-->

Notification

×

Iklan

195 Desa Di NTB Masih Teridentifikasi Sebagai Area Blank Spot

Friday, March 29, 2019 | Friday, March 29, 2019 WIB | 0 Views Last Updated 2019-03-28T23:51:11Z
Sekretaris Diskominfotik NTB, IGP Aryadi.


Mataram, Garda Asakota.-

Memasuki era industrialisasi digital atau yang disebut dengan era industrialisasi 4.0. Ternyata di Provinsi NTB masih banyak dijumpai desa-desa yang belum dapat dijangkau oleh jaringan telekomunikasi baik internet maupun telepon atau yang diistilahkan dengan Blank Spot. Jumlahnya bahkan mencapai angka 195 Desa. Paling banyak area blank spot ini berada di Pulau Sumbawa. Dan sama sekali yang tidak dijumpai area blank spot ini adalah di Kota Mataram.

Sekretaris Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi NTB, IGP Aryadi, mengatakan area blank spot adalah area yang belum mendapatkan sinyal internet dan handphone. 

“Di Provinsi NTB, masih ada sekitar 195 desa yang masih terkategori sebagai daerah blank spot. Jumlah ini berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Aksessibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo RI berdasarkan hasil survey mereka yang dilakukan dari tahun 2017 hingga tahun 2018 didampingi oleh Diskominfotik NTB,” jelas mantan Irbansus Pengawasan Inspektorat Provinsi NTB ini kepada wartawan, Kamis 28 Maret 2019 di ruang kerjanya Kantor Diskominfotik NTB, Jalan Udayana Kota Mataram.

Menurutnya, berdasarkan target secara Nasional, area-area yang masih teridentifikasi sebagai area blank spot ini akan diupayakan bisa dikonektivitaskan dengan jaringan telekomunikasi dan informasi hingga tahun 2020.

“Karena ini merupakan program Nasional, maka kita sangat berharap, Pemerintah Pusat dapat segera menuntaskannya dan bisa mengkoneksikan jaringan telekomunikasi dan informasi pada area-area yang masih berada pada area blank spot agar daerah-daerah yang masih berada pada area blank spot ini dapat bergerak maju sejajar dengan daerah lainnya,” harapnya.

Kesulitan akses internet dan telekomunikasi ini, lanjutnya, sangat berdampak pada sektor kehidupan masyarakat yang sangat vital, terutama pada aspek pendidikan. Menurutnya, dengan sistem pelaksanaan Ujian Nasional berbasis komputer atau jaringan internet, wilayah-wilayah yang masih berada pada area blank spot seperti di Moyo Sumbawa, sangat kesulitan dalam melaksanakan UN.

“Dan mau tidak mau mereka harus swadaya dengan bekerjasama dengan Telkomsel untuk melaksanakan UN berbasis jaringan telekomunikasi ini,” tandasnya. (GA. 211*).
×
Berita Terbaru Update