-->

Notification

×

Iklan

Menjemput ‘Kertas Kosong’ dari Jakarta

Tuesday, August 11, 2020 | Tuesday, August 11, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-08-10T23:35:08Z
Siti Saodah, A. Md, Keb


Memperhatikan euphoria politik jelang pilkada Kabupaten Bima pada hari ini, gairah masyarakat berpolitik dalam  mendukung pasangannya masing-masing  sangat tinggi.

Pilkada Kabupaten Bima tahun  2020 ini tercatat sebagai pilkada yang banyak mendapat perhatian masyarakat.

Hal tersebut terlihat dari berbagai unggahan status di media sosial yang saling mendukung pasangannya masing-masing seperti facebook dan berbagai platform media online  lainnya.

Selain itu, di tengah-tengah masyarakat banyak diskusi-diskusi yang memperbincangan tentang pasangan yang di dukung, baik ditempat-tempat tongkrongan warung kopi anak muda sampai di saung-saung ditengah sawah. Gairah politik tersebut tidak terlepas dari perkembangan jaman, dimana gadget sudah menjamur ditengah-tengah masyarakat sehingga akses informasi sangat mudah didapat masyarakat.

Menjelang pendaftaran Calon Bupati Kabupaten Bima periode 2020-2025, perebutan dukungan partai politik ditingkat elite partai semakin genjar dilakukan.

Tidak terkecuali pasangan yang telah mengantongi 6 kursi dari dukungan Partai berlambang Matahari terbit yakni H Syafrudin-Ady Mahyudi (Syafaad). Guna menggenapkan syarat pencalonan pasangan yakni 9 kursi partai politik, pasangan ini menaruh harapan besar akan dukungan partai Nasdem.

Sehingga tidak heran, bila H syafrudin harus berdiam diri cukup lama di Jakarta untuk melakukan lobi-lobi politik ditingkat elite guna menghadirkan perlawanan untuk Petahana IDP-Dahlan yang telah memastikan diri untuk tampil dalam kontestasi pilkada 2020 karena telah mengantongi lebih dari syarat pendaftaran yakni 20% kursi partai politik.

Meskipun partai Nasdem yang awalnya akan mendukung petahana, namun diakhir-akhir rapat pleno partai Nasdem, kini telah diklaim oleh pasangan Syafaad. Dukungan partai nasdem mengundang kontroversi di ruang publik, bagaimana tidak barometer awal yang digunakan adalah hasil survey untuk merekomendasikan dukungan partai, adanya klaim dari syafaad yang telah mengantongi dukungan partai tersebut anti kllimaks dengan hasil survey yang telah beredar ditengah masyarakat.

Hasil survey dari indikator per Juli 2020 yang telah beredar luas di masyarakat menunjukkan elektabilitas petahana semakin tinggi jauh diatas pasangan syafaad dan pasangan lainnya. 

Kontroversi ini berlanjut dari proses penjemputan partai Nasdem yang telah diklaim oleh pasangan syafaad. Mengambil rute dari cabang Tolonggeru yang masuk kecamatan Madapangga, melewati kecamatan Bolo dan Woha berakhir di kecamatan Belo. Rute yang diambil merupakan rute yang dianggap bisa menjadi lumbung kekuatan pendukung  syafaad.

Penjemputan klaim dukungan partai Nasdem mengundang debat diruang publik terkait kepastian sk nasdem tersebut. Bagaimana tidak sampai sekarang surat SK tersebut belum mampu dihadirkan ditengah harapan besar pendukung syafaad untuk meloloskan jagoannya.

Sehingga penjemputan tersebut lebih pada seramonial untuk menampilkan gestur politik dalam menguatkan pendukung syafaat yang mulai ragu dengan kepastian pencalonannya.

Hal tersebut terlihat dari rute yang digunakan dan masa yang dihadirkan dalam konvoi tersebut. Sekian lama berada di Jakarta, mesin politik terlihat mulai ‘dingin’ akibat gonjang-ganjing kepastian pencalonan syafaad.

Sehingga dengan adanya konvoi tersebut menguatkan calon pemilih untuk tetap pendukung pasangan syafaad.
Meskipun terkesan menjemput ‘kertas kosong’ dari Jakarta hanya sebatas serimonial, namun kehadiran parade kekuatan menjadi penting meski ditengah  kontroversi ketidakpastian SK tersebut dan kehadiran kerumunan massa ditengah pendemi covid 19.

Bagi pasangan syafaad konvoi ini memiliki makna penting bagi keberlanjutan dan penguatan dukungan di akar rumput.  Ada efek domino apabila dalam migggu ini pasangan syafaad tidak mempu memastikan SK tersebut seperti yang dijanjikan akan diberikan serentak dengan pasangan yang didukung Nasdem di pilkada NTB dalam minggu ini, maka tentunya pendukung yang selama ini mulai goyang akan beralih mendukung pasangan lainnya.

Sementara itu, pasangan H Arifin- Eka yang telah memastikan diri mendapat SK dukungan partai Demokrat, akan mati-matian menggoda partai PAN untuk beralih mendukung pasangan tersebut, lebih-lebih bila kepastian kubu syafaad tidak mampu memastikan syarat pencalonan dalam minggu ini.

Bila skenario akhirnya partai Nasdem benar-benar mendukung kubu syafaad, namun  adanya hasil survey internal partai Nasdem, juga memberikan keuntungan politik bagi petahana, karena peta politik telah tergambar kedepannya dengan keunggulan elektabilitasnya akan menggiring opini pemilih  memilih pasangan yang telah memiliki peluang besar dalam memenangkan pertarungan.

Hasil survey ilmiah yang dihasilkan bisa jadi lebih penting dari sebuah dukungan partai karena adanya parameter ilmiah yang menggambarkan peta politik telah ada akan memberikan kepercayaan diri  dan memberikan kekuatan mental bagi tim dalam menangkan kandidat pasangan dalam pertarungan.

Patut dinantikan eskalasi politik dalam minggu ini,  munkinkah syafaad akan ditikung di tikungan akhir batas pendaftaran pencalonan Bupati periode 2020-2025 atau pasangan H Arifin- Eka akan tersungkur di babak awal pendaftaran Pilkada Bima yang akan sebentar lagi dilaksanakan.*
×
Berita Terbaru Update