-->

Notification

×

Iklan

RAPBDP 2020, Banggar DPRD NTB Setuju Refokusing, Tapi Kedepankan Asas Proporsionalitas

Tuesday, August 25, 2020 | Tuesday, August 25, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-08-31T08:42:34Z

Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Siti Rohmi Djalillah, saat menyerahkan dokumen Nota Keuangan dan Raperda tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi NTB Tahun Anggaran 2020 kepada Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie Rupaeda, SH., MH., pada momen Rapat Paripurna DPRD NTB yang digelar di ruang Rapat Utama DPRD NTB, Senin 25 Agustus 2020.

Mataram, Garda Asakota.-

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Siti Rohmi Djalillah, telah menyampaikan pidato penjelasan Gubernur NTB terhadap Nota Keuangan dan Raperda tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi NTB Tahun Anggaran 2020 pada momen Rapat Paripurna DPRD NTB yang digelar di ruang Rapat Utama DPRD NTB, Senin 25 Agustus 2020.

Terhadap penyampaian Nota Keuangan dan Raperda tentang Perubahan APBD TA 2020 ini, apa dan bagaimana pendapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD NTB?. Melalui Juru Bicara (Jubir) Banggar DPRD NTB, Nauvar Furqony Farinduan, menyampaikan bahwa Banggar DPRD NTB  memberikan dukungan atas dilakukannya realokasi dan refokusing beberapa pos anggaran dalam rangka peningkatan ketahanan fiskal daerah dalam menghadapi pandemi ataupun pasca pandemi covid 19 ini.

“Namun demikian, badan anggaran perlu menyampaikan catatan kepada tim anggaran pemerintah daerah, agar dalam melakukan realokasi dan refokusing agar selalu mengedepankan asas proporsionalitas yang rasional, objektif dan selektif terhadap segala jenis program dan kegiatan dalam rangka menjaga momentum keseimbangan kondisi sosial dan perekonomian masyarakat di NTB,” ujar pria yang akrab disapa Farin mewakili pendapat Banggar DPRD NTB dihadapan Rapat Paripurna DPRD NTB, Senin 25 Agustus 2020.

Dalam meningkatan efektifitas program dan kegiatan kedepan khususnya di masa pandemi ini, kata Farin, eksekutif juga harus dapat bersinergi dengan aktif terhadap segala masukan dan peran serta legislatif dalam menjaga kesinambungan jalannya roda kebijakan kedepan.

“Dari sisi pendapatan terlihat kontraksi yang cukup besar di hampir semua pos pendapatan kecuali pos lain-lain pendapatan daerah yang sah, yang bersumber dari dana penyesuaian dan otonomi khusus yang merupakan pendapatan dari pemerintah pusat,” timpalnya.

Selain itu, menurutnya, perlu dilakukan re-inventarisasi terhadap semua potensi daerah yang memiliki peluang menjadi sumber pendapatan daerah, karena rendahnya PAD akan mencerminkan rendahnya kemandirian fiskal daerah kita.

“Sehingga dengan berbagai keterbatasan anggaran di masa pandemi ini, perlu adanya terobosan/inovasi untuk meningkatkan PAD dengan meningkatkan peran BUMD dan membesarkan sektor ekonomi di masyarakat,” kata Politisi Gerindra ini.

Pemanfaatan barang milik daerah maupun kontribusi pendapatan dari operasional badan usaha milik daerah (BUMD) harus menjadi akselerator dalam memberikan tambahan kontribusi terhadap sumber pendapatan asli daerah.

“Langkah pembinaan dan pengarahan dari OPD teknis sangatlah penting dalam menentukan arah pemanfaatan dan perkembangan BUMD menjadi lebih sehat dan produktif. BUMD yang selama ini telah banyak diperankan dalam program dan kegiatan pemerintah Provinsi NTB hendaknya saat ini dapat turut mengambil tanggung jawab dalam mendukung anggaran daerah dalam penanggulangan pandemi covid 19. Bank NTB Syariah, PT.GNE dan PT. BPR dapat memberikan sumbangsihnya baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menyokong kehidupan masyarakat NTB berpenghasilan rendah yang terdampak oleh covid 19,” cetusnya.

Melalui peran CSR (Corporate Social Responsibilty) dan/atau PKBL (program kemitraan bina lingkungan), sumbangsih BUMD, menurutnya, dapat dioptimalkan untuk mendukung kehidupan masyarakat berpenghasilan rendah di Provinsi NTB.

Sementara dalam bidang kesehatan, program yang bersentuhan dengan upaya menyadarkan masyarakat terkait pengetahuan akan penyakit menular dan pencegahannya relatif banyak terasionalisasi.

Dalam hal ini eksekutive, menurutnya, harus dapat memastikan bahwa kebijakan ini tidak menghambat langkah percepatan daerah dalam pemutusan mata rantai penularan covid-19 kedepan.

Seirama dengan program pusat yang menitikberatkan UMKM sebagai penyanggah ekonomi di masa krisis, Pemerintah Provinsi NTB dianggap perlu untuk menerapkan kebijakan yang in-line dan serupa. perlunya perangkat daerah teknis melakukan modifikasi kebijakan terhadap pembinaan UMKM dalam menghadapi kondisi kekiniaan dan masa mendatang, dengan melakukan mapping dan indentifikasi berdasarkan kajian akademik dan empiris demi mewujudkan UMKM daerah yang unggul dan tangguh sebagai penopang geliat ekonomi daerah kedepan.

Program peningkatan softskill kewirausahaan, inkubasi bisnis dan klaster bisnis serta perbaikan mekanisme investasi juga mengalami langkah rasionalisasi. langkah ini, menurut Jubir Banggar ini perlu diperhitungkan dengan cermat, agar tidak kontradiktif dengan upaya perbaikan ekonomi ke depan dengan target kemandirian ekonomi.

“Selain selektif di dalam memilih program dan kegiatan yang bersifat stimulus ekonomi, sebagai konsekuensi bergesernya alokasi belanja, maka program dan kegiatan yang bersifat bantuan sosialpun dapat diarahkan untuk menunjang bergeraknya sektor UMKM di masyarakat kita,” cetusnya.

Sebagai upaya meningkatkan tingkat keberhasilan program dan kegiatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan UMKM dapat dilakukan dengan pendekatan pengembangan ekonomi kreatif unggulan berbasis kelompok dan atau komunitas. Pendekatan ini, menurut Banggar, jauh lebih efektif bila dibanding dengan pengembangan secara masif pada sektor-sektor ekonomi yang luas.

Sebagai upaya lebih efektif dan efisiennya penyusunan perencanaan dan penganggaran, maka penerapan sistem e-planning, e-budgeting termasuk e-pokir dalam rangka mendukung transparansi dan konsistensi penyusunan rencana program daerah perlu terus ditingkatkan.

“Berjalannya sistem e-planning, e-budgeting termasuk e-pokir akan memudahkan semua pihak untuk memahami alur pikir dan logika program dan kegiatan yang direncanakan untuk menyelesaikan permasalahan mendasar masyarakat di Provinsi NTB,” pungkasnya. (GA. Im*)
×
Berita Terbaru Update