-->

Notification

×

Iklan

Pendataan Keluarga, Tim Provinsi Datangi Kediaman Wakil Walikota Bima

Thursday, April 15, 2021 | Thursday, April 15, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-04-15T13:04:00Z
Wakil Walikota Bima, Feri Sofiyan, SH, saat menerima Tim Pendataan Keluarga dari Provinsi NTB.


Kota Bima, Garda Asakota.-


Dukung program Pendataan Keluarga (PK)  Tahun 2021 yang telah dimulai sejak 1 April hingga 31 Mei nantinya Wakil Walikota Bima, Feri Sofiyan, SH, sebagai Kepala Keluarga (KK) menerima kedatangan Tim Program PK Provinsi NTB di kediamannya Lingkungan Santi Kecamatan Mpunda, Kamis siang (15/4).


Kepala DPPKB Kota Bima, Hj. Nurjanah, S.Sos, yang saat itu mendampingi Tim dari Provinsi menerangkan bahwa Program PK dilakukan untuk basis data sebagai dasar bagi pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan peningkatan dan pemerataan pembangunan serta kesejahteraan keluarga.


"Program ini diadakah semata mata untuk mendata seberapa sih sebenarnya jumlah KK di Kota Bima ini sehingga pada saatnya nanti program pembangunan Pemerintah itu tepat sasaran.


Juga sekaligus untuk mengetahui kasus stunting yang terjadi di daerah kita sesuai dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang memberikan kewenangan kepada DPPKB untuk mengelolanya," ungkap Nurjanah.


Selain itu juga adalah untuk melihat kehidupan Keluarga di masyarakat mulai dari kondisi rumahnya, makanannya, jumlah anaknya sekaligus memberikan sosialisasi kepada yang baru menikah tentang dua anak itu lebih sehat bukan membatasi.


Sejauh ini, kata dia, data keluarga yang telah terinput ke server Pusat sebanyak 6.451 Kepala Keluarga dan itu merupakan data Keluarga di seluruh kelurahan se Kota Bima. "Kenapa data Keluarga Kota Bima telat masuk karena server pusat itu melayani input data Nasional. Jadi pakai sistem antri," timpal Operator Data Pendataan Keluarga Kota Bima, Wijiyanto.


Sementara itu, Koordinator Penyuluh PK Kota Bima, Nurul Khalidah menjelaskan adanya 4 indikator pendataan Keluarga yaitu kependudukan terkait dengan biodata kependudukan mulai dari NIK sampai status dan pekerjaan dan pendidikan terakhir.


Kemudian indikator kedua adalah KB yaitu mengukur sampai usia subur menggunakan alat kontrasepsi serta keinginannya menambah anak.


Indikator ketiga adalah pembangunan keluarga yaitu tentang bagaimana sih tingkat sejahtera nya sebuah keluarga baik secara materi maupun psikis baik keharmonisan maupun tentang pola asuh dan turut sertanya dalam kegiatan kemasyarakatan seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita dan sebagainya.


Indikator ke empat, sambungnya, adalah Suplemen yang datang dari Dinas Kesehatan setempat yang mana untuk stunting ini telah menjadi gawenya BKKBN karena memang dalam hal ini pihaknya masuk ke ranah Penyuluhan Pembinaan dan Pencegahan saja. (GA. 003*)


.

×
Berita Terbaru Update