-->

Notification

×

Iklan

Ceramah di Masjid Istiqlal, Ini Pesan Penting TGB

Friday, June 9, 2017 | Friday, June 09, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-06-09T01:45:12Z

Jakarta, Garda Asakota.-

          Pembicaraan tentang Taqwa adalah pembicaraan yang paling inti dalam Islam. Karena itu merupakan wasiat dari Allah yang berulang-ulang disebut dalam Al-Quran, dengan beragam konteks. Demikian Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Majdi saat menyampaikan Ceramah Shalat Terawih di Masjid Istiqlal Jakarta pusat, Rabu (8/6).

          Di hadapan ribuan jamaah shalat terawih yang memadati masjid terbesar di Indonesia itu,  Gubernur NTB yang akrab disapa TGB  mengatakan, berkali-kali soal taqwa ini juga diingatkan oleh Nabi Muhammad SAW agar kita memedomaninya. Dan buku-buku para ulama dan khotbah-khotbah dari guru-guru kita, penuh tentang bahasan-bahasan tentang taqwa kepada Allah. "Kita harus bisa memanfaatkan ketaqwaan agar bisa menjadi bekal untuk bahagia dunia dan akhirat. Karena sebaik-baik bekal adalah taqwa kepada Allah", jelas Gubernur, seperti disampaikan Karo Humas Pemprov NTB, H. Yusron Hadi.
Menurut TGB, kalau menggunakan analogi pohon dan tumbuh-tumbuhan, untuk dapat menghasilkan buah yang manis dan lezat diperlukan dari tanah yang subur. Buah yang manis dan lezat itu adalah taqwa.  Sedangkan tanah yang subur adalah hati seorang manusia yang dipenuhi keimanan.

         Berdasarkan analog sederhana ini, menurut gubernur, unsur yang paling penting untuk diperhatikan untuk mendapatkan buah taqwa adalah tanahnya (hati). Hati manusia telah dipenuhi oleh iman oleh Allah dan harus dirawat. "Mari pupuki iman itu dengan senantiasa bersyukur dan bersabar, apapun yang kita hadapi. Jangan terlalu senang atas nikmat dan jangan pula terlalu susah atas sesuatu yang menimpa kita", ujar orang nomer satu di NTB itu.

JANGANLAH BERLEBIHAN MEMUJI DIRI

         Gubernur TGB juga mengingatkan agar kita jangan berlebihan memuji diri sendiri bahkan memuji orang lain. "Allah mengingatkan dalam Al Qur'an bahwa janganlah kalian memuji-muji diri kalian, apalagi mengaku orang yang lebih baik dan bertaqwa dari orang lain. Dan juga jangan berlebihan memuji orang lain", ungkap gubernur.
Ada ungkapan bahwa jika kita terlalu banyak memuji orang lain, maka sesungguhnya kita telah memotong lehernya. Ini artinya Allah mengajarkan kita untuk mengapresiasi semua mahluk, dengan meletakkan segala sesuatu pada proporsinya.  Apa yang kita ketahui dan merupakan bagian dari diri kita, kita persaksikan. "Sedangkan sesuatu yang bukan merupakan bagian dari diri kita dan tidak kita ketahui hakekatnya, jangan coba-coba untuk masuk di dalamnya", jelas gubernur yang akrab disapa TGB (Tuan Guru Bajang).

         Moderasi, proporsionalitas dan jangan berlebih-lebihan adalah bentuk ketaqwaan. Nabi Muhammad tidak hanya mengajarkan kita untuk tidak berlebih-lebihan dalam hal beribadah. Tetapi juga dalam menghadapi kehidupan kita yang di dalamnya terdapat perbedaan pendapat satu sama lain serta dinamika-dinamika sosial budaya sebagai bagian dari masyarakat yang luas dan majemuk. (GA. IAG*)
×
Berita Terbaru Update