Kasubag Humas Kemenag NTB, Suherman, saat menerima pengaduan dari pengelola Madrasah Diniyah Kopang, Zainul, terkait dengan penandatanganan dana bantuan Madrasah, Jum'at 09 Agustus 2019 di Kantor Wilayah Kemenag NTB Jalan Udayana Mataram.
Mataram,
Garda Asakota.-
Institusi Keagamaan di lingkup
Kementerian Agama semestinya harus terbebas dari serangan informasi hoaks.
Karena dengan filter agama yang bersendikan pada nilai-nilai kejujuran, setiap
orang tentu akan berpikirpanjang untuk melakukan tindakan-tindakan yang
bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama.
Hanya saja, dalam seminggu
terakhir kemarin, informasi hoaks justru merebak dan ditengarai sengaja disebar
oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab untuk menimbulkan ketidakpercayaan
kepada institusi Kantor Wilayah Agama Provinsi NTB. Salah seorang korban dari
penyebaran informasi hoaks ini datang dari Pengelola Madrasah Diniyah Kopang,
Zainul, yang datang mengadukan adanya informasi hoaks terkait dengan permintaan
penandatangan pencairan proposal bantuan untuk Madrasah Diniyahnya.
“Saya jauh-jauh datang dari
Kopang ke Kantor Kemenag NTB berharap adanya pencairan dana bantuan bagi
madrasah saya. Ternyata setelah saya bertemu dengan Kasubag Humas Kanwil
Kemenag NTB, saya dijelaskan bahwa ternyata informasi itu hoaks,” keluh Zainul kepada
wartawan media ini, Jum’at 9 Agustus 2019.
Kasubag Humas Kanwil Kemenag NTB,
Suherman, kepada wartawan media ini sangat menyesalkan banyaknya penyebaran
informasi-informasi hoaks yang mengatasnamakan Kanwil Kemenag NTB serta
mengatasnamakan pejabat-pejabat Kemenag NTB.
“Kami sangat sesalkan dan
berharap agar tidak ada lagi oknum-oknum yang bermain dengan menyebarkan
informasi hoaks seperti ini. Ini sepertinya ada upaya-upaya dari oknum-oknum
tertentu yang ingin memunculkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap institusi
Kanwil Kemenag karena ketika nomor-nomor itu dihubungi kembali nomor itu tidak
aktif lagi,” kata pria muda energik ini.
Pihaknya sangat berharap kepada
para pengelola Madrasah yang berada dibawah naungan Kemenag NTB agar tidak
merespon adanya informasi-informasi hoaks yang sengaja disebarkan oleh
oknum-oknum tidak bertanggungjawab seperti ini.
“Kami harap ketika pengelola
Madrasah menerima pesan SMS yang tidak bertanggungjawab seperti ini, maka tidak
usah langsung percaya dan sebaiknya lakukan klarifikasi ke kami,” harapnya.
Menurutnya, bantuan bagi
pengelola Madrasah Diniyah tahun ini, anggarannya teralokasikan pada kegiatan
Dipa Bagian Pendidikan Keagamaan Islam (PAKIS). Hanya saja menurutnya, Kabid
Pakis saat sekarang ini tengah melaksanakan Ibadah Haji dan proses verifikasi
terhadap proposal-proposal yang masuk itu sedang dilakukan.
“Bantuannya memang ada, namun
jumlahnya tidak sebanyak seperti yang diperkirakan oleh masyarakat. Jumlah
alokasi bantuannya itu sekitar Rp13 juta-an per madrasah, itu untuk sekitar 65
madrasah diniyah aja. Sementara proposal yang masuk itu lebih kurang mencapai
900 proposal. Saat sekarang memang sedang dilakukan proses verifikasi,”
pungkasnya. (GA. Im*).