Salah satu performa tarian 'Bongi Monca saat pembukaan acara Festival Pagelaran Seni dan Budaya Dana Mbojo yang digelar Imkobi Mataram di halaman parkir Museum Provinsi NTB, Jalan Panji Tilar, Kota Mataram, Senin 19 November 2018.
Mataram, Garda Asakota.-
Upaya pelestarian terhadap seni dan
budaya bukan saja hanya menjadi domain Pemerintah. Keterlibatan masyarakat
dalam upaya pelestarian aspek seni dan budaya juga menjadi suatu keniscayaan
yang juga perlu didorong keberadaannya. Terlebih lagi, peran generasi muda atau
mahasiswa yang kini tengah menjadi sasaran empuk dari seni dan budaya luar,
harus mendapatkan porsi perhatian dari Pemerintah agar mereka bisa melakukan
self defense atau penangkalan diri sendiri dari serangan seni dan budaya luar
yang terus menggerus mental dan perilaku masyarakat milineal.
Hal ini juga yang menjadi pokok
perhatian dari Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Kota Bima (Imkobi) Mataram, Muhammad
Afif Ulumuddin, saat menyampaikan sambutan pada saat acara pembukaan Festival
Pagelaran Seni dan Budaya Dana Mbojo Ke-X di halaman parkiran Museum Provinsi
NTB, Jalan Panjitilar Kota Mataram, Senin Malam 19 November 2018.
Dihadapan undangan yang dihadiri oleh
Sekjen Rukun Keluarga Bima (RKB) Pulau Lombok, Iwan Harsono, Ketua Umum Badan
Musyawarah Bima Dompu (Bamus Bidom), M Yunus Asfiah, Kabag Ops Polres Mataram,
M Taufik S Ip., Ketua Badko HMI Nusra, Rizal Mukhlis, dan para petinggi
Organisasi Kepemudaan lainnya, Muhammad Afif Ulumuddin mengaku kegiatan
Festival Pagelaran Seni dan Budaya merupakan kegiatan tahunan yang kerap
diselenggarakan oleh Imkobi setiap tahunnya untuk mereduksi image negatif yang
selama ini berkembang tentang mahasiswa Bima yang ada di Mataram.
Sayangnya, menurut Ketua Umum Imkobi
ini, selama ini porsi perhatian Pemerintah Daerah Kota Bima dalam memberikan
support terhadap kegiatan-kegiatan mahasiswa Imkobi ini belumlah terlihat.
“Imkobi selama ini tumbuh dan berkembang tanpa ada bimbingan dan binaan dari Pemerintah Daerah Kota Bima. Ada apa? Dan kenapa kami selalu dianaktirikan?,” keluh Afif Ulumuddin.
Sementara itu, Kapolres Kota Mataram
melalui Kabag Ops Polres Kota Mataram, M Taufik S Ip., mengaku sangat
mengapresiasi atas kegiatan yang diselenggarakan oleh Imkobi. “Ini kegiatan
yang sangat positif dalam rangka menumbuhkembangkan seni dan budaya lokal
ditengah derasnya hantaman seni dan budaya asing yang menghantam dan menggerus
moral dan perilaku generasi muda milinieal dan pada pelaksanaannya kedepan agar
dapat ditingkatkan lagi kualitas pelaksanaan acaranya,” kata pria yang juga
merupakan tokoh masyarakat Bima Dompu di Kota Mataram ini.
Dalam kesempatan itu juga, Taufik menekankan kepada generasi muda mahasiswa agar dapat terus menjaga perilaku dan moral agar dapat selaras dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para tetua Dana Mbojo.
“Teruslah belajar dan tingkatkan
karya serta kreativitas untuk kemajuan Bangsa dan Daerah. Jangan sampai
terjebak dengan perilaku-perilaku negatif yang dibawah oleh orang-orang luar
seperti perzinahan, Narkoba dan Minum-minuman keras, pergaulan yang
ugal-ugalan, yang kesemuanya itu hanya mereduksi kualitas diri kalian dan berdampak
pada ketidaksiapan kalian dalam menghadapi masa depan,” pesan Taufik.
Sekjen RKB Pulau Lombok, Iwan Harsono,
dalam sambutannya berharap agar generasi muda Dana Mbojo harus mampu menangkal
budaya-budaya asing yang bersifat negatif dalam membentuk perilaku generasi
muda seperti pergaulan bebas, Narkoba, Minum-minuman keras serta perilaku kecil
seperti ketidaksiplinan.
“Saya ingin melalui kegiatan seperti
ini, mahasiswa dapat menanamkan secara kuat nilai-nilai luhur budaya lokal seperti
nilai ‘Maja Labo Dahu’ untuk menangkal godaan perilaku-perilaku budaya asing yang
mengurangi kualitas diri generasi muda,” ujarnya.
Pantauan wartawan media ini, semangat
generasi muda Bima dalam menghadiri kegiatan seperti ini begitu tinggi dengan
membludaknya generasi muda Bima yang menghadiri dan memeriahkan acara Festival
ini. Hanya saja, dalam pelaksanaan kegiatan, masih banyak hal yang harus
mendapatkan perhatian dari Pemerintah dan atau tokoh masyarakat Bima yang ada
di Pulau Lombok dalam menyukseskan kegiatan Festival tersebut agar bisa
berjalan baik, lancar dan berkualitas, seperti lemahnya kualitas sounds system sehingga
berdampak pada tidak maksimalnya performa tampilan, pelaksanaan kegiatan yang
dilaksanakan di area terbuka sehingga rawan tidak terlaksana dengan baik karena
saat sekarang sudah masuk musim hujan.
Keterbatasan anggaran sesungguhnya
menjadi kendala lahirnya daya kreasi generasi muda ditengah semua fasilitas
saat sekarang ini yang harus berbayar cash. (GA. 211*).