-->

Notification

×

Iklan

Harga Ayam Ternak Anjlok, Sipegas 'Ngadu' ke Komisi II DPRD Kobi

Wednesday, October 21, 2020 | Wednesday, October 21, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-10-21T02:42:58Z

Suasana hearing Pegiat Sipegas dengan jajaran Komisi 2 DPRD Kota Bima, Selasa (20/10).


Kota Bima, Garda Asakota.-

Ketua Asosiasi Pegiat Unggas (Sipegas) Kota Bima, Patrizal, S.Kep., mengadukan terjadinya penurunan secara drastis harga penjualan ayam ternak di Kota Bima. 

Saat momentum audiensi dengan pihak Komisi II DPRD Kota Bima pada Selasa 20 Oktober 2020, pihaknya meminta agar Lembaga DPRD Kota Bima bersama dengan pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dapat membantu para pegiat unggas Kota Bima untuk menstabilkan kembali harga penjualan ayam ternak mereka.

"Penurunan harga ini diakibatkan karena adanya penumpukan jumlah ayam ternak yang dakibatkan oleh adanya pemberian bantuan ayam kampung super dari Pemkot Bima. 

Kami juga meminta agar pihak DPRD dan Pemkot melakukan evaluasi terhadap bantuan ayam kampung super ini karena kami sinyalir bantuan tersebut diduga tidak tepat sasaran dan diduga berdampak pada munculnya kerugian pada peternak ayam mandiri," keluh Patrizal saat kesempatan audiensi.

Menurutnya, harga ayam ternak yang mereka jual berkisar pada harga rata-rata sekitar Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per ekor. Saat sekarang menurutnya turun menjadi hanya sekitar Rp25 ribu hingga Rp30 ribu saja per ekor.

"Berada jauh dibawah HPP. Sementara janji pemerintah untuk membantu dalam melakukan pemasaran terhadap produksi ayam ternak ini ternyata tidak juga mampu diwujudkan. Kami butuh aksi nyata pemerintah dalam membantu pemasaran produksi ayam ternak ini, bukan sebatas beralibi saja," imbuhnya lagi.

Di Kota Bima saat sekarang ini, menurutnya, terdapat sekitar 230 orang peternak ayam mandiri dan dari jumlah tersebut sekitar 122 orang sudah tergabung dalam organisasi yang dipimpinnya. "Dari 122 orang tersebut, ada sekitar 63 orang peternak saja yang masih mampu melangsungkan usahanya. Sementara sisanya sudah mengalami gulung tikar alias bangkrut. 

Penyebabnya adalah dikarenakan adanya bantuan bibit dan pakan gratis dari Pemkot Bima sebanyak 80 ribu ekor tersebut yang menyebabkan stok ayam ternak menumpuk hingga menyebabkan harganya anjlok," terangnya.

Disisi lain, Patrizal juga mensinyalir adanya dugaan kelompok fiktif yang menerima bantuan bibit ayam ternak tersebut. "Kami sinyalir adanya kelompok fiktif yang menerima bantuan bibit tersebut. 

Alih-alih menciptakan lapangan kerja baru, ini justru malah membuat banyak peternak mandiri menjadi gulung tikar. Oleh karenanya, kami minta lembaga Dewan dapat segera menyikapi apa yang kami keluhkan dan suarakan ini," tegasnya.

Menanggapi akan hal ini, anggota Komisi II DPRD Kota Bima, HM Taufik, meminta agar organisasi Sipegas dapat memberikan data-data valid berkaitan dengan apa yang dikeluhkannya tersebut. "Sebab jika ada data valid, maka segera kami akan memanggil pihak Dinas terkait agar dapat memberikan penjelasannya terkait dengan soalan ini. 

Apalagi ketika ada yang berkaitan dengan program bantuan Pemerintah yang diduga merugikan petani mandiri sehingga nantinya bisa dicarikan jalan keluar yang tepat," kata Politisi PPP Kota Bima ini.

Pimpinan Komisi II DPRD Kota Bima, Yogi Prima Ramadhan, SE., menegaskan akan segera menindaklanjuti keluhan atau aspirasi dari Sipegas dengan segera mengagendakan pemanggilan Dinas terkait untuk dimintai penjelasannya berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh Sipegas.

"Secepatnya, akan kita panggil OPD terkait untuk dimintai penjelasannya berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh Sipegas ini. Pertemuan dengan OPD terkait juga sekaligus sebagai langkah untuk melakukan langkah evaluasi terhadap program yang sudah dijalankan tersebut," pungkasnya.

Anggota Komisi II DPRD Kota Bima yang juga hadir dalam momentum audiensi itu adalah Asnah Madilau, Sukri Dahlan dan Syamsuddin. (GA. 003*)

×
Berita Terbaru Update