Mataram, Garda Asakota.-
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
NTB merilis data pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB pada Triwulan I Tahun 2018
berada diangka -0,33 % atau berada di urutan paling bontot di bawah Provinsi
Kalimantan Timur dari 34 Provinsi se-Indonesia.
Perekonomian Provinsi NTB berdasarkan besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2018 mencapai Rp 29,70 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 21,84 triliun.
“Ekonomi Provinsi NTB pada triwulan I-2018 dibanding
periode yang sama tahun 2017 (Y on Y) mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar
-0,33 persen, dengan kontraksi tertinggi terjadi pada Kategori Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian sebesar -20,29 persen. Hal ini juga tergambar dari
sisi PDRB Pengeluaran dimana Komponen Ekspor Luar Negeri mengalami kontraksi
paling tinggi yaitu -22,46 persen,” ungkap Kepala BPS Provinsi NTB, Ir.
Endang Tri Wahyuningsih, MM, Senin (7/4).
Dijelaskannya, dibanding triwulan IV 2017, pertumbuhan
ekonomi Provinsi NTB pada triwulan I-2018 (Q to Q) mengalami kontraksi hingga
-6,10 persen, dimana kontraksi tertinggi terjadi pada Kategori Pertambangan dan
Penggalian yang mencapai -27,41 persen. Dari sisi PDRB Pengeluaran tergambar
komponen Ekspor Luar Negeri yang mengalami kontraksi sebesar -31,63 persen.
Kalau dilihat dari pertumbuhan ekonomi NTB triwulan I
tahun 2018 tanpa tambang bijih logam secara Y on Y tumbuh 4,34 persen.
Jika secara Q to Q atau bulan yang sama tahun lalu tumbuh -1,11 persen.
Mengenai indeks tendensi konsumen NTB triwulan I tahun
2018. Untuk ITK triwulan I tahun 2018 bernilai 104,75, hal ini memberi gambaran
bahwa masyarakat merasa perekonomian mereka sedikit lebih baik dibandingkan
triwulan IV-2017.
Dimana, optimisme konsumen triwulan I tahun 2018
didasari oleh meningkatnya indeks pengaruh inflasi terhadap konsumsi (106,14),
Indeks Pendapatan Kini (104,97) dan sedikit peningkatan pada Indeks Volume
Konsumsi (102,49).
“Konsumen memperkirakan bahwa, perekonomian pada
triwulan II-2018 akan lebih baik dibandingkan triwulan I-2018 dengan ITK
Mendatang sebesar 117,81, ” kata dia.
Pendapatan konsumen pada triwulan II-2018 akan
meningkat karena tunjangan dan Bonus biasanya diberikan saat hari raya Idul
Fitri yang akan terjadi di triwulan tersebut. Indeks pendapatan mendatang
bernilai 131,80 dipicu oleh persepsi tersebut.
“Ada kecenderungan konsumen memilih menunggu untuk
melakukan pembelian barang tahan lama di triwulan II-2018 dengan indeks 93,28,
“ujarnya.
Berbicara statistik tenaga kerja NTB Februari
2018, angkatan kerja pada Februari 2018 sebanyak 2.459.021 orang.
Penduduk bekerja di NTB pada Februari 2018 sebanyak 2.375.811 orang. Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2018 sebesar 3,38 persen.
Pada Februari 2018, sebesar 71,51 persen penduduk
bekerja pada kegiatan informal, dan persentase pekerja informal turun 2,64
poin dibanding Februari 2017. Selama setahun terakhir, sektor-sektor yang
mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja adalah Jasa Pendidikan
(0,85 poin),
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan
Mobil (0,81 poin), dan Sektor Industri Pengolahan (0,64 poin).
Pada Februari 2018, terdapat 965.983 (40,66 persen)
penduduk bekerja tidak penuh (jam kerja kurang dari 35 jam seminggu) mencakup
16,49 persen setengah penganggur dan 24,17 persen pekerja paruh waktu. (*).
Baca Juga Berita Terkait :
http://www.gardaasakota.com/2018/04/ipm-ntb-naik-ke-urutan-29-dari-34.html
Baca Juga Berita Terkait :
http://www.gardaasakota.com/2018/04/ipm-ntb-naik-ke-urutan-29-dari-34.html