-->

Notification

×

Iklan

Harga Jagung Dinilai Anjlok, Pemkab Bima Tidak Bisa Intervensi Harga Pasar

Thursday, June 4, 2020 | Thursday, June 04, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-06-05T22:48:59Z

Foto Ilustrasi Jagung Sumber. Indonesian.alibaba.com

Mataram, Garda Asakota.-

Anjloknya harga jagung ditengah wabah Covid19 ini menuai keprihatinan dari berbagai pihak. Bahkan beberapa elemen pemuda, menggelar aksi di depan kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima untuk membantu para petani jagung mendapatkan harga jagung yang representative.

Hanya saja pihak Pemkab Bima melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bima, Drs H Taufik HAK., mengungkapkan meski pihak Pemerintah merasa cukup prihatin dengan apa yang dialami oleh para petani jagung. Namun pihak Pemkab Bima menurutnya tidak bisa mengintervensi perkembangan harga jagung di pasaran.

“Naik turunnya harga-harga di pasaran termasuk harga jagung tidak dapat diintervensi oleh Pemkab Bima. Apalagi ditengah pandemic Covid19 sedang melanda, kondisi kesulitan ini bukan hanya pada tingkat lokal saja. Akan tetapi juga terjadi secara Nasional. Meskipun ada juga komoditas yang harganya cukup bagus ditengah Covid19 ini seperti harga bawang, Jadi hal itu terjadi karena mekanisme pasar,” jelas Taufik kepada wartawan media ini, Rabu 03 Juni 2020.

Harga jagung saat sekarang ini, menurutnya, berkisar antara Rp270 hingga Rp290 rupiah per kilogram. “Itu harga yang berkembang ketika petani jagung menjualnya dilokasi penanaman jagung. Namun, kalau petani menjual langsung ke Gudang Pengusaha Jagung, harganya bisa berkisar Rp3000 per kilogram,” paparnya.

Ditengah merebaknya wabah Covid19, Pemkab Bima menurutnya sangat kesulitan membantu para petani jagung ini. Pihaknya hanya berharap agar wabah Covid19 ini segera berakhir sehingga dapat memulihkan kembali keadaan ekonomi masyarakat.

“Kalau dari aspek kebijakan harga jelas Pemerintah Daerah tidak memiliki kewenangan untuk mengintervensi harga. Namun, beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian RI telah hadir di Kabupaten Bima dan berjanji untuk membantu petani di Kabupaten Bima, termasuk petani jagung ini,” kata Taufik.

Pihaknya juga berharap agar petani jagung tidak menanam jagung diareal-areal pegunungan untuk menjaga kondisi lingkungan di Kabupaten Bima. “Sebab dampak ekologisnya bagi masyarakat itu cukup besar jika areal pegunungan ditanamin jagung,” pungkasnya. (GA. Im*).
×
Berita Terbaru Update