-->

Notification

×

Iklan

Desa Risa Dilirik untuk Lokasi Pembangunan RS Bertaraf Internasional

Saturday, February 1, 2020 | Saturday, February 01, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-02-02T00:58:50Z

Kabupaten Bima, Garda Asakota.-

Desa Risa yang saat ini dipimpin Muhrim H. Ismail, mendapat berkah dengan diliriknya lahan Desa Risa sebagai lokasi rencana pembangunan Rumah Sakit, Hotel dan Perguruan Tinggi Kesehatan  bertaraf  Internasional.

Hal ini terungkap ketika Tim Koordinator Kabupaten Bima Ramli, S. Pdi, didampingi Umaya, SH. Mkn, selaku perpanjangan tangan dari perusahaan Arab Saudi melakukan sosialisasi dengan masyarakat pemilik lahan di Aula kantor Desa Risa, Sabtu (1/2).

"Desa Risa dilirik karena melihat dari potensi lahan dan wilayahnya sangat layak dan strategis sebagai tempat pembangunan tempat  tersebut karena lokasinya berada di wilayah Ibukota Kabupaten Bima," Ramli saat melakukan sosialisasi rencana pembangunan dan pembebasan lahan warga.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Drs. Dahlan Umar, yang ditunjuk sebagai Ketua Tim Koordinator Desa. Untuk itu, dia mengajak warga masyarakat menyambutnya dengan baik rencana kehadiran pembangunan Rumah Sakit dan Perguruan Tinggi Kesehatan yang bertaraf Internasional itu.

Salah satunya adalah dengan ikhlas dapat menyetujui pembebasan lahan dengan harga Rp3 juta per are seperti yang ditawarkan oleh Tim Kabupaten tersebut. "Karena menurut saya  harga tanah tersebut sudah cukup tinggi, ditawarkan sesuai dengan lokasi lahan," gugahnya.


Sementara itu, Kades Risa Muhrim H. Ismail, merespon baik atas diliriknya Desa Risa sebagai tempat pembangunan Rumah Sakit yang bertaraf Internasional di desanya. Langkah itu diakuinya sebagai terobosan positif bagi masyarakat sekitar. "Manfaat yang bisa diambil adalah, tentu akan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal," ucapnya.

Dari hasil pertemuan tersebut, diakuinya masyarakat Desa Risa secara umum sangat mendukung dan setuju dengan kehadiran adanya pemangunan Rumah Sakit dan Perguruan Tinggi Kesehatan tersebut. Meski demikian, diakuinya pula bahwa harga yang ditawarkan untuk pembebasan lahan dengan harga Rp3 juta per Are tersebut belum ada kesepakatan sampai acara sosialisasi berakhir. "In Syaa Allah pertemuan akan dilanjutkan pada rapat internal pemerintah Desa dengan pemilik lahan dalam waktu dekat ini," pungkasnya. (GA. Zain*)
×
Berita Terbaru Update