-->

Notification

×

Iklan

Dituding Banyak Dugaan Rekayasa, Ini Jawaban Panitia Muskot II IPSI Kota Bima

Sunday, September 20, 2020 | Sunday, September 20, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-09-20T09:19:18Z
Ilustrasi


Kota Bima, Garda Asakota.-


Polemik dualisme kepengurusan yang terjadi di tubuh IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) Kota Bima kian meruncing saja, kendati baru-baru ini telah dilaksanakan proses pelantikan Khalid Bin Walid sebagai Ketua Pengurus baru Periode 2020-2024 versi Muskot II.


Pasalnya dua pengurus Perguruan Silat yang di sinyalir terdaftar hadir pada saat Muskot II IPSI Kota Bima versi Walid berkeberatan karena merasa nama Perguruannya diduga dicatut pada saat pelaksanaan Muskot II, seperti di sampaikan oleh Perguruan Silat Cempaka Putih, Indrya Milasari, kepada Wartawan Minggu, (19/9).


Ia mengaku kaget ketika mendapatkan kiriman daftar hadir dari teman Perguruan Silat di Bima yang mana nama Perguruan Cempaka Putih itu tertera di dalamnya. Padahal jelas-jelas Cempaka Putih itu tidak ada di Kota Bima maupun di pulau Sumbawa. "Nggak ada Cempaka Putih di Bima, yang ada hanya ada di Mataram. Tentu kami keberatan dengan Kejadian ini," kesalnya


Bahkan dalam akun FB nya, Indrya Milasari  yang merasa tidak terima nama Perguruannya dibawa-bawa padahal dirinya jelas-jelas pada saat itu tidak berada di Bima,  mempertanyakan nama Abdul Azis yang mengisi daftar hadir Muskot II.


"Mana itu yang namanya Abdu Azis yang bawa-bawa nama Perguruan saya di Muskot ke II IPSI Kota Bima, apa maksudnya dia berlaku seperti ini. 


Sudah tahu saya pimpinan Perguruan Cempaka Putih tidak ada di Bima, siapa yang tahu nomor HP ini orang kasi ke saya, ini sudah nggak benar nih saya akan kejar masalah ini sampai selesai," demikian kira-kira tulisnya dalam akun FB, Minggu pagi.


Menurutnya, Abdul Azis ini orangnya dari perguruan lain tapi mengatasnamakan perguruan Cempaka Putih. Makanya dia mengkiritisinya dan mengajukan keberatan. "Caranya sudah nggak benar, ini kelihatan sekali ambisinya dengan mencari cari perguruan lain untuk hadir di Muskot itu. Kami harap Kota Bima secepatnya dapat menyelesaikan persoalan ini dan menurut saya apa yang terjadi ada kaitannya dengan agenda pemilihan Ketua IPSI NTB tahun depan," katanya.


Senada disampaikan oleh Ketua Perguruan Silat Ular Naga, Syamsudin yang juga merasa keberatan nama perguruannya tercatat sebagai Perguruan Silat yang hadir pada Muskot II karena dirinya sama sekali tidak hadir dan memberikan mandat kepada siapapun kepada Ular Naga untuk menghadirinya.


"Kami kan sudah memberikan hak pilih kami pada Muskot I untuk H. Muhammad Amir, masa sih kami harus memilih lagi, tidak bisa dong dua kali memilih," cetusnya singkat.


Sementara itu, salah seorang Panitia Muskot II IPSI Kota Bima versi Khalid Bin Walid, Muslimin, SP, yang dikonfirmasi wartawan menegaskan bahwa pada prinsipnya Panitia hanya menerima rekomendasi sah dari Perguruan di maksud termasuk dari Perguruan Cempaka Putih.


"Bukti rekomendasinya ada sama kami, kalaupun ada permasalahan berarti itu ada persoalan internal Perguruan dimaksud dan kita tidak ikut di dalamnya," tegasnya.


Menurutnya, berdasarkan AD ART dan ferivikasi faktual pihaknya bahwa nama Abdul Azis ini sah di SK kan oleh Cempaka Putih Pusat. "Ada buktinya yang sah dalam kepengurusannya dan itu clear tidak ada masalah lagi," ucapnya.


Mengenai pernyataan bahwa Perguruan Cempaka Putih tidak ada di Bima, Muslimin justru menilai keliru karena selama dua periode dirinya menjadi Sekertaris IPSI Kota Bima menerima dan melakukan verifikasi berkasnya. 


"Kalau dulu Ketua Cempaka Putih ini adalah Danang dan Abdul Azis adalah Wakil Ketuanya bila perlu silahkan lihat bukti lengkap faktanya ada semua. 


Sementara dari Perguruan Ular Naga pun juga hadir pak Ahmad sendiri, tandatangan sendiri daftar hadir. Jadi, tidak ada masalah lagi sudah clear, bila perlu silahkan kontak pak Ahmad untuk konfirmasi kebenarannya," katanya.


Pada intinya, sambung Muslimin, pihaknya selaku Panitia saat itu tidak tahu menahu urusan Perguruan karena hanya menerima SK pada saat Musyawarah itu berlangsung. "Ketika ada yang mengatasnamakan perguruan, ya kami terima saja tentu setelah kami cek SK dan kelengkapannya. Kemudian,  rekomendasi tersebut kami pegang semua dan kami siap mempertanggungjawabkannya baik secara administrasi maupun secara hukum," tukasnya.


"Klaim itu wajar adanya, dalam perkara kalah menang. Tapi saya selaku Sekertaris punya data yang jelas bahkan dilapor Polisi pun kami siap karena kami punya data dan bukti yang lengkap," timpalnya lagi.


Terpisah menanggapi hal ini, Yanto Suyanto, Ketua Panitia Muskot I IPSI Kota Bima justru meyakini bahwa kebenaran itu cepat atau lambat pasti akan terkuak. 


Dia menegaskan bahwa, apa yang di ungkapkan oleh dua Perguruan ini adalah salah satu bukti kebenaran itu. "Satu persatu akan kelihatan dan akan ketahuan mana yang benar dan penuh rekayasa," tandasnya yakin. (GA. 003*)

×
Berita Terbaru Update