-->

Notification

×

Iklan

Tempo Institute dan AJI Mataram Perkuat Kapasitas Jurnalis Melalui Workshop Investigasi

Saturday, April 27, 2019 | Saturday, April 27, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-04-27T07:35:45Z


Foto : Workshp jurnalis untuk program Investigasi Bersama Tempo digagas Tempo Institute menggandeng AJI Mataram, Sabtu (27/4/2019)

Mataram, Garda Asakota.-

Tempo Institute menggandeng Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram menyelenggarakan workshop bagi puluhan jurnalis di NTB untuk penguatan kapasitas peliputan investigasi isu isu penting di daerah dan nasional. Kegiatan berlangsung di Hotel Puri Indah, Mataram, Sabtu (27/4) dan Minggu (28/4).   

Hadir sebagai mentor, Koordinator Program Investigasi Bersama Tempo (IBT) Ramidi dan Bagja Hidayat selaku Redaktur Pelaksana Desk Investigasi Tempo.   

Paparannya kepada puluhan jurnalis yang jadi peserta, Ramidi menjelaskan tantangan berat menjadi wartawan investigasi. Butuh waktu berbulan bulan, bahkan tahunan untuk menghasilkan karya jurnalistik yang laik investigasi. Sebab yang dicari adalah aktor utama hingga jaringan di balik konspirasi pada isu isu yang diangkat. 

“Memang salah tantangannya adalah waktu. Kebanyakan jurnalis kita terjebak di liputan harian, sehingga akan sulit menggerjakan liputan yang detail. Untuk itu, butuh fokus. Caranya, ajukan cuti kepada perusahaan,” sarannya.  

Kendala lain soal ruang publikasi di media masing masing. Berpeluang resistensi antara objek yang diliput dengan perusahaan media di daerah. Itulah menurut Ramidi menjadi dasar digagasnya program IBT. Materi investigasi yang diperoleh, dapat dipublikasikan di Tempo atau dipublikasi secara bersamaan dengan di media masing masing. 

“Tentu karya jurnalistik teman teman yang terbit dalam bentuk investigasi, apalagi terbit di Tempo, menjadi value tersendiri bagi kapasitas teman teman,” ujarnya.    

Ramidi memberi gambaran, tema yang biasa diangkat dalam materi investigasi seperti isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau human trafficking, isu tindak pidana korupsi, isu pelanggaran Sumber Daya Alam (SDA) dan terkait kriminalitas.  

“Sepanjang magnitude (dampak) luas, kemudian terjadi konspirasi di dalamnya melibatkan orang orang yang punya kewenangan, maka itu salah satu syarat terpenuhinya laporan investigasi,” paparnya.    

Program IBT adalah kerja kolaboratif yang selama ini sudah banyak membuahkan hasil, salah satunya disebut Ramidi, investigasi soal pembuangan limbah di Markas TNI di Surabaya. Program ini dibiayai sepenuhnya oleh Tempo Institute. Peserta yang mengajukan proposal liputan sampai batas 25 Juli mendatang, akan diuji oleh tim Tempo Institute dan diberikan penilaian. 

“Proposal liputan yang disetujui, akan diberikan pembiayaan sepenuhnya oleh Tempo, termasuk biaya hidup, karena status jurnalisnya cuti dari perusahaan,” sebutnya.      

Isu tentang lingkungan hidup, konflik agraria dan TPPO, termasuk yang sangat dekat dengan tema liputan wartawan di NTB. Guna memperdalam terkait modus dan jaringan yang terlibat, AJI pada kesempatan itu mengundang Muhammad Shaleh selaku Direktur Bantuan Hukum Buruh Migran (BHBM) NTB, mengangkat tema modus TPPO pada pengiriman TKI, Ramli Ernanda sebagai Sekjen Forum Transparansi Anggaran (Fitra) menjelaskan materi modus permainan anggaran pada pengelolaan sumber daya perikanan, Widodo Dwi Putro Dosen Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram) menjelaskan modus mafia pada konflik agraria.    

Presentasi narasumber menjadi salah satu gambaran bagi peserta untuk menyusun Term Of Referecen (TOR) untuk materi liputan investigasi. (*)
×
Berita Terbaru Update