-->

Notification

×

Iklan

Melirik Usaha Penetasan Telur di Kelurahan Panggi, Harusnya Pemkot Ikut Mensupport

Tuesday, July 7, 2020 | Tuesday, July 07, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-07-12T02:35:58Z
Imam Hidayatullah dan Sahibul Akbar di lokasi usaha penetasan telur (DOC) Kelurahan Panggi bersama sejumlah Mahasiswa Unram yang melaksanakan PKL.


Kota Bima, Garda Asakota.-

Merintis usaha di tengah kondisi perekonomian yang semakin sulit seperti saat ini bukanlah sesuatu yang mudah. Butuh kerja keras dan keseriusan untuk memulainya, seperti yang dilakukan oleh dua orang bersaudara ini, Imam Hidayatullah dan Sahibul Akbar warga Kelurahan Panggi Kecamatan Mpunda Kota Bima.

Keduanya merintis dan menekuni usaha beternak ayam super sekaligus penetasan telur untuk bibit ayam super (DOC) dibawah bimbingan rekannya, Amar Musafar, tujuannya tentu saja selain mengatasi pengangguran juga untuk menambah omset penghasilan guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.

Kondisi kandang indukan ayam super yang dikelola Imam dan Akbar.

Imam kepada Garda Asakota yang berkesempatan berkunjung ke usaha pengetasan DOC, mengaku mulai tertarik untuk usaha beternak ayam kampung super atau joper setelah melihat prospek kebutuhan telur, DOC, dan daging ayam di Kota Bima.

Diamatinya bahwa dengan beternak ayam Joper dan penetasan telur (DOC) itu menguntungkan dan dapat menambah omset penghasilan. Akhirnya keduanyapun memantapkan diri untuk mulai berternak ayam Joper dan penetasan telur sejak beberapa tahun terakhir, apalagi ditopang oleh tempat usaha yang cukup luas.

Menurutnya, usaha penetasan telur ayam kampung super (DOC) digelutinya sejak tiga tahun lalu, namun baru dua tahun terakhir ini benar-benar diintensifkan karena dilihatnya berprospek baik.

"Awalnya kami membuat kandang untuk ukuran 300 indukan, kami juga menyiapkan mesin penetas telur yakni dua unit setter dan satu unit hatcher dengan kapasitas 5.000, sehingga mampu menghasilkan ribuan ekor DOC sebulan," ungkapnya kepada wartawan, Selasa (7/7).

Diakuinya, karena usaha ini menguntungkan dan memiliki tingkat pemasaran yang bagus, hingga saat ini usahanya kian berkembang. Bahkan volume kandangpun diperluas hingga mampu menampung sekitar 1.400 indukan.

Bagaimana dengan prospek pemasarannya? Imam mengaku aspek pemasarannya tidaklah mengecewakan. Dalam bulan ini saja, kata dia, pemasarannya ful.

Sebab selain Kota dan Kabupaten Bima, jangkauan pemasarannya bahkan sampai Dompu. Khusus DOC sendiri, harga jualnyapun lumayan bagus antara Rp750 ribu sampai Rp800 ribu per boks.

"Bicara kualitas, DOC produksi kami cukup bagus, fres, bobotnya sehat, dan bisa dijamin. Dah banyak warga yang mengakui kualitas DOC lokal dibanding dari luar daerah.

Malah sebelum diedarkan kita vaksin dulu dan tetap ada konsultasi tentang manajemen kandangnya," katanya diamini saudara sekaligus rekan kerjanya, Sahibul Akbar dan sejumlah Mahasiswa Peternakan Unram yang melaksanakan praktek kerja lapangan.

Hanya saja diakuinya, kendala yang dihadapi pihaknya saat ini berupa masih sedikitnya populasi ayam petelur sehingga mempengaruhi jumlah DOC yang diproduksi setiap empat harinya. "Sehingga jumlah permintaan belum mampu dipenuhi," timpalnya.

Hasil pantauan Garda Asakota, dengan adanya usaha warga lokal yang mampu memenuhi kebutuhan DOC dan kebutuhan telur di Kota Bima, semestinya ada keperpihakan dan rangsangan dari Pemkot Bima melalui dinas terkait terhadap peternak lokal.

Selain itu juga tentunya usaha ini telah memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar berupa penyerapan tenaga kerja dan berkembang nya usaha peternakan di sekitarnya. "Ini usaha yang luar biasa, semestinya mereka ini ikut diberdayakan oleh Pemerintah. Diajak kerjasama bila ada kebutuhan pengadaan," ujar warga.

Apalagi, kata dia, dalam sebulan usaha yang digeluti anak muda ini bisa memproduksi ribuan ekor DOC dalam sebulan. Andai kata diberdayakan petani lokal, mereka pasti mampu. Dan juga bibit yang mereka siapkan jauh lebih unggul. (GA. Jack*) 



×
Berita Terbaru Update