Suasana Final Debat Kedua Cagub dan Cawagub NTB Periode 2018-2023 yang digelar oleh KPU NTB bekerjasama dengan I News TV, Jum'at malam 22 Juni 2018.
Mataram, Garda Asakota.-
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi
NTB bekerja sama dengan I News TV menggelar Final Debat Terbuka Ke-II Calon
Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) NTB Periode 2018-2023 di
Hotol Lombok Raya Mataram, Jum’at Malam 22 Juni 2018.
Dipandu oleh moderator dari I News
TV, Tasya Syarief, final debat terbuka dihadiri lengkap oleh empat (4) Pasangan
Calon (Paslon) Cagub dan Cawagub NTB yakni Paslon Nomor urut 1 yang diusung
oleh Partai Golkar, Nasdem dan PKB, Suhaili-Amin, Paslon Bernomor Urut 2 yang
diusung oleh Partai Gerindra, PAN, PPP, PDI P, Hanura, PBB, PKPI, Perindo, TGH
Ahyar Abduh dan H Mori Hanafi, Paslon Nomor urut 3 yang diusung oleh Partai
Demokrat dan PKS, DR Dzulkiflimansyah dan DR Hj Siti Rohmi Djalillah, dan
Paslon nomor urut 4 yang berasal dari kalangan independen yakni H Ali BD dan TGH
Lalu M Gede Wirasakti Amir Murni.
Ketua KPU NTB, Lalu Aksar Ansori.
Dalam sambutannya, Ketua KPU Provinsi
NTB, Lalu Aksar Ansori, berharap dengan pelaksanaan final debat kedua Cagub dan
Cawagub NTB ini seiring dengan berakhirnya masa kampanye dapat menjadi penentu bagi
3,5 juta pemilih di NTB untuk menentukan pilihannya terhadap Cagub dan Cawagub
yang mengikuti kontestasi Pilgub NTB.
“Malam ini akan menentukan kemantapan
niat, ketetapan hati dan akan mempercepat langkah pemilih menuju Tempat
Pemungutan Suara (TPS) tanggal 27 Juni 2018,” kata pria yang dikenal ramah ini
saat menyampaikan sambutannya.
Topik final debat yang ditetapkan
oleh KPU dan disusun bersama Tim Pakar dari Universitas Mataram, yakni tentang
sinergitas managerial pembangunan antara pemerintah pusat dan daerah. Seraya
mengutip salah satu konsep pemikiran Islam, Ketua KPU NTB, mengatakan bahwa
Kebijakan Seorang Pemimpin harus berorientasi pada penciptaan kesejahteraan
rakyat.
Memasuki topik sesi debat pertama
soal keberagaman antar penduduk yang heterogen di NTB, Paslon Nomor urut 1,
Suhaili-Amin, menyatakan sesuai dengan motto yang diusung yakni bersatu,
berikhtiar, menuju NTB Sejahtera sudah mencerminkan perwujudan penghargaan atas
keberagaman. “Kata bersatu sudah menunjukan kepada aspek keberagaman bahu
membahu dalam membangun daerah tanpa membedakan antara satu dengan yang lain,”
kata pria yang juga merupakan Bupati Lombok Tengah.
Dalam aspek kebijakan, tambah Amin,
paslon Suhaili-Amin akan membentuk Forum Komunikasi Antara Ummat Beragama. “Dan
itu terus berjalan sembari kita akan terus meningkatkan dengan
kebijakan-kebijakan lainnya,” timpal Amin.
Paslon Nomor Urut 2, TGH Ahyar Abduh
dan Mori Hanafi, yang ditanya soal aspek pertanian sebagai sektor penggerak
ekonomi pembangunan di Desa, mengatakan Provinsi NTB memiliki empat (4) potensi
besar sebagai penggerak ekonomi yakni bidang pertanian, kelautan, pertambangan
dan pariwisata. Menurutnya, sektor-sektor ini bisa digerakan ketika para petani
dan penggerak ekonomi NTB telah mendapatkan porsi kesejahteraan yang memadai
dari Pemerintah. “Solusinya adalah sejahterakanlah petani,” ujar pria yang juga merupakan Walikota Mataram ini.
Giliran Paslon Nomor Urut 3,
Dzul-Rohmi, ditanya soal pemerataan infrastruktur dalam mensejahterakan masyarakat
NTB, menurutnya pembangunan itu mensyaratkan adanya mobilitas. “Mobilitas mensyaratkan
hadirnya infrastruktur yang memadai. NTB ada Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Kami
akan membangun secara seimbang infrastruktur di kedua pulau ini seperti jalan
raya, pelabuhan dan bahkan bandar udara baru mutlak diperlukan demi
kesinambungan pembangunan. Begitu pun dalam aspek infrastrukutr non fisik jauh
lebih penting untuk kami perhatikan seperti upgrading human capacity,” kata
Dzulkiflimansyah.
Terakhir Paslon Nomor 4, Ali BD dan TGH
L Gede Sakti, ditanya soal program dalam mengatasi stagnasi pembangunan
pelabuhan antar pulau dan antar provinsi, Ali BD menyatakan sebagai Bupati
Lombok Timur dirinya mengaku telah membuat pelabuhan di Lombok Timur. “Pemerintah
Provinsi sekarang hanya mengandalkan Pemerintah Pusat untuk sektor pelabuhan.
Ini akan dihentikan, yah. Jadi sekarang, transportasi di NTB ini, khususnya
transportasi laut kurang seimbang. Kita sangat tergantung pada Kementerian
Perhubungan RI karena peran Pemerintah Provinsi hampir tidak ada di sektor ini.
Kalau saya jadi Gubernur, banyak hal yang akan saya selesaikan berhubungan
dengan pelabuhan ini. Contoh yang jelas, saya membangun pelabuhan dengan biaya
ratusan milyar hanya dari APBD saja, tidak ada dari yang lain. Yang saya
selesaikan adalah pelabuhan di Labuhan Haji, begitu pun dengan pelabuhan Lalar,
dua pelabuhan yang sejak jaman dahulu menunjukan peranannya di sektor
transportasi lau. Itu yang akan saya lakukan nanti apabila saya jadi Gubernur,”
tandasnya. (GA. 211/215*).