-->

Notification

×

Iklan

Pariwisata Bima Dalam Konsep dan Perspektif

Friday, October 13, 2017 | Friday, October 13, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-10-14T04:01:37Z
Foto: Mr. Usman. A.Md.Par, S.Pd

       Ketika mendengar kata pariwisata apa yang terlintas dalam kelebatan pikiran kita? Kebanyakan  akan menjawab : jalan-jalan, bersenang-senang, pantai, gunung- demikian yang mereka katakan ketika mendapat pertanyaan tersebut di atas. Secara kesan tidak ada yang salah dalam jawaban yang mereka lontarkan. Pariwisata adalah berjalan-jalan dan bersenang senang.

   Padahal yang sesungguhnya pariwisata mencakup segala segi ketika orang memutuskan melakukan perjalanan ada sebuah kegiatan yang dilakukan yaitu dorongan yang dialami dari dalam diri wisatawan sendiri serta hal yang menarik si wisatawan ( dorongan dari luar ) untuk memutuskan destinasi yang akan di kunjunginya. Akan timbul istilah demand untuk daerah asal wisatawan dan supply untuk daerah tujuan wisata. Banyak kompenen yang terlibat dalam kegiatan wisata antara lain : transportasi, akomodasi, tempat makan dan minum, objek dan atraksi wisata, Pemandu wisata , Money Changer, Souvenir shop serta kelengkapan sarpras atau amenitas pendukung.

    Selanjutnya, hal yang mendorong wisatawan melakukan kegiatan wisata, jika dorongan dari dalam diri wisatawan sendiri adalah merupakan keinginan untuk lepas dari kegiatan sehari-hari atau kegiatan rutin yang biasa dilakukan seperti belajar atau bekerja. Pariwisata adalah industri dengan pertumbuhan tercepat didunia modern. Orang-orang selalu melakukan perjalanan ke bagian yang jauh dari dunia untuk melihat monumen, seni dan budaya, rasa masakan baru dll. Lalu, bagaimana dengan daerah kita Bima tercinta tentang pengembangan pariwisata dalam konsep dan Perspektif.

     Pada saat ini Bima telah banyak berbenah sehubungan dengan geliat pariwisata. Dua Pemerintah Daerah yang ujung tombaknya Dinas Pariwisata dan Swasta ( stakeholder ) sebagai pemangku kepentingan serta Masyarakat Lokal sebagai pemangku kepentingan utama bersinergi dalam mewujudkan Bima sebagai destinasi wisata. Bukti keseriusan pemerintah sebagai penyedia sarana dan pembuat regulasi adalah terus berupaya mengembangkan bandara Bima, kemudian sarana transportasi udara semakin banyak yang melayani jalur masuk ke Bima, seperti Garuda Air, Lion dan Wings Air serta Nam Air. Bukan tidak mungkin kedepan pesawat berbadan lebar akan melayani rute Bima dengan melakukan pengembangan Landasan Pacu.

     Kita semua sadar bahwa kalau serius maka konsep 5 A harus menjadi perhatian utama. 5 A adalah 1. Accessibility (Kemudahan dalam menjangkau berarti komponen Transportasi dan sarana Jalan). 2. Accomodation (Tempat menginap di Bima dan Kota Bima telah tersedia dengan segala kelengkapan Fasilitas dan dilengkapi dengan restaurant). 3. Attraction (di Bima memiliki banyak objek dan atraksi budaya yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri). 4 Activity (Aktivitas wisatawan, sangat didukung dengan Objek Alam, Budaya dan Minat khusus). Dan yang ke 5. Amenities ( pemerintah telah melengkapi segala sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata).

   Langkah yang harus dilakukan adalah 1. Memoles spot-spot objek dan atraksi 2. Membuat kawasan Wisata. 3. Terus melengkapi srana dan prasarana.

   Kita semua tahu ciri khas dan keunikan Bima beragam : 1. Terkenal dengan Kudanya (orang selama ini mengenal susu Kuda Bima yang belum di kemas menarik 2. Terkenal dengan Garoso nya (Kebun Garoso nya mulai menghilang). Kuda, hal yang mesti dipikirkan adalah bukan susu kudanya saja, tapi bagaimana dibuatkan konsep dengan systim Penangkaran Kuda di sebuah area padang Savana sehingga wisatawan dapat melakukan banyak aktivitas seperti pusat penelitian, berkuda dan pengamatan serta wisata peras susu kuda, melihat prose pengemasan sekaligus menikmati susu kuda.

     Untuk Garoso, dulu salah satunya Desa Panda sangat terkenal dengan Kebun Garoso, nah ! sekarang diciptakan pelestarian dan pembudidayaan Garoso sehingga ada tour memetik Garoso, Karena Malang terkenal hanya karena Apel. Hal lain Teluk Bima sangat tenang dan layak untuk Tour kombinasi dalam bentuk Cruise dengan melibatkan beberapa spot yang ada dibagian barat ada pantai soromandi, wadu pa’a, kemudian di bagian barat ada Kolo dan Ule, serta di selatan ada pantai Lawata. Dengan perahu hias tradisional yang menarik dilakukan aktivitas Cruise tour.

      Selanjutnya masyarakat sebagai pemangku kepentingan utama, sangat banyak mengambil peran, Pokdarwis adalah ujung tombak pemberi pencerahan pada masyarakat, bagaimana Sapta Pesona dipahami dan dapat diterapkan dengan baik. Pemandu Wisata, komponen ini yang paling penting karena merupakan ujung tombak dalam kegiatan wisata ( Front Linear and The Ambasador). Sebagai seorang pramuwisata harus paham apa syarat yang harus dikuasai dan dilengkapi supaya mendapatkan Lisensi. Setelah itu memahami Kode etik sebagai Pramuwisata. Kita yakin Bima suatu saat akan menjadi salah satu DTW di Indonesia dengan cara menguatkan sinergi semua unsur untuk menyadari bahwa pariwisata yang berbasis masyarakat tujuannya untuk kesejahteraan Masyarakat pula.

   Satu catatan Penting dengan kesadaran kita semua untuk membuat Kondusif wilayah kita. Sehingga wisatawan berani berkunjung karena itu kuncinya. Mereka datang menghabiskan uang, menikmati keadaan Bima dengan nyaman serta mereka membawa pulang pengetahuan dan pengalaman dengan Satisfied (Kepuasan ). Bravo Bima untuk pariwisatanya, Motto Pemerintah yang saya tahu untuk 2017 “Ingat Bima Ingat Kuda, Ingat Kuda Ingat Bima. “Semoga bermanfaat.

"Mr. Usman adalah Pemerhati Pendidikan dan sosial juga sebagai seorang Pengajar Produktif pada Program Keahlian Perhotelan dan Jasa Pariwisata di SMKN 1 Kota Bima sejak 1998-saat ini."

×
Berita Terbaru Update