-->

Notification

×

Iklan

Jelang Hari Raya, Pemkot Bima Akan Bagikan Insentif Guru Ngaji, Imam Masjid, Bilal dan Marbot

Friday, June 16, 2017 | Friday, June 16, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-06-16T09:04:19Z
Foto: Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Setda Kota Bima, Drs H A Wahid.

Kota Bima, Garda Asakota.-

Kabar gembira bagi para Guru Ngaji, Imam Masjid, Bilal dan Marbot karena rencananya Pemerintah Kota (Pemkot) Bima jelang Hari Raya Idul Fitri ini bakal membagikan Insentif yang bersumber dari dana APBD Kota Bima. Menurut Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Setda Kota Bima, Drs H A Wahid, sebanyak 1.301 orang yang terdiri dari 832 orang guru ngaji, Imam Masjid sebanyak 16 orang, 152 orang bilal dan 154 orang Marbot bakal menerima insentif dari Pemkot Bima yang dananya bersumber dari APBD Kota Bima.

           “Jumlah insentif yang akan diterima yakni untuk Imam Masjid akan menerima dana insentif sebesar Rp650 ribu per orang. Sementara untuk bilal dan marbot nanti bakal menerima dana sebesar Rp450 ribu per orang dan untuk guru ngaji akan mendapatkan dana insentif yakni Rp18 ribu yang akan dikalikan dengan jumlah santri yang ada di TPA nya. Insentif yang diperoleh ini jumlahnya sama dengan yang diperoleh sebelumnya. Jadi belum ada peningkatan insentif yang signifikan dari insentif yang diterima sebelumnya,” kata Wahid kepada Garda Asakota di ruang kerjanya, Jum’at (16/06).

Pembagian insentif kepada para guru ngaji, imam masjid, bilal dan marbot ini menurutnya sebagai wujud kepedulian Pemerintah terhadap amal bakti yang diberikan oleh para imam masjid, guru ngaji, bilal dan marbot ini dalam melaksanakan pengabdiannya selama ini.  “Mereka telah mendedikasikan hidupnya untuk hal-hal yang baik. Dan kedepannya kami akan upayakan agar penghargaan kepada mereka ini dapat ditingkatkan lagi,” timpalnya lagi.

          Menjawab terhadap pertanyaan wartawan soal bagaimana dengan Guru Ngaji yang dalam Realitanya tidak atau bahkan sudah lama tidak lagi aktif menjalankan fungsinya sebagai Guru Ngaji, namun tetap tercantum untuk menerima insentif dari pemerintah? Menurutnya, data yang dipergunakan pihaknya adalah berdasarkan data dari pihak Kelurahan. “Dan kalaupun ada ditemui hal-hal semacam itu maka sangat disayangkan sekali. Karenanya kami sangat mengharapkan kerjasama dari masyarakat untuk selalu memantau kegiatan TPQ  yang ada di Kelurahan masing-masing, apakah aktif atau tidak. Jangan sampai ada laporan atau isu ada TPQ Fiktif,” pinta Wahid.

          Pihaknya berencana, kedepannya untuk tiap tiap RW itu hanya ada satu (1) TPQ saja. “Ini semata-mata bertujuan untuk memudahkan kami dalam melakukan pendataan walaupun nantinya tetap ada beberapa TPA di masing-masing RT. Kami hanya akan memakai data dari TPQ induk di RW tersebut,” tandasnya. (GA. 003*).
×
Berita Terbaru Update