-->

Notification

×

Iklan

Tak Punya Biaya, Keluarga Pulangkan Korban Kritis Kasus Dugaan Penganiayaan dari RSUD Bima

Wednesday, July 22, 2020 | Wednesday, July 22, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-07-24T23:01:48Z
Ito saat dijenguk rekan-rekannya di kediaman Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima.


Kota Bima, Garda Asakota.-


Tak sanggup membayar biaya Rumah Sakit (RS) setelah dua hari di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima akhirnya keluarga Syafruddin alias Ito warga Jatiwangi yang kritis diduga korban pengeroyokan di seputaran kawasan Amahami bebera hari lalu harus rela anaknya dirawat di rumah saja.

Hal itu disampaikan oleh pihak Keluarga Sahbudin kepada Garda Asakota, Rabu (22/7). "Kami sebenarnya ingin adik kami ini di rawat hingga sembuh di Rumah Sakit, bila perlu dirujuk sekalian ke RS Mataram.

Tapi apa daya, semua terkendala persoalan biaya. Kendati adik kami adalah peserta BPJS Kesehatan PBI tapi tidak bisa ditanggung karena aturan, lalu darimana kami mendapatkan biaya yang sangat mahal tersebut?," ucapnya pasrah.
 
Pihaknya hanya ingin agar para pelaku pengeroyokan terhadap adiknya itu mau bertanggungjawab atas luka retak di bagian kepala dan lebam kedua matanya. "Kenapa adik kami dipukuli seperti binatang padahal kan dia bukan pencuri, perampok atau sejenisnya. Kemana hati nurani orang orang yang begitu tega melakukan itu kepada adik kami?," cetusnya.

Sejak kejadian tersebut adiknya sudah tak bisa makan dan minum, tidak bisa lagi buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Dan sekarang, kata dia, kondisinya makin parah matanya sudah nggak bisa lagi mengenal apa-apa infus pun sudah tak mau lagi diterima oleh jasadnya.

Peristiwa yang di alami oleh Syafrudin alias Ito ini nampaknya melahirkan simpati di kalangan pemuda Jatiwangi sehingga menggagas aksi penggalangan dana kemanusiaan untuk biaya pengobatan.     

Ketua FKPJ, Saiful Ipoel kepada wartawan menyampaikan bahwa apa yang mereka lakukan adalah bentuk keprihatinan terhadap kondisi yang sedang di alami oleh saudara Ito karena semenjak kejadian pengeroyokan tersebut belum sadarkan diri bahkan sudah tak bisa lagi BAK maupun BAB. "Kasihan sekali nasibnya hanya terbaring lemah tak berdaya bahkan hari ini infus nggak bisa lagi di terima," katanya.

Disyukurinya, aksi penggalangan dana ini terkumpul dana sebesar Rp1,1 juta. "Dan mungkin hanya ini yang bisa kami lakukan untuk membantu saudara kami, semoga ini dapat membantu meringankan beban keluarga untuk biaya pengobatannya semoga teman kami ini di berikan jalan kesembuhan," ungkapnya.

Mendengar Ito ini tak sadarkan diri karena dikeroyok ia dan rekan-rekannya kaget seolah tak percaya karena yang diketahuinya  Ito ini pemuda yang baik. "Karena selama ini kami tak pernah mendengar dia berulah apalagi membuat onar mungkin kejadian yang di duga terjadi di sekitaran kawasan Amahami beberapa waktu lalu adalah Takdirnya," imbuhnya.

Ipul menambahkan, jikapun apa yang dialami saudaranya itu adalah benar-benar karena aksi pengeroyokan tentunya aparat Polsek Rasanae Barat selaku pemilik otoritas keamanan wilayah Kecamatan Rasanae Barat dapat mengambil sikap sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku di Negara ini. (GA. 003*)
×
Berita Terbaru Update