-->

Notification

×

Iklan

Keluhan Warga Kabanta, Tak Ada Petugas Pustu, Mobil Ambulance Diparkir Begitu Saja

Friday, September 11, 2020 | Friday, September 11, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-09-10T23:12:49Z
Suasana reses Dewan di lingkungan Kabanta Kelurahan Nungga, Kamis (10/9).



Kota Bima, Garda Asakota.- 

Kabanta merupakan salah satu lingkungan di Kelurahan Nungga Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima. Secara geografis, Kabanta berada sekitar 12 kilometer dari pusat Kelurahan Nungga.

Di Kabanta rupanya segala infrastruktur belum sepenuhnya berfungsi maksimal seperti keberadaan Pustu, Pelayanan Mobil Kesehatan, persoalan ekonomi hingga pembukaan jalan Pertanian di So Doro Mboha dengan So Dewa Nasi yang belum sama sekali dipenuhi oleh Pemkot Bima.

"Keberadaan Pustu tak pernah dihuni oleh petugas, sementara Mobil Ambulance bantuan Pemkot Bima untuk pelayanan kesehatan, justeru diparkir begitu saja tanpa di manfaatkan.

Untuk itu, kami minta kepada anggota dewan yang terhormat agar dapat mengupayakan supaya dua persoalan tersebut diamini dengan bijak," pinta Lurah Nungga, Burhan S.Pd, saat membuka reses dewan Dapil Rasanae Timur dan Raba di Lingkungan Kabanta, Kamis (10/9).

Lurah menjelaskan, selain tak dihuni petugas Pustu juga sama sekali tidak memiliki air bersih. Padahal keberadaan Pustu sangat dibutuhkan warga dalam melayani kesehatan. "Terutama pelayanan bagi ibu hamil," katanya.

Tak hanya itu lurah juga menyampaikan, bahwa masih ada beberapa talud yang semestinya dilanjutkan pekerjaannya. Meski sebelumnya sudah disampaikan lewat Musrenbang, namun diakuinya usulan tersebut hingga hari ini belum juga direalisasikan oleh Pemerintah.

Selain meminta dibuatkan talud keliling, Lurah juga berharap pada dewan agar memperjuangkan beberapa jalan di lingkungan Kabanta untuk dihotmik dan masih banyak rumah tidak layak huni, karena warga Kabanta ingin hidup nyaman seperti warga lainnya dii Kota Bima. "Kasarnya jangan dianatirikan Kabanta," sebutnya.

Sementara itu, Salahudin warga Rt 10 lingkungan Kabanta, menyampaikan beberapa kekurangan yang dialami warga Kabanta yakni masalah ekonomi. "Sungguh tak sinkron jika pembangunannya bagus sementara kondisi ekonominya kurang. Untuk itu diminta kepada dewan agar dapat memperhatikannya, sebab persoalan ekonomi adalah urutan kedua dari air bersih," ujarnya.

Selain masalah ekonomi, dia juga mengeluhkan kekurangan pupuk yang dihadapi petani, padahal warga lingkungan Kabanta rata-rata bertani. "Begitu juga masalah penghijauan, itu sama sekali tidak dilakukan. Kalau bisa kami memohon, dewan dapat mengantisipasi semua kekurangan kami disini, karena kami sangat jauh tertinggal dengan pusat kota," harapnya.

Warga lainnya Aswad yang juga merupakan Sekertaris LPM, meminta tebing di lingkungan Kabanta dibuatkan talud dan menagih janji Walikota untuk memberikan bantuan masjid Kabanta yang mengalami kerusakan cukup parah serta infrastruktur sosial lainnya.

"Meski sudah dijanjikan Walikota untuk membantu dana masjid Rp100 juta, namun hinga detik ini belum juga direalisasikan," cetusnya.

Menanggapi beragam keluhan dan permintaan warga Kabanta, Wakil Ketua DPRD Kota Bima Syamsurih, SH, menjawab secara detail atas semua keluhan tersebut seperti bantuan masjid yang dijanjikan Walikota Bima. "Itu sudah pasti ditunaikan di tahun mendatang," ujarnya.

Syamsurih yang saat itu didampingi sejumlah anggota DPRD Kota Bima lainnya, menjelaskan tugas pihaknya di dewan yang hanya menyerap aspirasi dari warga, sementara eksekutornya sebagai pengambil kebijakan itu ada di tangan eksekutif. "Itulah aturannya. Tapi yang pasti untuk tahun 2021 mendatang, alokasi anggaran untuk pembangunan di Kabanta sebesar Rp1,5 Milyar," pastinya.

Sementara itu, terkait dengan persoalan Pustu yang tidak difungsikan dan juga mobil operasional ambulance , pihaknya berjanji akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. "Bagaimana Pustu dapat diisi oleh petugasnya, begitu juga dengan operasional mobil ambulance. Karena kesehatan sangat dibutuhkan, apalagi Kabanta jauh dari pusat kota,"  imbuhnya.

Mengenai kekurangan pupuk, Syahbudin, anggota DPRD Kobi duta Gerindra, mengakui bahwa keberadaan pupuk saat ini benar-benar kekurangan. Salah satu penyebabnya, kata dia, disebabkan makin meluasnya lahan garapan para petani dalam menanam jagung.

"Tentu kondisi ini, kami akan mencoba konsultasikan dengan pihak Dinas Pertanian. Saya juga meminta Lurah Nungga agar menambah jumlah kelompok tani supaya quota pupuk dapat bertambah," sarannya. (GA. 355*)
×
Berita Terbaru Update