yang perlu diluruskan padahal apa yang dinilainya tidak lurus bukanlah sesuatu hal yang tidak lurus, tapi memang hal itu sudah lurus. Kenapa? karena sanadnya para ulama-ulama NU dan Muhammadiyah itu lurus sampai kepada Rasulullah SAW dan tidak ada seorang pun yang bisa bantah," terangnya.


"Kenapa intoleransi itu muncul di era dimana kita menikmati toleransi yang sangat tinggi?. Nah karena itu sangat perlu dilakukan dialog-dialog dalam internal kelompok umat Islam sendiri. Sehingga teman kita yang terlalu keras tensi dakwahnya mungkin bisa lunak lah dalam melakukan dakwah. Dan begitu juga yang terlalu lunak itu bisa menjadi lebih moderat sehingga terwujudlah Islam Wasathiyah itu sesuai dengan takdirnya bahwa umat Islam ini menjadi umat wasathiyah," pungkasnya. (GA. Im*)

×
Berita Terbaru Update