-->

Notification

×

Iklan

Kasus HIV/AIDS di NTB Meningkat, Wagub Imbau Masifkan Edukasi

Monday, April 26, 2021 | Monday, April 26, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-04-26T03:27:09Z

Kasus HIV/AIDS di NTB Meningkat, Wagub Imbau Masifkan Edukasi
Wagub NTB, Hj Siti Rohmi Djalillah, berpose bersama dengan Kadikes NTB, KPA, usai menerima Laporan Penanggulangan AIDS di NTB bersama Kepala Dinas Kesehatan NTB, Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS, dan NGO Incest, yang berlangsung di Aula Pendopo Wagub, Kamis (22/04).



Mataram, Garda Asakota.-


Angka penderita penyakit HIV/AIDS di Provinsi NTB kian hari makin meningkat. Berdasarkan data yang dirilis oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) NTB, angka penderita HIV di NTB yang dihitung secara kumulatif dari tahun 2001 hingga Maret 2021 berkisar pada angka 1.104 orang. Sementara kasus AIDS secara kumulatif dari tahun 1992 hingga Maret 2021 mencapai angka 1.193 orang.


"Sejauh ini, kasus HIV/AIDS banyak didominasi penduduk usia produktif 20-40 tahun. Selain itu Ibu Rumah Tangga (IRT) tertinggi kedua setelah wiraswasta. Ini yang perlu kita antisipasi banyaknya keluarga yang suaminya kerja diluar negeri atau luar daerah yang sering membawa virus untuk isteri, dimana penyebab utamanya yakni perilaku hetero seksual," ungkap Sekretaris KPA NTB, H. Soeharmanto, SH, di Aula Pendopo Wagub, Kamis 22 April 2021.


Menyikapi terus melonjaknya angka penderita HIV/AIDS ditengah masa pandemi ini, Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Siti Rohmi Djalillah, mengimbau kepada seluruh stakeholder yang ada agar terus memasifkan edukasi tentang bahaya HIV/AIDS kepada masyarakat secara maksimal guna menghentikan penyebaran HIV/AIDS.


"Harus lebih dimasifkan kembali edukasi kepada masyarakat, karena edukasi ini sangat penting agar tepat sasaran,” imbau Umi Rohmi panggilan akrabnya saat menerima Laporan Penanggulangan AIDS di NTB bersama Kepala Dinas Kesehatan NTB, Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS, dan NGO Incest, yang berlangsung di Aula Pendopo Wagub, Kamis (22/04).


Ummi Rohmi juga mengusulkan agar pemberian edukasi dapat dilakukan secara digital atau memanfaatkan sosial media sebagai media pembelajaran.  


“Zaman sekarang dengan berkembangnya teknologi ini banyak sekali efisiensi yang dapat dilakukan, sehingga secara massif lebih luas dapat disebarkan sosialisasi edukasi mengenai dampak dari HIV/AIDS. Nantinya dapat dikemas dengan semenarik mungkin agar masyarakat dapat cepat mengertinya,” kata Ummi Rohmi.


Beberapa fokus yang menjadi sasaran program penanggulangan yaitu Pekerja Migran Indonesia (PMI), Gay, Waria, Laki-laki (GWL), Hubungan Hetero Seksual dan sebagainya. 


Kepala Dinas Kesehatan dr. H. Lalu Hamzi Fikri mengungkapkan bahwa terdapat kasus PMI yang datang ke NTB membawa virus kepada keluarganya. 


“Atensi kita saat ini kepada PMI, ada beberapa PMI yang membawa virus HIV/AIDS sehingga perlunya  dilakukan skrining ketika kedatangan PMI ke NTB,” ungkapnya.


Selain itu, Kadis Kesehatan menuturkan bahwa pelayanan pengobatan terapi HIV-AIDS hanya dapat dilakukan pada 12 Rumah Sakit di NTB. Tetapi Pemerintah Daerah yang telah didukung  oleh Pemerintah Pusat akan memperluas pelayanan pengobatan terapi HIV-AIDS dengan memanfaatkan puskesmas.


“Bagaimana memaksimalkan puskesmas bisa menjalankan terapi bagi pasien yang terdeteksi,” katanya. (GA.Im/Kom*)

×
Berita Terbaru Update