Kasat Lantas Polresta Mataram, AKP Suherdi.
Perkembangan teknologi saat sekarang
ini yang begitu pesat berimplikasi terhadap kemudahan sektor kehidupan manusia
termasuk dalam sektor pelayanan arus kendaraan berlalu lintas di Jalan Raya.
Keberadaan CCTV Berbicara yang ditempatkan di setiap perempatan lampu merah
paling tidak memberikan kemudahan bagi para petugas Kepolisian Lalu Lintas
melakukan pengawasan terhadap terjadinya tindak pelanggaran berlalu lintas dan
kejahatan lainnya yang berpotensi terjadi di Lampu Stoppan.
Kota Mataram sebagai Ibukota
Provinsi NTB menurut Wakil Ketua DPRD NTB, Mori Hanafi, SE., M.Comm., sudah
sangat layak untuk ditempatkan CCTV Berbicara disetiap perempatan Lampu Merah
Kota Mataram. “Khususnya disetiap perempatan lampu merah yang arus kendaraannya
sangat padat dan berdekatan dengan fasilitas public lainnya perlu memang
ditempatkan CCTV Berbicara untuk memudahkan pengawasan dan pengaturan arus lalu
lintas,” ujar pria yang juga merupakan Calon Wakil Gubernur NTB berpasangan
dengan Walikota Mataram, H Ahyar Abduh, kepada wartawan Garda Asakota, Rabu
(11/10).
Sementara itu, Kasat Lantas Polres
Kota Mataram, AKP Suherdi, sependapat dengan pernyataan Wakil Ketua DPRD NTB
tersebut, menurutnya, Kota Mataram sudah sangat layak untuk ditempatkan CCTV Berbicara
disetiap perempatan lampu merah yang mengalami kepadatan arus lalu lintas. Wacana
ini menurutnya sangat bagus jika bisa diimplementasikan guna mengurai tingkat
kemacetan di jalan raya. “Harus ada kesiapan Pemerintah Daerah juga dalam mengupayakan
hadirnya teknologi CCTV Berbicara ini. Apalagi dengan tingkat pertumbuhan Kota
Mataram sebagai pusat Ibukota Provinsi ini kedepannya mengalami peningkatan
yang sangat cepat baik itu pada tingkat jumlah atau kuantitas kendaraan dan
tingkat mobilitas kendaraannya akan lebih padat lagi, maka keberadaan CCTV
Berbicara ini akan sangat diperlukan sekali,” ungkap pria asal Narmada Lombok
Barat ini.
Keberadaan CCTV Berbicara menurutnya
sangat diperlukan dalam memudahkan pemantauan di Jalan Raya guna meminimalisir
terjadinya tingkat pelanggaran, terjadinya kecelakaan atau tingkat fatalitas
korban kecelakaan, termasuk juga dalam memantau terjadinya tingkat kerawanan
yang mengganggu stabilitas keamanan. “Dan ini bisa dipasang pada titik-titik
terjadinya tingkat kerawanan macet seperti di Perempatan BI, perempatan
Cakranegara, Ampenan, termasuk sepanjang jalan utama di Kota Mataram yang
menjadi simpul-simpul terjadinya kemacetan,” pungkasnya. (GA. Imam*).