-->

Notification

×

Iklan

MIRIS, Jam Sekolah Bocah Kelas-4 SDN Tarlawi Ini Justru Berjualan Nyiru di Kobi

Wednesday, October 25, 2017 | Wednesday, October 25, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-10-25T02:06:55Z


Kota Bima,  Garda Asakota.-

          Jam sekolah, biasanya bagi anak-anak dimanfaatkan untuk belajar dan menimba ilmu di sekolah.  Namun, sayangnya hal itu tidak terjadi pada Afdatul. Bocah yang mengaku masih duduk di bangku kelas-4 SD Tarlawi Kecamatan Wawo Kabupaten Bima ini, justru memanfaatkan waktu sekolahnya dengan berjualan nyiru  di Kota Bima.

      Wartawan koran ini yang kebetulan melihatnya sedang melintasi kawasan Santi Kecamatan Mpunda Kota Bima,  mencoba mongoreknya, mengaku generasi yang berada di sekolah untuk belajar itu justru lebih memilih berjualan.  "Saya masih sekolah, kelas 4 SDN Tarlawi," ujarnya,  Rabu pagi (25/10), ketika menjawab pertanyaan wartawan, apakah dirinya tidak bersekolah sehingga harus berjualan di saat jam sekolah.      ‎

           Dengan berbekal tas belanja dan sepikul nyiru ia mengaku berkeliling Kota Bima untuk ditawarkan ke ibu-ibu rumah tangga. Anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan suami isteri Arsyad dan Hijrah Desa Tarlawi ini, beralasan hari itu sengaja memilih berjualan nyiru karena sekolahnya sedang dalam tahap perbaikan. Namun ia mengaku berjualan bukan saat itu saja, tetapi hal ini sudah dilakoninya sejak lama meski terkadang harus mengorbankan jam sekolahnya.

         Dari Tarwali ia mengaku diantar oleh bapaknya pakai motor dan turun di Kota Bima. Biasanya kalau dagangan laku ia cepat pulang menumpang bis Sape di terminal Dara atau terminal Kumbe. Bahkan terkadang ia terpaksa harus bermalam jika dagangan tidak semuanya laku terjual. "Biasanya saya bermalam di masjid Salahuddin bersama rekan-rekan sekampung seperti Ikra, Fajar, dan Ruslan," imbuh bocah yang mengaku sudah bisa membaca dan berhitung ini.

         Rupanya,  Afdatul tidak sendirian berjualan nyiru. Ada beberapa rekan sekampungnya yang menekuni usaha yang sama. "Biasanya kami berpencar, masing-masing menjual 20 lembar nyiru. Jika laku, adalah buat dikasih ibu di rumah. Tapi, pernah juga dalam sehari hanya laku beberapa biji saja," katanya tersipu malu seraya mengaku jika dagangannya habis keuntungannya bisa mencapai Rp100 ribu. "Itu yang dikasih ke ibu buat nabung untuk keperluan sekolah, " tuturnya. (GA. 212*)

×
Berita Terbaru Update