Gubernur NTB, DR TGKH M Zainul Majdi, dalam acara pembukaan Konferensi Ulama Internasional di Islamic Center NTB, Jum'at 27 Juli 2018.
Mataram, Garda Asakota.-
Gubernur NTB, DR TGKH M Zainul Majdi,
menyatakan tumbuh suburnya pemikiran ekstrim dalam beragama menyebabkan
Negara-negara seperti Suriah, Irak, dilanda peperangan yang berkepanjangan. “Akibat
dari peperangan yang berkepanjangan itu yaitu hancurnya peradaban-peradaban
yang telah dibangun dengan fondasi yang kokoh,” ujar pria yang merupakan Ketua
Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia saat membuka
Konferensi Ulama Internasional di Islamic Center NTB, Jum’at 27 Juli 2018.
Solusi untuk mengakhiri peperangan
dikalangan Negara-negara Islam itu menurutnya adalah menghilangkan pemikiran
ekstrim dalam beragama dan menumbuh-suburkan pemikiran Islam Moderat atau
Wahsatiyatul Islam.
Islam moderat
atau washatiyatul Islam, yang selama ini berkembang di dunia, dalam prespektif
Ahlussunah wa Jama'ah, akan memberikan kedamaian dalam kehidupan umat manusia.
Terlebih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di hadapan
ratusan delegasi dari 21 negara di dunia tersebut, termasuk mantan Rektor
Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir Dr. Ibrahim Hudhud, Gubernur menyebut, hilang
pemahaman moderasi Islam menyebabkan peperangan dan perpecahan. Bahkan,
berkembangnya paham Islam yang mengedepankan ekstrimisme, akan berujung pada
tindakan terorisme.
Gubernur juga
menegaskan bahwa pemikiran ahlusunah Wal jamaah, melalui pendiri pendiri nya,
telah banyak melahirkan karya yang tidak hanya bermanfaat bagi umat. Namun juga
memberikan manfaat besar bagi seluruh elemen bangsa di Indonesia.
"Ketika
moderasi Islam mulai dilupakan, ketika tidak lagi menjadikan washatiyatul Islam
sebagai poros pemikirannya, maka mulailah terasa kegelisahan di tengah-tengah
kita," ungkap Gubernur yang lebih dikenal Tuan Guru Bajang (TGB)
itu.
Gubernur yang
juga Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia
menyatakan bahwa seluruh anak bangsa hendaknya mengambil pelajaran dari apa
yang terjadi di sebagai negara Islam akhir-akhir ini. Yaitu, hilangnya
pemikiran Islam moderat, yang di satu sisi tumbuh subur pemikiran ekstrim,
menyebabkan negara negara, seperti Syuria, Iraq, dilanda peperangan yang
berkepanjangan.
"Apa akibat
dari itu semua, yaitu hancur peradaban peradaban yang telah dibangun dengan
fondasi yang kokoh," jelas TGB.
Karena itu,
Gubernur TGB mengajak seluruh umat, bahkan seluruh elemen bangsa, untuk
menjadikan moderasi Islam ini sebagai perekat persatuan, di tengah keberagaman
yang berkembang di Indonesia.
"Mari kita
rapatkan barisan, mari kita kokohkan persaudaraan. Rasanya yang mampu
merekatkan itu semua adalah pemikiran washatiyatul Islam," ajak TGB. (*).