-->

Notification

×

Iklan

Lagi, Kobi Ada Tambahan 2 Pasien Positif Covid19, Seorang Diantaranya Meninggal Dunia

Friday, August 7, 2020 | Friday, August 07, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-08-07T14:44:58Z
Kendaraan yang mengangkut pemulangan jenazah almarhumah R warga Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima.


Mataram, Garda Asakota.-

Kota Bima hari ini, Jumat (7/8), tercatat ada dua kasus baru terkonfirmasi positif Covid19. Angka ini menambah jumlah kasus positif covid19 Kota Bima menjadi 60 orang.

Dikabarkan pula, satu dari dua orang pasien positif covid19 ini dinyatakan telah meninggal dunia di RSUD Bima Jumat sore (7/8), yakni Pasien nomor 2262, an. R, perempuan, usia 56 tahun, penduduk Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima.

Seperti dilansir Tim Gugus Tugas Provinsi NTB yang diketuai oleh Sekda, Drs. HL. Gita Ariadi, M. Si, bahwa pada hari ini, Jumat, 7 Agustus 2020, telah diperiksa di Laboratorium PCR RSUD Provinsi NTB, Laboratorium PCR RS Universitas Mataram, Laboratorium PCR Genetik Sumbawa Technopark, Laboratorium PCR RSUD Kota Mataram, dan Laboratorium TCM RSUD Praya sebanyak 265 sampel dengan hasil 217 sampel negatif, 24 sampel positif ulangan, dan 24 sampel kasus baru positif Covid19.

Kasus baru positif tersebut diantaranya terdapat dua pasien dari Kota Bima yaitu Pasien nomor 2260, an. F, perempuan, usia 37 tahun, penduduk Kelurahan Rabangodu Selatan Kecamatan Raba Kota Bima. Riwayat kontak dengan orang bergejala Covid19. Saat ini dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Bima.

Selanjutnya, pasien 2262 perempuan, usia 56 tahun, penduduk Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur, Kota Bima, yang dinyatakan meninggal dunia.

Dengan adanya tambahan 24 kasus baru terkonfirmasi positif, 8 (delapan) tambahan sembuh baru, dan 1 (satu) kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif Covid19 di Provinsi NTB sampai hari ini (7/8/2020) sebanyak 2.262 orang, dengan perincian 1415 orang sudah sembuh, 126 meninggal dunia, serta 721 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif.

Diharapkan juga kepada petugas kesehatan di Kabupaten/Kota melakukan identifikasi epicentrum penularan setempat Covid-19 untuk dilakukan tindakan pencegahan dan pengendalian penyebaran virus Covid-19.

Sementara itu, terkait dengan simpang siurnya informasi perawatan pasien R warga Kelurahan Dodu yang dinyatakan meninggal karena positif Covid19, namun tidak di rawat di ruang isolasi pasien Positif Covid19 ditanggapi dengan jelas oleh managemen RSUD Bima melalui Humas sekaligus Kasubbag Umum dan Kepegawaian Rumah Sakit setempat, Hj. Nuraini, S,Kep.

Kepada wartawan ia mengakui bahwa almarhumah sebelumnya memang berada di ruang isolasi Zaitun untuk pasien reaktif rapid tes sembari menunggu hasil swabnya sebelum di rujuk ke ruang isolasi pasien positif Covid19.

"Karena terkait dengan pasien R ini swabnya baru keluar sore tadi beberapa jam sebelum pasien 2262 meninggal," ungkap Hj. Nuraini.

Pada prinsipnya, kata dia, semua pasien reaktif di rawat di ruangan zaitun sambil menunggu swab. "Tapi hasil swab pasien R ini keluar beberapa jam sebelum meninggal, padahal mau kita rilis malam ini tapi keburu meninggal. Jadi belum sempat kami pindahkan ke ruang Isolasi pasien Covid19," imbuhnya.

Diakuinya, kepada keluarga pasien sudah disampaikan oleh Tim Dokter yang menangani kalau pasien itu memang suspect covid19 karena hasil rapidnya reaktif, tinggal menunggu hasil swab.

"Bahkan sudah di edukasi juga dan kondisi tersebut memang sejak pertama masuk itu pasien ini reaktif,  langsung di tempatkan di ruang isolasi zaitun," katanya.

Dan mengenai keluarga yang bisa sekamar dengan pasien lainnya?, tentu kata Hj. Nuraini, pihak rumah sakit tidak bisa membatasinya karena hasil swabnya belum keluar tetapi tetap dengan menjalankan protap Covid19 seperti memakai masker, hand sanitizer dan cuci tangan.

"Dan ini berlaku untuk semua pengunjung termasuk pasien umum kita batasi yang sebenarnya kalau secara aturan tidak bisa tapi yang namanya keluarga yang mau menjaga dan merawat yah susah juga," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus pemulangan paksa jenazah pasien seorang wanita yang diduga Covid19 di RSUD Bima terjadi. Jumat sore (7/8) terjadi. Puluhan keluarga mendatangi RSUD Bima, mereka meminta jenazah R, 56 tahun, pasien asal Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima, yang meninggal dunia dan ditengarai terkonfirmasi positif Covid19 agar dipulangkan.

Para keluarga tersebut tidak dapat menerima keluarganya itu divonis positif Covid19 oleh pihak Rumah Sakit (RS) tanpa ada bukti hasil rapid test pun hasil Swab yang menunjukan bahwa reaktif atau positif.

"Ini kan jelas sesuatu yang mengada-ada dan asal vonis. Tidak ada bukti surat yang menyatakan ibu kami positif covid19," ungkap Sirwan alias Ipong yang mewakili pihak keluarga kepada wartawan.

Diakuinya selama dua minggu lamanya ibunya ini dirawat di RSUD Bima dan tidak ada tanda serta gejala apapun baik OTG apalagi PDP.

"Hanya dalam dua kali pengambilan sample darah ibu saya alami sesak napas bukan Covid19, tapi tiba tiba hari ini setelah beliau meninggal langsung di vonis Positif Covid19, jelas saja kami tidak terima karenanya kami terpaksa membawa paksa jenazah almarhumah untuk di semayamkam di rumah duka di Kelurahan Dodu," imbuhnya. (GA. 212*)



×
Berita Terbaru Update